t h i r t y t h r e e

1K 49 7
                                    

Vote...

Author POV

Terlihat satu per satu pelayat meninggalkan gundukan tanah yang masih basah. Kini tinggalah beberapa anggota keluarga yang masih setia duduk di samping pusara.

Keysha sibuk menghibur Dave yang tampak terpuruk karena kehilangan sang oma. Karena memang Dave lebih dekat dengan oma daripada eyangnya. Oma adalah ibu dari mamanya dan eyang adalah ibu dari papanya.

"Yang sabar, Dave. Gue tahu banget rasanya kehilangan itu gimana, tapi yang pasti makhluk hidup bakal mati," ucap Keysha.

"Gue deket banget sama Oma, Key. Gue nyesel nggak ada di samping Oma saat Dia tiada," ucap Dave.

"Lo harus kuat, biar bisa hibur Tante Dyra. Gimana pun juga Tante Dyra jadi orang yang paling kehilangan," ucap Dyra.

Tanpa membalas ucapan Keysha, Dave berjalan mendekat ke arah Tante Dyra yang masih terisak di pelukan sang suami. Satu tahun yang lalu opa Dave atau papa dari Tante Dyra meninggal, dan sekarang giliran sang Oma menyusul.

"Ma."

"Mama nyesel nggak nurutin permintaan terakhir oma, Dave," ucap Tante Dyra sambil terisak.

"Oma minta brownies coklat, tapi mama nggak kasih." Tangisan Tante Dyra semakin histeris. Dengan setia Om Devan mengelus punggung Tante Dyra yang terlihat rapuh.

"Sayang." Om Devan panik ketika Tante Dyra pingsan dalam pelukannya, dengan sigap Om Devan membopong Tante Dyra menuju mobil.

Dave menggenggam tangan Keysha dan membuntuti orang tuanya, diikuti keluarga besarnya yang ikut panik ketika Tante Dyra pingsan.

Dave dan Keysha dengan cepat masuk ke dalam mobil, mereka menahan tubuh Tante Dyra agar tidak terguling ke bawah. Sedangkan keluarga yang lain berada di mobil masing-masing.

Dave berusaha membangunkan sang mama dengan cara menepuk pipi, karena kepala Tante Dyra berada dipangkuannya.

"Pa, jangan panik. Pelan-pelan aja bawa mobilnya," ucap Dave.

"Mama kamu pingsan, Dave," ucap Om Devan. Tak sedikitpun Om Devan  memelankan laju mobilnya.

"Pa, keselamatan kita jauh lebih penting. Kurangi kecepatannya," ucap Dave tegas.

Om Devan tak menggubris ucapan sang putra. Fokusnya hanya pada mobil yang dikendarainya, agar mereka dapat sampai rumah dengan cepat.

Dave hanya menghela napas pasrah, ia berdoa agar mobilnya tidak ada kendala apapun. Papanya memang  merupakan sosok laki-laki keras kepala yang sulit untuk ditaklukkan.

Sepuluh menit menahan kekesalan, akhirnya mobil yang dikemudikan ala pembalap oleh sang papa telah sampai. Dengan cepat Om Devan membopong Tante Dyra yang masih tak sadarkan diri. Sedangkan rombongan yang lain kembali ke rumah Oma.

Om Devan membopong Tante Dyra menuju kamar mereka. Sedangkan Dave dan Keysha membutuntuti di belakang.

"Gue nunggu di sini aja, Dave," ucap Keysha saat mereka melintasi ruang keluarga.

"Kenapa di sini? Kita tunggu mama sampai sadar di kamarnya," ucap Dave.

"Tapi gue nggak enak, Dave," ucap Keysha.

"Udah nggak papa. Lagian yang punya rumah ada di sini," ucap Dave. Tangannya menggenggam tangan Keysha, mengajaknya menuju kamar utama milik orang tuanya.

"Dave, tolong ambilin air minum," ucap Om Devan saat mereka sampai di kamar utama. Tante Dyra memang sudah sadar, dan kini ia menangis di pelukan Om Devan.

"Biar Keysha aja yang ambil," ucap Keysha. Kemudian Keysha menuju dapur untuk mengambil segelas air.

"Ini Om." Tangannya menyodorkan segelas air yang diambilnya dari dapur.

"Terima kasih, Key," ucap Om Devan.

"Sama-sama, Om," balas Keysha.

"Sayang, minum dulu biar lebih tenang," ucap Om Devan. Tante Dyra mengurai pelukannya dengan Om Devan. Matanya membengkak dan memerah karena terus menerus menangis.

"Mama jangan nangis lagi. Mata mama udah merah banget," ucap Dave.

"Dave, jagain mama sebentar. Papa mau angkat telpon dulu," ucap Om Devan. Kemudian ia keluar kamar untuk bercakap dengan orang yang menelponnya.

"Dave ambilin makan ya, ma. Tadi siang mama belum sempat makan, ini udah hampir malam," ucap Dave. Ia mendekat ke arah sang mama yang masih terdiam.

Tanpa menunggu balasan sang mama, Dave turun ke bawah menuju dapur untuk mengambil makanan untuk sang mama.

Kini giliran Keysha mendekat ke arah Tante Dyra. Tanpa aba-aba Tante Dyra memeluk Keysha erat. Keysha hanya mampu mengelus punggung Tante Dyra.

"Tante udah nggak punya orang tua, Key."

"Tante yang sabar ya. Makhluk hidup bakalan pulang ke Sang Pencipta, hanya tentang waktu, Tan," ucap Keysha. Ia paham bagaimana rasanya kehilangan untuk selama-lamanya.

"Tante jangan terus-terusan sedih, kasian Om Devan sama Dave yang ikutan sedih lihat Tante terpuruk," ucapnya lagi.

Keysha menolehkan pandangannya saat mendengar suara derap langkah. Ternyata pelakunya adalah Dave yang membawa baki berisi makanan untuk mama tercintanya.

"Sekarang mama makan ya. Biar nggak lemes, habis Maghrib kita bakal ke rumah Oma lagi buat yasinan," ucap Dave sambil meletakkan baki di atas nakas.

"Dave suapi ya, Ma," ucap Dave. Keysha bergeser agar memudahkan Dave menyuapi Tante Dyra.

"Mama mau disuapi Keysha," ucap Tante Dyra lirih. Dave hanya tersenyum mendengar permintaan sang mama. Lantas ia menyodorkan piring kepada Keysha.

"Kalau begitu Dave tinggal mandi dulu, Ma," ucap Dave.

Setelahnya kegiatan Keysha menyuapi Tante Dyra. Ada rasa haru karena Tante Dyra memperlakukan Keysha dengan baik, bahkan sepertinya Tante Dyra menganggapnya sebagai putrinya sendiri.

Dua puluh menit kemudian acara menyuapi Tante Dyra telah usai. Saat Keysha meletakkan piring di atas baki suara derap kaki kembali terdengar. Lagi-lagi Dave pelakunya.

Tampan

Puji Keysha dalam hati. Dave memang terlihat tampan dengan memakai baju koko, penampilannya pun terlihat segar karena seusai mandi.

"Dave, kamu anter Keysha pulang, ya," ucap Tante Dyra.

"Nggak usah, Tan. Keysha bisa pulang naik angkot atau ojol," tolak Keysha. Ia tak mau merepotkan keluarga Dave yang tengah sibuk.

"Nggak papa, Key," ucap Dave.

"Tap--"

"Lo cewek, Key. Gue nggak mau terjadi apa-apa di jalan nanti. Walaupun gue sendiri nggak bisa jamin kalo Lo bakal selalu aman sama gue," ucap Dave.

"Ya udah deh. Lagian nggak ada gunanya nolak," ucap Keysha. Bibirnya mencabik kesal.

"Tan, Keysha pulang dulu. Kapan-kapan Keysha main ke sini lagi," ucap Keysha. Ia mencium tangan Tante Dyra.

"Hati-hati," pesan Tante Dyra.

Dave menggenggam tangan Keysha, membawanya menuju halaman rumah di mana mobil miliknya terparkir. Di ruang tamu mereka bertemu dengan Om Devan. Tak lupa mereka berpamitan pada Om Devan.

Setelahnya mereka masuk ke dalam mobil. Tak lama setelah mesin mobil menyala, mobil milik Dave melesat meninggalkan pekarangan rumah mewahnya.
________________________________________

Maaf karena author update malam-malam. Karena ini baru selesai ngetik, daripada aku up besok takutnya kalian kecewa. Semoga paham yaaa.

Purwodadi, 24 April 2020

KEYSHA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang