t h i r t y f o u r

1K 57 6
                                    

Vote...

Author POV

Keysha menyusuri jalanan komplek perumahan dengan tergesa. Pagi-pagi sekali Dave menelponnya dan mengatakan bahwa ia tak bisa berangkat ke sekolah karena demam.

Alhasil Keysha harus berjalan sampai ujung komplek agar bisa menaiki angkot. Ia menjadi dirinya sebelum bertemu Dave. Berangkat menggunakan kendaraan umum yang penuh dengan siswa-siswi.

Keysha merasa beruntung karena tepat ia sampai di ujung komplek, angkot melintas. Dengan cepat Keysha melambaikan tangannya untuk memberhentikan angkot itu.

Lagi-lagi ia merasa beruntung karena di dalam angkot tidak ada anak Starlight selain dirinya. Ia kembali merasa takut untuk datang ke sekolah tanpa Dave. Bagaimana pun juga Dave selalu melindungi dirinya.

Jantungnya berdetak semakin kencang kala angkot yang ia tumpangi berhenti di depan bangunan megah milik Starlight. Keysha segera membayar ongkos angkot, setelahnya ia berjalan masuk ke dalam area sekolah. Ia merapalkan kata-kata penguat hatinya agar rasa takut itu sedikit berkurang.

Mata Keysha membulat kala mendengar suara bel pertanda masuk berbunyi. Dengan sekuat tenaga Keysha berlari menuju kelasnya yang berada di lantai tiga.

*****

Keysha keluar kelas dengan wajah lelahnya. Jam menunjukkan pukul empat sore, dan artinya sekitar 8 jam lebih ia belajar. Tubuh dan otaknya sangat lelah, ditambah ia tak punya teman hari ini.

Matanya menyipit kala melihat seseorang yang sangat tidak asing. Orang itu tengah berdiri di samping mobil miliknya. Dengan langkah lebar Keysha menghampiri orang itu.

"Tante Dyra," ucapnya menyapa ibu dari sahabatnya itu.

"Keysha," balas Tante Dyra sambil tersenyum. Hal itu membuat orang-orang di sekitar mereka memandang tak suka ke arah Keysha.

"Tante ngapain di sini? Nungguin Om Devan?" tanya Keysha. Baru pertama kalinya ia melihat Tante Dyra berada di sekolah ketika tidak ada acara apapun.

"Tante mau jemput kamu," ucap Tante Dyra.

"Jemput Keysha?" ucap Keysha sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Iya. Hari ini Dave sakit, tante khawatir kalau kamu pulang sendirian, makanya tante datang ke sini buat jemput kamu. Sekalian tante mau ajak kamu ke rumah," jelas Tante Dyra sambil mengelus rambut Keysha sebatas bahu dengan lembut.

"Kan Keysha bisa pulang sendiri, Tan. Lagipula sepulang sekolah Keysha ada rencana buat ke rumahnya Tante," ucap Keysha disertai senyum manis miliknya.

"Kalian ngomongin kita?" ucap Tante Dyra pada segerombolan gadis yang tak jauh dari mereka. Matanya menatap nyalang ke arah gerombolan gadis itu.

"Nggak Bu," ucap salah satu gadis.

"Alesan aja kamu. Keysha ini calon mantu saya, kalau saya denger kalian ngomongin yang nggak-nggak tentang Keysha kalian bakal berurusan dengan saya," ucap Tante Dyra. Pipi Keysha terasa terbakar mendengar Tante Dyra yang menyebutnya calon mantu.

"Cantik-cantik nggak ada akhlak," gerutu Tante Dyra. Dengan cepat ia masuk ke dalam mobil, diikuti oleh Keysha.

"Mampir ke rumah Keysha dulu, Tan. Keysha mau ganti baju," ucap Keysha.

"Nanti kita beli aja. Kebetulan butik teman tante nggak jauh dari sini," ucap Tante Dyra.

"Nggak usah, Tan. Tante udah kasih aku baju banyak," tolak Keysha.

"Nggak papa. Lagian tante seneng beliin kamu baju, dari dulu tante pengen punya anak perempuan. Pengen pakein rok-rok lucu, kepang rambutnya, pengen denger dia cerita setelah pulang sekolah," ucap Tante Dyra. Keysha merasa tak enak mendengar ucapan Tante Dyra.

*****

"Kamu makan dulu, ya. Tante masakin cumi tepung, kamu suka cumi kan?" ucap Tante Dyra.

"Tap--"

"Makan aja. Tante mau masak bubur buat Dave. Nanti setelah kamu makan coba kamu bujuk Dave biar mau makan. Siapa tahu yang bujuk kamu Dia mau," ucap Tante Dyra.

"Iya, Tan."

"Tante tinggal ke dapur dulu, ya. Makan yang banyak," ucap Tante Dyra. Keysha hanya tersenyum mendengar ucapan Tante Dyra.

Keysha memakan makanannya dengan lahap. Masakan Tante Dyra benar-benar membuat Keysha ketagihan. Ia tak menyangka jika Tante Dyra tahu makanan kesukaannya. Sedangkan mama dan papanya tidak tahu menahu apa yang Keysha sukai.

Sepuluh menit kemudian makanan yang ada di piringnya telah tandas tak tersisa. Keysha membawa piring bekas makannya menuju dapur untuk dicuci.

"Kamu mau ngapain, Key?" tanya Tante Dyra saat Keysha menyalakan keran air di wastafel.

"Mau cuci piring, Tan," ucap Keysha.

"Udah biar Tante aja. Buburnya udah mateng, kamu bawa ke kamarnya Dave ya," ucap Tante Dyra. Ia segera memindahkan bubur yang ia buat ke mangkuk.

"Air sama obat udah ada di kamarnya Dave," sambung Tante Dyra.

"Keysha ke atas dulu ya, Tan," pamit Keysha.

Keysha berjalan dengan hati-hati, ia takut jika bubur itu tumpah. Bukan karena takut kotor, tapi takut jika bubur itu melukai tangannya karena masih panas.

Dengan susah payah ia membuka pintu kamar Dave. Ia menarik sedikit sudut bibirnya saat melihat Dave berbaring tak berdaya dengan selimut yang menutupi sebatas leher.

"Keysha? Lo ke sini sama siapa?" Hampir saja ia menjatuhkan baki yang ia bawa karena ucapan Dave yang mengagetkannya.

"Gue dijemput Tante Dyra," ucap Keysha.

"Udah mendingan?" tanya Keysha. Tangannya menyentuh dahi Dave yang masih hangat.

"Gue bawa bubur. Lo makan ya," ucap Keysha sambil mengambil mangkuk yang sebelumnya ia letakkan di atas nakas.

"Kenapa harus bubur sih," gerutu Dave. Suaranya terdengar lemah. Dengan perlahan Dave bangkit dari tidurnya, lalu menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang.

"Lagian Lo mau makan se-enak apapun kalau pas lagi sakit rasanya pasti hambar. Mendingan makan bubur, sakit nggak sakit rasanya sama," ucap Keysha.

"Iyain deh," ucap Dave. Selanjutnya ia membuka mulutnya.

"Kenapa buka mulut?"

"Suapin gue," pinta Dave.

"Udah tua minta disuap," gerutu Keysha. Walaupun begitu ia tetap menyuapi Dave dengan telaten. Sedangkan Dave bersorak dalam hati karena bisa membodohi Keysha. Kapan lagi ia bisa disuapi oleh Keysha.
_________________________________________

Ini masih hari Minggu ya. Jadi jangan protes.

Purwodadi, 26 April 2020

KEYSHA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang