One vote one happiness🌹
Author POV
"Siapa cowok itu?" tanya sang mama.
"Temen Keysha," ucap Keysha tenang.
"Sekarang udah berani bawa cowok ke rumah. Jadi kayak gini kelakuan kamu kalau kami nggak di rumah?" ucap Renatha.
"Itu nggak seperti yang mama pikirin, Dave cuma nganter aku pulang," ucap Keysha berusaha mengontrol emosinya.
"Dibayar berapa semalem?" tanya Renatha sinis.
"Dave itu cuma temen, Ma. Dia nggak seperti yang mama pikirin, Dave itu cowok baik," ucap Keysha.
"Bisa nggak sih kamu jaga kelakuan kamu? Kalau orang-orang tau kamu bawa cowok ke rumah, apa tanggapan mereka?" ucap Renatha.
"Mama selalu aja mentingin harga diri daripada anak sendiri. Dave itu cuma TEMEN Ma, Dia yang udah bantu aku. Dia dan mamanya yang ngurus aku waktu aku dirawat di rumah sakit. Sedangkan kalian di mana? Apa kalian nggak malu sama mereka?" ucap Keysha menggebu-gebu. Ia juga menekan kata teman pada perkataannya.
"Kamu nyalahin kami? Seharusnya kamu mikir, ini semua gara-gara kamu! Karena kamu saya kehilangan Keyra, dan karena itu saya membenci kamu," ucap Renatha sambil menunjuk wajah Keysha.
"Mama pikir cuma mama yang merasa kehilangan? Keysha juga, Ma. Keysha kehilangan sodara, kehilangan teman, pacar, bahkan Keysha kehilangan kasih sayang kalian. Keysha kehilangan semuanya," ucap Keysha. Ia tak menyadari jika air matanya telah mengalir deras.
"Buat apa kamu nangis? Sekarang kamu menerima karma atas semua kelakuan kamu," ucap Renatha. Kemudian Renatha beranjak dari ruang tamu menuju kamar utama.
Untuk kesekian kalinya Keysha menangis karena perkataan sang mama.
*****
Keysha terbangun karena sinar matahari menerpa wajah cantiknya. Sabtu, hari yang paling ditunggu oleh Keysha.
Tiba-tiba Ia teringat dengan kejadian semalam. Dimana perkataan mamanya yang begitu menyakiti hatinya. Dan karena hal itu Keysha menangis hingga akhirnya tertidur dengan sendirinya.
Dengan perlahan Keysha turun dari ranjangnya, menuju balkon yang ada di kamarnya. Menghirup dalam-dalam udara yang masih segar. Memandangi aktivitas makhluk hidup di pagi hari.
Setelah sepuluh menit, Ia memutuskan untuk mandi. Secepatnya Ia harus pergi menemui Keyra. Dua tahun lalu pada hari yang sama, Keyra menghembuskan napas terakhirnya. Meninggalkan Keysha dengan sejuta luka.
Bukannya Ia menyalahkan Keyra atas apa yang menimpa dirinya, tapi Ia merasa gagal menjadi seorang kakak bagi Keyra. Bahkan, Ia tak tahu alasan mengapa Keyra melompat dari rooftop sekolah.
Yang Keysha tahu, sebelum Keyra pergi Dia sedang ada masalah dengan Reynan. Tapi tak mungkin jika Keyra memutuskan mengakhiri hidupnya hanya karena cowok. Karena Keyra bukan tipe orang yang mementingkan pacar daripada yang lain. Baginya, keluarga adalah segalanya.
Keysha berjalan menuju meja rias, di mana Ia menaruh dompet. Ia menhembuskan napas kasar kala melihat uangnya hanya tinggal sedikit. Rencananya Ia akan membeli buket bunga kesukaan Keyra. Tapi uangnya sangatlah menipis, apalagi orang tuanya tak lagi memberinya uang saku.
"Dicukupin aja lah," gumam Keysha sambil memasukkan dompetnya ke dalam tas.
Untuk menghemat, Ia memilih memesan ojek online, apalagi baru ada diskon. Semenjak Ia bertemu dengan Dave, cowok itu selalu mengirim kuota setiap minggunya. Padahal Keysha sama sekali tidak minta. Berulang kali Keysha menolak, tapi Dave mengatakan bahwa kuota itu bisa digunakan untuk membalas chatnya.
Ketika Ia sampai di pekarangan rumah, ojol yang ia pesan telah tiba. Dengan cepat Ia duduk di atas motor, lalu menyebutkan tempat tujuannya, pemakaman umum.
Sepuluh nenit kemudian mereka sampai di tujuan. Jarak rumah Keysha ke pemakaman memang tidak begitu jauh, kurang lebih tiga kilometer. Setelah membayar ongkos Keysha mampir di sebuah toko bunga yang ada di dekat pintu pemakaman.
Keysha membeli buket bunga dan bunga tabur. Keysha sadar jika Ia boros membeli dua jenis bunga sekaligus. Tapi tak apalah, Ia melakukan ini hanya sesekali.
Dari jarak sekitar lima meter, Keysha melihat seorang wanita yang sedang berada di samping makam yang menjadi tujuannya, makam Keyra.
Setelah Keysha memperhatikan dengan seksama Ia baru sadar jika wanita itu adalah Renatha. Dengan cepat Ia bersembunyi di tempat yang jauh dari penglihatan sang mama.
Keysha tak menyangka jika mamanya ingat hari kematian Keyra. Dadanya serasa menghangat, walaupun mamanya tidak peduli padanya, setidaknya Ia masih peduli dengan Keyra.
Tak berselang lama Renatha beranjak dari pemakaman. Mungkin Ia sudah lama berada di sana. Setelah dirasa sang mama telah jauh dari pemakaman, Keysha berjalam mendekat ke makam Keyra yang sudah dipenuhi oleh bunga.
"Aku dateng, Ra."
"Nggak kerasa udah dua tahun kamu pergi. Andai kamu masih ada, mungkin semuanya nggak bakal gini."
"Bukannya aku nyalahin kamu, tapi aku ngerasa gagal jadi kakak yang baik buat kamu, Ra. Mungkin ini balesan buat aku, ditinggalin sama orang-orang yang aku sayang," ucap Keysha sambil menghapus air matanya.
Hening.
Setelahnya Keysha memilih diam sambil menatap gundukan tanah di depannya. Kilasan masa lalu kembali berputar di pikirannya. Kebersamaan dengan Keyra paling mendominasi.
"Doain aku ya, Ra. Semoga aku bisa tahu alasan kamu bunuh diri, biar semuanya jelas. Papa mama biar peduli sama aku lagi."
Setelahnya Keysha menunduk, merapalkan doa sebisanya untuk Keyra dan eyangnya. Setelah selesai Ia meletakkan buket bunga di dekat nisan Keyra. Lalu Ia juga memberi makam eyang dengan bunga tabur yang tadi Ia beli.
Keysha menatap langit yang mulai menggelap. Setelahnya Keysha berjalan meninggalkan pemakaman dengan langkah pelan.
________________________________________
Sesuai janji, seminggu dua kali ya. Untuk update selanjutnya insyaallah hari Minggu.
Purwodadi, 19 Maret 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYSHA ✔
Teen Fiction[B e l u m R e v i s i] Judul awal : I'm [not] Alone Amazing cover by @jeyndstory__ Disarankan follow sebelum membaca⚠️ Sequel My Sweet Boyfriend Entah mengapa nasib baik tak memihak pada Keysha. Satu per satu orang tersayangnya pergi meninggalkann...