f o u r t y f o u r

1K 55 0
                                    

Vote...

Author POV

Keysha keluar dari kamarnya dengan lesu. Gadis itu seperti tak punya daya, ia juga malas melakukan aktivitas apapun, termasuk sekolah. Bukan tanpa alasan, pasalnya sudah tiga hari Dave pergi ke luar negeri bersama sang papa. Hal itu membuat dirinya kesepian.

"Pagi Tante," sapa Keysha. Ia memaksakan senyumnya pada wanita yang sebentar lagi akan menjadi ibu mertuanya.

"Pagi juga Key. Cepetan sarapan, nanti kamu telat," ucap Tante Dyra. Jam menunjukkan pukul 06.40, tapi gadis itu masih saja santai. Sebenarnya ia malas untuk sarapan, tapi karena Tante Dyra telah menyiapkan sarapan untuknya, mau tidak mau Keysha harus memakannya.

"Pulang sekolah kamu nggak ada acara kan, Key?" tanya Tante Dyra.

Keysha menelan makanan di mulutnya, "Nggak kok, Tan."

"Nanti pulang sekolah kita fiting baju ke butiknya temennya Tante," ucap Tante Dyra dengan nada bahagia. Dalam hati Keysha bersyukur karena mendapatkan calon ibu mertua yang baik, mau menerima dirinya dengan tangan terbuka.

"Keysha ngikut Tante aja," ucap Keysha. Sebenarnya Keysha masih sungkan dengan Tante Dyra. Tapi ia tak bisa seperti itu terus kan? Toh lambat laun ia juga akan tetap bersama Tante Dyra.

*****

Keysha mengambil napas dalam-dalam sebelum melangkahkan kakinya masuk ke area sekolah. Ia melakukan hal itu agar pikirannya jauh lebih tenang. Walau sebenarnya tak mengubah apapun.

Sebelum Dave datang di hidupnya, mungkin Keysha merasa biasa saja dengan tatapan tak suka dari penduduk sekolah. Tapi sekarang ia merasa takut untuk menghadapinya lagi. Ia sudah bergantung pada Dave. Laki-laki itu membawa pengaruh yang besar dalam hidupnya.

Tatapan tak suka juga ia dapatkan dari teman sekelasnya. Bukan hanya itu, kalimat-kalimat sindiran juga ia dapatkan. Mungkin karena ucapan Dave seminggu yang lalu. Laki-laki itu bilang jika Keysha merupakan tunangannya. Sontak haters Keysha bertambah banyak. Apalagi tiga hari ini Dave tidak ke sekolah, teman-temannya semakin gencar menyindirnya dengan kalimat pedas.

Untung saja setelah ia duduk di bangkunya bel berbunyi. Tak perlu menunggu waktu lama, Pak Saka--guru fisika--masuk dengan tatapan tajam menusuk. Memulai pelajaran dengan diiringi keheningan muridnya.

*****

Keysha bernapas lega saat Pak Saka keluar dari kelasnya. Sebenarnya bukan hanya Keysha, tapi juga teman-temannya. Dengan cepat ia memasukkan alat tulis ke dalam laci mejanya. Kemudian ia mengeluarkan kotak bekal yang ia bawa dari rumah.

Sejak tiga hari yang lalu dirinya memang membawa bekal sendiri. Ia merasa was-was jika ke kantin sendirian. Untuk menghindari hal yang tak diinginkan Tante Dyra membuatkan Keysha bekal. Isinya hanya sandwich buatan calon mertua. Juga susu kemasan rasa coklat.

Baru saja ia akan memasukkan sandwich ke mulutnya tiba-tiba sebuah tangan menyenggolnya dengan sengaja. Hal itu membuat sandwich miliknya jatuh di lantai.

Keysha menatap malas ke arah sang pelaku. Cewek tak tahu diri itu malah menatap Keysha nyalang.

"Kenapa?" tanya Keysha tenang.

"Kenapa? Lo inget nggak ucapan Lo tempo hari. Lo nyuruh gue ngejauh dari Reynan, maksud Lo apa?" ucap Irene. Sontak seluruh teman kelasnya membuat lingkaran, mengerubungi Keysha dan Irene.

"Gue udah bilang kalau dia nggak baik," ucap Keysha.

Irene menarik rambut Keysha kasar, "Lo itu nggak tahu apapun tentang Reynan. Jangan bertingkah seolah-olah Lo itu orang yang paling kenal sama Reynan."

Keysha hanya meringis sambil berusaha melepaskan tarikan Irene di rambutnya.

"Lo yang nggak tahu apa-apa! Lo nggak tahu seberapa jahatnya Reynan," ucap Keysha. Ringisannya semakin kencang kala Irene menarik rambutnya lebih kencang.

"Lo sengaja bilang gitu kan? Biar gue percaya sama Lo terus gue sama Reynan putus. Licik banget Lo," ucap Irene.

"Lo pasti bakalan nyesel nggak percaya sama gue. Suatu saat nanti kejahatan Reynan bakal terungkap," ucap Keysha sambil sesekali meringis. Bukannya melepaskan tarikan di rambutnya, Irene malah menariknya semakin kencang.

"Sadar diri dong! Yang jahat itu Lo, Key. Lo tega bunuh Keyra karena kalah peringkat dari Dia," ucap Mischa, salah satu teman sekelas Keysha.

"KALIAN NGGAK TAHU APA-APA TENTANG GUE! JANGAN BERTINGKAH SEOLAH-OLAH KALIAN MANUSIA PALING BENER!" teriak Keysha. Bersamaan dengan itu ia terisak, ucapan teman-temannya kembali menyakiti hatinya.

Karena kesal dengan ucapan Keysha, Irene mendorong Keysha dengan kencang. Keysha terjatuh dari bangkunya, kepalanya membentur ujung meja, membuat darah mengalir dari pelipisnya.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN!" ucapan Bu Rasti.

Mendengar teriakan Bu Rasti membuat segerombolan siswa itu membubarkan diri. Meninggalkan Keysha yang memegangi kepalanya yang pusing juga perih.

"Alfa, bawa Irene ke ruangan saya. Saya mau anter Keysha ke UKS," ucap Bu Rasti pada Alfariz. Dengan cepat Alfa melaksanakan perintah Bu Rasti. Sedangkan Bu Rasti sendiri membantu Keysha berdiri, lalu menuntunnya dengan langkah pelan menuju UKS.

"Saya sudah menelpon Bu Dyra," ucap Bu Rasti setibanya mereka di UKS. Bu Rasti mengambil beberapa barang yang Keysha tak tahu namanya. Dengan telaten Bu Rasti mengobati Keysha.

"Bu Rasti tahu dari mana kalau saya sama Irene bertengkar," tanya Keysha penasaran. Tak biasanya hal ini terjadi, sebelumnya tak ada yang melaporkan kejadian perundungan pada guru.

"Tadi kebetulan saya lewat kelas kamu, saya curiga karena kelas kamu sangat berisik, apalagi di waktu istirahat," jelas Bu Rasti.

"Udah selesai. Sekarang kamu istirahat dulu, saya mau ngurus Irene," ucap Bu Rasti.

"Irene jangan dikeluarin ya bu," ucap Keysha memohon.

"Kita lihat nanti," ucap Bu Rasti. Setelahnya Bu Rasti meninggalkan Keysha sendirian di UKS. Keysha sendiri memilih untuk memejamkan matanya, berharap pusing di kepalanya dapat berkurang.

_______________________________________

Hari ini spesial banget. Karena hari ini I'm [not] Alone ulang tahun ke-1 tahun. Seneng banget cerita ini bisa bertahan. Buat next chapter aku nggak bisa janji buat up, karena mulai besok aku ada UAT.

Purwodadi, 1 Juni 2020

KEYSHA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang