e p i l o g u e

1K 38 5
                                    

Happy Reading!

Author POV

Terlihat sepasang ibu dan anak tengah berjalan dengan tubuh saling merapat. Senyum bahagia begitu terpancar dari keduanya. Di belakang mereka ada dua laki-laki mengikuti mereka.

"Mama yakin mau balik ke sana? Keysha masih mau lama-lama sama Mama," rengek Keysha pada Renatha.

Orang yang dipanggil mama itu tersenyum maklum. Dengan sayang ia mengusap rambut lebat milik sang putri. "Sebenernya mama juga masih kangen sama kamu. Tapi gimana lagi? Mama dan Papa punya kerjaan di sana."

"Nanti kalau kita punya waktu luang kita bisa main ke sana, Key," sahut Dave.

"Tuh Dave mau ajak kamu nanti," balas Renatha.

Sebenarnya ada rasa tak tega saat ia harus meninggalkan Keysha di sini. Tapi mau bagaimana lagi? Sekarang Keysha sudah menikah, itu berarti Keysha harus mengikuti kemanapun sang suami pergi. Jika saja Keysha masih lajang, pasti Renatha akan memboyong Keysha ke Amerika dan memulai hidup baru di sana.

"Tapi Mama sama Papa baru seminggu di sini," ucap Keysha dengan manja. Ia masih ingin berlama-lama dengan orangtuanya, ia masih merindukan momen kebersamaan mereka.

"Key, jangan gitu dong. Mama sama papa punya kerjaan di sana, nggak bisa ditinggal kelamaan. Aku beneran janji bakal ajak kamu ke sana kalau liburan nanti," ucap Dave berusaha membujuk Keysha.

Keysha mengangkat kepalanya, tatapannya beralih ke Dave. "Janji?"

"Aku janji, Sayang. Sini kamu peluk aku aja, kasian Papa Damian nggak ada yang peluk."

Damian dan Renatha hanya terkekeh mendengar penuturan menantunya. Karena mereka percaya jika Keysha akan luluh dengan Dave. Buktinya Keysha langsung menjauhkan tubuhnya dari sang mama, lalu beralih mendekat ke arah Dave.

"Mama sama Papa yakin nggak mau dianter sampai bandara?" ucap Keysha.

"Nggak usah. Kami mau mampir ke rumahnya temen Papa dulu," tolak Renatha dengan halus.

"Padahal Keysha mau anter Mama sama Papa ke bandara."

Dave mengusap bahu Keysha saat melihat gadis itu tertunduk sedih. Ia tak bisa melakukan apapun selain menghibur gadisnya.

"Mama nggak pengen kamu capek, Key."

"Keysha ngerti kok, Ma," balas Keysha lirih.

Renatha memilih mendekat saat melihat raut wajah Keysha yang begitu lesu. Sebenarnya ada rasa tak tega saat melihat wajah Keysha. Tapi mau bagaimana lagi? Ia tak bisa meng-iya-kan ajakan Keysha untuk ikut, mengingat ia harus bertemu dengan teman lamanya.

Keysha melepaskan tangan Dave yang berada di tubuhnya, dengan gerakan cepat ia melesak masuk ke dalam pelukan sang mama. Rasanya sangat nyaman, Keysha pasti akan merindukan pelukan ini.

"Mama berangkat dulu, Sayang. Kamu baik-baik di sini, kalau ada apa-apa kamu bisa telpon Mama. Walaupun kita bakal berjauhan, tapi kamu tetep anak mama."

"Keysha bakal kangen sama Mama," balas Keysha lirih. Bahkan gadis itu mengeluarkan air matanya.

Renatha melepas pelukan mereka, dengan lembut ia menghapus air mata yang mengalir di pipi sang putri. Tak memungkiri jika ia ikut sedih melihat Keysha menangis, tapi ia harus menahannya. Keysha tak boleh tau jika ia berkali lipat sedih. Bukan hanya itu, rasa penyesalan selalu menghantuinya, terlebih saat melihat wajah Keysha.

"Sini peluk papa, Key," ucap Damian seraya merentangkan kedua tangannya.

Tanpa basa-basi Keysha mendekat ke arah sang papa. Tangis Keysha kembali pecah saat pelukan itu terasa, pelukan yang dua tahun lebih tidak ia rasakan. Perasaannya tenang, Keysha merasa terlindungi.

KEYSHA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang