t w e n t y o n e

1.1K 60 2
                                    

Jangan lupa votenya teman-teman😊

"Ekhem!"

Seketika Dave dan Keysha langsung melepas pelukan mereka. Wajah mereka sama-sama memerah menahan malu. Walaupun sebenarnya mereka tidak melakukan hal mesum, tetap saja mereka malu terciduk dalam posisi berpelukan.

"Maaf ya, bibik ganggu acara kalian," ucap Bik Rum sambil menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.

"K-kita nggak ngapa-ngapain kok Bik. Iya kan Key?" ucap Dave. Keysha menyetujui ucapan Dave dengan mengangguk cepat. Mereka sama-sama salah tingkah.

"Bibik udah pernah muda, Den. Bibik udah ngerasain kasmaran waktu SMA dulu," ucap Bik Rum sambil meletakkan tas yang berisi keperluan Keysha.

"Ih, Bibik apaan sih kita bukan sepasang kekasih," ucap Keysha. Wajahnya terlihat memerah menahan malu.

"Iya-iya Non. Non Keysha udah makan? Kalo belum Bik Rum suapin ya," ucap Bik Rum.

"Tadi mama udah beli makanan kok Bik," ucap Dave.

"Mamanya Den Dave ke sini?" tanya Bik Rum.

"Iya. Sama papa juga. Tapi sekarang mereka beli makan," ucap Dave. Bik Rum hanya mengangguk pertanda mengerti.

"Tangan Non Keysha sakit?" tanya Bik Rum setelah matanya menangkap pergelangan tangan Keysha yang diperban.

"Nyeri Bik," ucap Keysha.

"Makanya Key jangan coba-coba bunuh diri. Iya kalo Lo langsung meninggal, kalo nggak Lo sendiri yang ngerasain sakitnya," ucap Dave.

"Iya gue salah."

"Gue nggak mau denger Lo ngelakuin hal bodoh lagi. Hidup ini indah Key, sayang kalo Lo harus ninggalin tanpa bahagia dulu. Gue aja belum bahagiain Lo, masa Lo mau pergi duluan," ucap Dave.

Keysha tak bisa menahan senyumnya saat mendengar ucapan Dave. Ia sangat baper mendengar ucapan Dave yang menurutnya memiliki makna tersembunyi.

"Non Keysha baper ya," tebak Bik Rum.

"Nggak. Siapa yang baper," ucap Keysha berusaha mengelak. Matanya diedarkan ke seluruh ruang inap agar menghindari kontak mata dengan Bik Rum dan Dave.

"Oh iya, tadi bibik udah coba telpon nyonya sama tuan, Non. Tapi nggak diangkat, Bibik juga udah kirim pesan ke mereka, tapi belum dibales juga. Mungkin mereka sibuk," ucap Bik Rum. Wajah yang semula santai kini berubah serius.

"Keysha nggak yakin kalo mereka bakalan nyempetin pulang buat jenguk Keysha. Kan pekerjaan mereka lebih penting daripada Keysha," ucap Keysha. Sudah lebih dari dua tahun Dia sabar menghadapi sikap orang tuanya yang mulai tak peduli. Dan akhirnya Ia berada di titik jenuh untuk bersabar.

"Jangan gitu, Key. Lo bisa doain mereka supaya mereka berubah," ucap Dave.

"Non Keysha sebentar lagi juga mau lulus SMA, setelah SMA Non Keysha bisa kuliah di luar kota," ucap Bik Rum.

"Kita lihat kedepannya aja Bik, aku juga belum memutuskan apapun setelah lulus nanti," ucap Keysha.

Ceklek

Terlihat orang tua Dave memasuki ruang inap Keysha dengan menenteng beberapa kantung plastik yang bertuliskan nama restoran.

"Cepet banget, Ma," ucap Dave.

"Sebenernya sebelum kita ke sana papa udah pesen dulu. Yang punya restoran itu Om Riko, temennya papa," ucap Tante Dyra.

"Anda siapanya Keysha, Mbak?" tanya Tante Dyra setelah matanya menangkap sosok asing.

"Saya Rumi bu, ART di rumahnya Non Keysha," ucap Bik Rum sambil menyodorkan tangannya sebagai bentuk perkenalan.

"Saya Dyra, mamanya Dave," ucap Tante Dyra sambil menjabat tangan Bik Rum. Sekarang Bik Rum tahu jika ketampanan Dave berasal dari perpaduan wajah cantik sang mama dan wajah tampan sang papa.

"Ini buat Keysha, ini buat Dave, ini mama, ini papa, yang ini Mbak Rumi," ucap Tante Dyra sambil menyodorkan satu per satu makanan pada nama yang tadi Ia sebutkan.

"Saya nggak usah Nyonya," ucap Bik Rum sambil meyodorkan makanan ke  Tante Dyra.

"Nggak papa Mbak, daripada sisa mubazir," ucap Tante Dyra.

"Terima kasih Nyonya," ucap Bik Rum.

"Gue suapin ya, Key," ucap Dave sambil membuka bungkusan makanan.

"Nggak usah, Dave. Gue bisa makan sendiri," ucap Keysha.

"Key, tangan kanan Lo diinfus, sedangkan tangan kiri Lo habis dijahit. Gimana caranya makan coba. Pokoknya gue suapin, kalo nggak mau gue maksa," ucap Dave.

"Iya-iya, lagian nggak ada gunanya nolak," ucap Keysha.

"Chiken Steak pake nasi?" ucap Dave keheranan setelah membuka bungkusan makanan milik Keysha.

"Mama sengaja. Soalnya kalo cuma steaknya aja Keysha nggak bakal kenyang. Lagian chiken steak di sana empuk kok," ucap Tante Dyra.

"Sebenernya Keysha juga lebih suka makanan kalo ada nasinya," sahut Keysha.

"Udah-udah, kalo kalian debat terus makanannya keburu dingin," ucap Om Devan menengahi.

"Aaaa," ucap Dave sambil mengrahkan sendok ke mulut Keysha. Dengan wajah memerah Keysha membuka mulutnya perlahan.

"Mama mau disuapin juga?" ucap Om Devan.

"Nggak, mama tau diri kalo udah tua," ucap Tante Dyra.

"Ma, pa, jangan kayak gitu dong. Calon mantu kalian malu nih," ucap Dave sambil melirik ke arah Keysha yang menundukkan kepalanya, berusaha menyembunyikan semburat merah di pipinya.

"Daveee," rengek Keysha. Ia tak menyangka jika Dave akan mengatakan hal itu. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat sejak Dave menyuapinya.

Dave terkekeh melihat reaksi Keysha yang malu-malu. Tangannya terangkat untuk mencubit pipi Keysha, "Lucu banget sih."

"Ekhem!" Deheman Om Devan membuat keduanya sadar jika mereka sedang menjadi pusat perhatian para penghuni ruang inap Keysha. Dan lagi-lagi pipi Keysha memerah karena Dave.

__________________________________________

Yeay bisa update tepat waktu. Semoga bisa gini terus yaa. Kalo kalian semangat aku juga tambah semangat ngetiknya.


Purwodadi, 8 Maret 2020

KEYSHA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang