Jangan lupa votenya^_^
Author POV
"Ini Non bekalnya," ucap Bik Rum sambil menyodorkan Tupperware berwarna biru.
"Makasih Bik," ucap Keysha disertai senyum manisnya.
"Tumben Non Keysha bawa bekal," ucap Bik Rum.
"Soalnya Keysha bakal pulang telat, Bik," ucap Keysha sambil memasukkan Tupperware ke tas sekolahnya.
"Non Keysha mau kerja kelompok?" tanya Bik Rum. Bukan tanpa alasan, semenjak kejadian dua tahun lalu, Keysha tidak pernah kerja keompok, dikarenakan teman-temannya enggan berkelompok dengan Keysha yang dianggap pembunuh.
"Nggak Bik. Keysha mau kerja part time," ucap Keysha.
"Kenapa Non Keysha kerja? Apa uang dari nyonya dan tuan nggak cukup?" tanya Bik Rum.
"Iya Bik. Uang dari mereka nggak cukup buat saku selama sebulan. Padahal kebutuhan Keysha juga banyak. Tapi Bibik jangan bilang ke mama papa kalau Keysha kerja," ucap Keysha.
"Bibik cuma bisa pesen, utamain sekolah Non. Uang bisa dicari dengan mudah kalo Non Keysha punya ijazah tinggi. Bibik janji nggak bakalan bilang ke tuan dan nyonya," ucap Bik Rum.
"Makasih Bik. Keysha boleh minta tolong lagi nggak Bik," ucap Keysha.
"Boleh, Non," ucao Bik Rum.
"Tolong cariin kunci kamarnya Keyra ya Bik," ucap Keysha.
"Buat apa non?" tanya Bik Rum penasaran. Pasalnya semenjak kematian Keyra, kamar milik Keyra di gembok dan tidak pernah dibuka sampai sekarang.
"Keysha mau cari petunjuk. Semoga ada sesuatu yang bisa ngejawab penyebab meninggalnya Keyra," ucap Keysha sendu.
"Bibik bakalan bantu dan rahasiain hal ini dari tuan dan nyonya," ucap Bik Rum.
"Makasih udah mau bantu Keysha, Bik," ucap Keysha sambil memeluk wanita paruh baya itu.
"Sama-sama non. Bik Rum juga seneng bisa bantuin Non Keysha," ucap Bik Rum sambil mengelus punggung Keysha.
"Keysha berangkat dulu, Bik," ucap Keysha sambil mencium punggung tangan Bik Rum. Sebenarnya Ia ingin mencium punggung tangan orang tuanya di saat akan pergi ke sekolah, tapi lagi-lagi keadaan yang membuatnya tak bisa melakukan hal itu.
"Udah lama?" tanya Keysha setelah Ia duduk di bangku samping kemudi.
"Baru aja. Kayaknya Lo lagi seneng banget, emang ada apa?"
"Kan hari ini gue udah mulai kerja. Rasanya udah nggak sabar banget," ucap Keysha sambil membayangkan bagaimana pekerjaannya nanti.
"Cuma itu?" tanya Dave.
"Sebenernya Bik Rum mau bantuin gue buat nyariin kunci kamar Keyra. Gue seneng, mungkin nggak lama lagi semuanya bakal kebongkar," ucap Keysha disertai senyuman di akhir kalimatnya.
"Gue ikut seneng ngedengernya. Semoga Lo cepet nemuin keadilan," ucap Dave.
"Btw, cake yang dijual di cafe Lo dari mana? Soalnya enak banget. Kalo ada uang pengen beli yang gede langsung," tanya Keysha.
"Semua jenis cake yang ada di cafe dari toko kuenya mama," ucap Dave.
"Jadi Tante Dyra punya toko kue?" ucap Keysha dengan nada terkejut.
"Lo baru tahu?"
"Iya, kalian hebat. Bisa punya bisnis masing-masing," ucap Keysha.
"Bisnis itu dari hobi kami. Kecuali papa sih, papa kan harus ngurusin perusahaannya kakek," ucap Dave.
"Andai aja keluarga gue kayak keluarga Lo," ucap Keysha sambil menunduk sedih.
"Ssst, nggak boleh gitu. Setiap keluarga punya kelebihan masing-masing. Mungkin keluarga gue hebat di bisnis, tapi belum tentu yang lainnya juga hebat. Gue yakin keluarga Lo juga punya kelebihan, tapi Lo nggak sadar sama hal itu," ucap Dave.
"Buat apa banyak kelebihan kalo nggak punya hati?"
"Bukannya nggak punya, tapi hati mereka baru banyak kabutnya," ucap Dave.
"Setebal apapun kabut, pasti masih ada celah buat melihat," ucap Keysha.
"Udah Key, jangan kayak gitu. Gimana pun juga mereka itu orang tua Lo. Gue harap Lo selalu sabar ngehadepin sikap mereka," ucap Dave.
"Saat ini gue sabar kok. Nggak tahu kalau kedepannya," ucap Keysha. Dave memilih bungkam, Ia hanya bisa menasihati, Keysha menyanggah ucapan Dave karena Keysha lebih tahu daripada dirinya.
Beberapa menit setelahnya mobil milik Dave berhenti di parkiran sekolah, terlihat parkiran sudah padat dengan motor dan mobil.
"Maaf Dave," ucap Keysha.
"Kenapa Lo minta maaf?" tanya Dave keheranan.
"Gara-gara nungguin gue lama, jadinya mobil Lo ada di belakang," ucap Keysha.
"Nggak papa. Yang ada mobil gue bisa keluar lebih cepet dari biasanya," ucap Dave.
"Iya juga sih," gumam Keysha.
"Turun yuk," ajak Dave. Tanpa membalas ucapan Dave, Keysha turun terlebih dahulu dari mobil Dave.
Sejenak, Keysha dapat menulikan pendengarannya dari hujatan-hujatan yang diucapkan oleh siswi Starlight. Mungkin karena efek Keysha akan bekerja sepulang sekolah.
Langkah mereka terhenti karena Irene dan Reynan menghalangi jalan. Mata Keysha melirik ke arah tangan Irene dan Reynan yang saling bertautan.
"Ngapain Lo ngelihatin tangan kami?" ucap Irene sinis.
"Apa Lo mau ngerebut pacar gue?" sambung Irene.
"Buat apa ngerebut pacar teman sendiri," ucap Keysha.
"Emangnya kita temenan?"
Deg
Perkataan Irene sangat menyakiti hatinya. Segampang itukah Ia melupakan persahabatan mereka?
"Kalo kalian ngehalangin jalan cuma buat ngomong hal yang nggak penting, mendingan kalian minggir deh. Kalian ngebuang waktu berharga gue sama Keysha," ucap Dave.
"Sadar Dave, Lo itu cuma dimanfaatin Keysha. Mungkin saat ini baru tumpangan mobil. Lama-lama mobilnya," ucap Reynan.
"Berarti gue dapet pahala, soalnya hidup gue bermanfaat buat Keysha. Nggak kayak hidup Lo yang nggak ada gunanya sama sekali," ucap Dave.
"Pergi aja yuk," ucap Keysha sambil menarik-narik lengan Dave.
"Bangsat Lo!" ucap Reynan. Tangannya terkepal erat menahan emosi. Jika saja bukan karena Ia dalam masa percobaan, Ia pasti sudah menghajar Dave habis-habisan.
"Sebelum menghina orang lain pastikan diri Lo sempurna," ucap Dave sebelum Ia pergi dari hadapan Reynan dan Irene.
________________________________________
Author bali lagi nih. Maaf buat keterlambatan updatenya. Maklum, anak kelas sepuluh yang tugas baru banyak-banyaknya. Semoga kalian suka!
Purwodadi, 25 Jan 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYSHA ✔
Teen Fiction[B e l u m R e v i s i] Judul awal : I'm [not] Alone Amazing cover by @jeyndstory__ Disarankan follow sebelum membaca⚠️ Sequel My Sweet Boyfriend Entah mengapa nasib baik tak memihak pada Keysha. Satu per satu orang tersayangnya pergi meninggalkann...