t w e n t y

1.1K 61 3
                                    

Jejaknya dongg🙃

Author POV

Pemandangan yang pertama kali Dave lihat adalah seorang gadis tengah terbaring di brankar dengan mata terpejam. Pergelangan tangan gadis itu dililit oleh perban.

Dengan langkah pelan Dave mendekat ke arah Keysha. Kemudian Ia duduk di samping ranjang rumah sakit itu. Ia mengamati wajah cantik Keysha yang tampak pucat. Walaupun begitu kecantikan Keysha tidak berkurang sedikitpun.

Dave memilih untuk menggenggam tangan Keysha yang tertancap jarum infus. Ibu jarinya mengusap punggung tangan Keysha yang halus. Tangan satunya digunakan untuk mengelus rambut Keysha.

"Maaf udah buat Lo kayak gini," ucap Dave.

"Gue janji setelah ini gue bakalan lebih sering ada di samping Lo," ucap Dave. Ia membawa punggung tangan Keysha ke bibirnya, lalu mengecupnya dengan penuh perasaan. Bersamaan dengan itu jari-jari Keysha mulai bergerak.

Dave melirik mata Keysha yang juga nampak bergerak-gerak. Tak lama kemudian mata Keysha mengerjap perlahan, menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.

"Keysha," ucap Dave sambil mengelus rambut Keysha. Keysha langsung melihat ke arah Dave saat mendengar seseorang memanggil namanya.

"Dave," ucap Keysha. Suaranya tak terlalu terdengar. Mungkin efek pingsan tadi.

Dengan cepat Dave menekan tombol diatas brankar Keysha untuk memberi tahu dokter jika Keysha telah sadar.

"Ada yang sakit?" tanya Dave. Keysha hanya menggeleng.

"Haus," ucap Keysha.

"Tunggu dokter dulu ya," ucap Dave. Keysha hanya mengangguk pelan.

Tak lama kemudian Dokter Kevin datang dengan dua suster. Ia langsung memeriksa beberapa bagian tubuh Keysha. Entah apa yang dilakukan dokter itu Dave tidak mengerti.

"Syukurlah tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kita cuma tinggal menunggu jahitannya kering," ucap Dokter Kevin.

"Alhamdulillah. Sekarang Keysha boleh minum, dok?" tanya Dave.

"Boleh. Kami permisi dulu," ucap Dokter Kevin yang di-iya-kan oleh Dave. Selanjutnya Dokter Kevin meninggalkan ruang inap Keysha.

"Mau duduk?" tawar Dave. Keysha hanya mengangguk sebagai jawaban. Dengan sigap Dave membantu Keysha duduk di brankarnya.

"Minumnya pelan-pelan," ucap Dave sambil membantu Keysha untuk minum.

"Makasih udah nolongin gue, Dave. Walau sebenernya gue nggak pengen selamat," ucao Keysha.

"Nggak boleh ngomong gitu, Key. Kalo Lo selamat berarti itu tanda kalo belum saatnya Lo kembali ke Tuhan. Masih banyak yang harus Lo seslesaikan," ucap Dave.

Keysha mengurungkan niatnya membalas ucapan Dave karena tiba-tiba pintu terbuka. Lalu menampilkan sosok orang tua Dave.

"Keysha. Kamu nggak papa kan?" ucap Tante Dyra sambil memeluk Keysha. Sedangkan Om Devan langsung duduk di sofa, lalu berbincang dengan Dave.

"Keysha baik-baik saja tante," ucap Keysha sambil berusaha tersenyum.

"Kenapa kamu mau mengakhiri hidup kamu sayang? Gimana sama orang yang kamu sayang kalo kamu pergi? Udah dua kali Dave diselametin kamu dari percobaan bunuh diri," ucap Tante Dyra.

"Keysha merasa sendiri. Keysha nggak kuat kalo hidup tanpa ada satupun yang sayang Keysha," ucap Keysha sambil menyeka air matanya yang sudah menetes.

"Kan ada Dave yang sayang sama kamu. Ada tante juga, kamu boleh kok datang kapan aja ke rumah tante, curhat tentang masalah kamu," ucap Tante Dyra.

"Makasih udah baik sama Keysha tan, andai mama Keysha bisa perhatian kayak tante. Pasti Keysha nggak akan seputus asa ini," ucap Keysha.

"Kamu nggak boleh bilang kayak gitu. Mungkin ini ujian hidup kamu, tante mohon kamu jangan benci mereka. Karena bagaimanapun juga mereka udah ngerawat kamu dari kecil," ucap Tante Dyra.

"Keysha nggak benci sama mereka. Keysha cuma kecewa sama mereka," ucap Keysha.

"Kamu udah makan?" tanya Tante Dyra berusaha mengalihkan topik pembicaraan. Karena masalah keluarga adalah hal yang sensitif untuk Keysha. Sedangkan Keysha hanya menggeleng pelan.

"Tante mau beliin makanan. Kamu di sini sama Dave," ucap Tante Dyra.

"Iya tan," ucap Keysha.

"Dave, mama sama papa mau beli makanan. Kamu jagain Keysha di sini. Awas kalo Keysha kamu apa-apain," ucap Tante Dyra.

"Ayo Pa," ucap Tante Dyra. Setelahnya orang tua Dave beranjak dari ruang inap Keysha. Setelah dirasa orang tuanya tak terlihat, Dave berpindah duduk menjadi di samping Keysha.

"Key, maafin gue karena tadi gue nggak percaya sama Lo. Gue bodoh bisa percaya sama perkataan Irene. Andai gue nggak ngelakuin hal bodoh kayak tadi, Lo nggak bakalan ada di sini," ucap Dave penuh penyesalan.

"Gue ngerasa putus asa waktu Lo ngejauh dari gue. Gue udah kayak nggak ada harapan lagi," ucap Keysha. Terlihat matanya sudah berkaca-kaca.

Tanpa aba-aba Dave langsung memeluk Keysha, mendekapnya dengan erat. Seakan-akan takut kehilangan Keysha.

"Sekali lagi maafin gue Key," ucap Dave. Tangannya sibuk mengelus punggung Keysha. Sedangkan Keysha sendiri telah terisak di pelukan hangat Dave.

"Nggak papa Dave," ucap Keysha sambil mengurai pelukan Dave.

"Apa Lo tahu siapa yang udah jebak Lo?" tanya Dave. Mimik wajahnya berubah serius.

"Gue nggak tahu. Dan gue nggak curiga sama siapapun," ucap Keysha.

"Gue kaget waktu Bu Elsa nemuin benda itu di tas gue. Gue nggak tahu gimana benda itu bisa ada di tas gue," ucap Keysha.

"Gue percaya sama Lo kok. Sekarang Lo tenang aja, karena papa udah nemuin siapa yang masukin benda itu di tas Lo," ucap Dave.

"Siapa?" tanya Keysha.

"Papa nggak sebutin namanya. Yang jelas Dia udah nemuin pelakunya," ucap Dave.

"Makasih Dave. Udah berkali-kali Lo bantuin gue," ucap Keysha sambil memeluk Dave lagi. Entah mengapa Ia merasa nyaman dengan pelukan Dave. Rasanya sangat menenangkan.

Tangan Dave tak tinggal diam, Ia membalas pelukan Keysha tak kalah erat. Tangan satunya digunakan untuk mengelus rambut Keysha.

"Ekhem!"

_________________________________________

Maaf atas keterlambatan updatenya. Nggakpapa lah ya telat satu hari. Buat yang PTS semangat! Semoga hasilnya memuaskan.

Purwodadi, 2 Maret 2020

KEYSHA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang