Jangan lupa jejaknya🍁
Author POV
"Jangan sedih Key," ucap Dave sambil mengelus punggung tangan milik Keysha. Saat ini mereka sedang berada di dalam mobil untuk menuju ke sekolah.
"Gimana gue nggak sedih, Dave? Mama nggak pernah kasih uang ke gue. Giliran gue cari uang sendiri mama malah ngelarang," ucap Keysha menggebu-gebu.
"Mungkin Dia pengen Lo fokus sama sekolah," ucap Dave berusaha menenangkan Keysha.
"Mama cuma nggak mau orang-orang tau keburukannya. Padahal semua itu nyata," ucap Keysha. Nada bicaranya memelan, bersamaan dengan air matanya menetes.
"Gue cuma bisa nyemangati Lo. Gue harap Lo jangan pernah merasa putus asa. Di sini ada gue yang selalu ngedukung Lo," ucap Dave.
"Hidup gue udah nggak berarti lagi, Dave. Mendingan gue nyusul eyang biar gue bisa lepas dari masalah ini. Daripada gue hidup nggak ada yang peduliin," ucap Keysha. Ia menatap kosong ke arah jalanan.
"Lo ngomong apa sih, Key. Gue nggak suka Lo ngomong kayak gitu. Kalo Lo pergi siapa yang cari tahu kematian Keyra?"
"Semuanya udah ngira kalau Keyra meninggal gara-gara gue. Biarin aja gue mati, biar orang-orang seneng. Toh gue hidup udah nggak ada artinya," ucap Keysha.
"Kenapa Lo jadi putus asa gini sih Key, kemana Keysha yang pantang menyerah? Lo tahu sendiri, gue bakalan selalu ada buat Lo," ucap Dave. Sebenarnya Ia merasa kecewa dengan perkataan Keysha, tapi jika Ia berbicara dengan nada tinggi yang ada Keysha malah semakin emosi.
Keysha tak membalas ucapan Dave karena mobil yang mereka tumpangi telah sampai di parkiran sekolah. Tanpa mengucap apapun Keysha turun dari mobil, disusul oleh Dave.
"Gue mau ke toilet dulu, Dave. Lo duluan aja," ucap Keysha.
"Nggak mau dianter?" tawar Dave.
"Nggak usah. Lagian toilet nggak jauh sama kelas kita," ucap Keysha.
"Ya udah. Kalau ada apa-apa langsung telpon gue aja," ucap Dave sambil mengelus rambut indah milik Keysha. Perlakuan Dave tak luput dari pandangan siswa-siswi Starlight.
"Gue juga udah beliin Lo kuota kok," lanjut Dave.
Keysha menghela napas, "Kebiasaan."
"Gue ke toilet dulu, udah nggak tahan nih," ucap Keysha. Beberapa detik setelahnya Keysha berlari menuju toilet yang tak jauh dari kelasnya.
Keysha memutuskan untuk manaruh ranselnya di dekat wastafel. Ia segera masuk ke dalam salah satu bilik toilet kosong.
Selang beberapa menit Ia keluar dari toilet karena Ia telah menyelesaikan aktivitasnya. Ia segera menggendong ranselnya dan berjalan cepat menuju kelasnya.
Pemandangan yang Ia lihat pertama kali adalah para siswa yang tampak berdiri di tempat duduk mereka. Di depan, ada beberapa anggota OSIS dan pembina OSIS.
"Maaf Bu, saya dari toilet," ucap Keysha.
"Nggak papa. Kamu segera ke tempat kamu. Taruh tas di atas meja, karena mau diadakan razia," ucap Bu Elsa.
Keysha hanya mengangguk sekali. Ia segera kembali ke tempat duduknya yang berada di pojok paling belakang.
"Ini razia apa Dave," tanya Keysha sambil meletakkan ranselnya di atas meja.
"Nggak tahu sih. Mereka juga nggak bilang," ucap Dave.
Satu per satu tas para suswa diperiksa. Sekarang tiba di tas milik Keysha. Keysha terlihat begitu tenang karena Ia tak membawa hal yang aneh-aneh.
Tapi ketenangan itu tak bertahan lama saat guru yang menggeledah ranselnya menemukan rokok elektrik dan juga sebuah bungkusan kecil berbentuk serbuk putih.
Seketika semua mata tertuju padanya. Mereka menatap penuh kebencian ke arah Keysha.
"Itu bukan milik saya, Bu," ucap Keysha sambil menggelengkan kepalanya.
"Tapi kenapa ada di tas kamu?" tanya Bu Elsa.
"Saya juga nggak tahu," ucap Keysha dengan nada bergetar. Ia tak pernah menyangka jika ada orang yang sengaja menjebaknya.
"Terus itu milik orang lain yang sengaja dimasukkin ke tas Lo gitu? Mana mungkin sih, liquid dari vapenya aja udah berkurang, tanda habis dipakai," ucap Irene.
"Tapi saya nggak nggak tahu kenapa barang itu ada di tas saya, Bu," ucap Keysha. Perlahan air matanya turun membasahi pipinya.
"Nggak ada maling yang mau ngaku. Lagian kalo barang itu nggak punya Lo kenapa Lo nangis?" ucap Irene.
"Sudah-sudah. Keysha sekarang kamu ikut Ibu ke ruang BK," ucap Bu Elsa. Sedangkan Keysha hanya mengangguk pasrah. Sebelum melangkah Ia mengalihkan pandangannya ke arah Dave. Terlihat Dave langsung memalingkan wajahnya saat tatapannya bertemu dengan Keysha.
Apa mungkin Dave percaya dengan perkataan Irene? Jika iya, apa yang harus Ia lakukan nantinya.
"Silahkan duduk, Keysha," ucap Bu Elsa.
"Dari mana kamu dapetin dua benda itu," tanya Bu Elsa to the point.
"Saya nggak tahu, Bu. Saya juga kaget waktu Bu Elsa dapat dua benda tadi dari tas saya," ucap Keysha sambil menunduk.
"Secara tidak langsung kamu bilang kalo ada yang sengaja masukin ini di tas kamu?"
"Keysha, nggak mungkin teman-teman kamu berani ngelakuin itu. Kamu tahu ini sabu salah satu narkoba, Keysha," ucap Bu Elsa.
"Tapi buat apa saya beli gituan, Bu. Saya juga masih inget kalo itu barang haram," balas Keysha. Air matanya menetes seiring perkataan yang keluar dari mulutnya.
"Nggak usah nangis. Kamu pikir dengan kamu nangis, saya bakal luluh? Mungkin setelah ini orang tua kamu bakal kecewa sama kamu. Mungkin dulu saat kamu dorong Keyra dari rooftop mereka masih kasihan sama kamu, makanya kasus itu ditutup. Saran Ibu kamu siapin mental kamu," ucap Bu Elsa.
"Saya bakal ngehubungi BNN dan juga orang tua kamu," sambung Bu Elsa.
Keysha hanya menunduk pasrah, semoga nantinya Ia mendapat nikmat yang indah, menggantikan cobaan yang saat ini Ia hadapi.
________________________________________
Alhamdulillah bisa update tepat waktu lagi. Semoga bisa rutin kayak gini ya guys.
Purwodadi, 9 Feb 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYSHA ✔
Teen Fiction[B e l u m R e v i s i] Judul awal : I'm [not] Alone Amazing cover by @jeyndstory__ Disarankan follow sebelum membaca⚠️ Sequel My Sweet Boyfriend Entah mengapa nasib baik tak memihak pada Keysha. Satu per satu orang tersayangnya pergi meninggalkann...