Vote....
Author POV
"Lo kenapa, Key? Gue perhatiin Lo kayak gelisah," ucap Dave. Matanya melirik sekilas ke arah Keysha yang terlihat tak nyaman dalam duduknya.
"Nggak papa kok," ucap Keysha sambil tersenyum. Tapi ia masih saja terlihat tak nyaman dalam duduknya.
Dave memilih untuk diam. Percuma bertanya terus pada Keysha. Karena sepertinya Keysha enggan memberi tahu alasannya. Dave yakin jika nanti ia akan tahu sendiri.
"Udah sampai, Key," ucap Dave. Ia segera turun dari mobil. Suasana sekolah masih tampak sepi, mungkin saja karena masih pukul 06.15.
"Key, Lo dapet?" tanya Dave.
"Hah?"
"Rok Lo ada darahnya," ucap Dave.
"Beneran?" tanya Keysha. Wajahnya memucat dengan pipi merona menahan malu. Bagaimana ia bisa ceroboh jika minggu ini ia memasuki periode menstruasinya.
Keysha melirik ke arah roknya yang terdapat bercak darah. Dengan cepat ia kembali masuk ke dalam mobil. Ia menggigit bibir bawahnya dengan mata berkaca-kaca.
"Gue telpon mama ya, biar dia ke sini bawain Lo baju ganti," ucap Dave.
"Tap--"
"Udah nggak papa. Jangan nangis, yang Lo alami wajar kok," ucap Dave. Tak lupa ia menghapus jejak air mata yang mengalir di pipi Keysha.
"Muka Lo pucet banget, gue anter pulang aja ya. Biar bisa istirahat," ucap Dave.
"Nggak papa. Ini wajar kok, apalagi hari pertama," ucap Keysha.
"Beneran?"
"Iya, Dave," balas Keysha.
"Ya udah. Gue telpon mama dulu," ucap Dave. Ia memilih untuk menghubungi sang mama agak jauh dari mobilnya.
"Halo ma."
"..."
"Dave minta tolong bawain pakaian ganti buat Keysha."
"..."
"Keysha tembus."
"..."
"Makasih ma. Dave tunggu di parkiran."
Setelah sambungan terputus Dave kembali berjalan menuju mobilnya. Matanya melebar melihat Keysha yang merintih sambil memegangi perutnya. Wajahnya juga semakin pucat dari sebelumnya. Ditambah keringat membasahi wajah Keysha.
"Key, kita ke rumah sakit ya," tawar Dave. Keysha hanya menggeleng pertanda menolak.
"Wajah Lo pucat banget, Key. Lo juga kesakitan," ucap Dave khawatir.
"Ini wajar kok," ucap Keysha lirih.
"Wajar gimana. Sebelumnya Lo nggak kayak gini," ucap Dave.
"Lo udah makan?" tanya Dave. Keysha hanya menggeleng lemah.
"Ck! Gue tahu Lo lagi sedih, tapi jangan sampai Lo lupain makan. Gue beliin makan ya?" tawar Dave.
"Nggak mau. Di sini aja," gumam Keysha.
"Kali ini jangan bantah ucapan gue. Tunggu di sini, gue beliin makan," ucap Dave tegas. Matanya menatap tajam ke arah Keysha.
Setelah itu Dave berjalan menjauh dari parkiran. Meninggalkan Keysha yang masih merintih menahan sakit di perutnya. Keysha heran sendiri, kenapa perutnya sangatlah sakit? Bahkan pada periode sebelumnya ia tak merasakan hal ini.
"Keysha."
"Tante," balas Keysha seraya meringis.
"Dave mana?" tanya Tante Dyra. Matanya melihat ke sana ke mari mencari sosok anaknya.
"Kantin," balas Keysha singkat. Rasa perih di perutnya semakin menjadi-jadi.
"Astaga! Muka kamu pucet banget, Key. Kita ke dokter ya," ucap Tante Dyra. Ia merasa sangat khawatir melihat Keysha dengan wajah pucatnya. Keysha hanya menggeleng, menolak permintaan Tante Dyra.
"Tante khawatir. Kayaknya sakit perut kamu nggak wajar," ucap Tante Dyra sambil menyeka keringat yang menetes di wajah Keysha.
"Mama," ucap Dave.
"Kamu habis dari mana sih? Udah tau Keysha sakit malah ditinggalin," omel Tante Dyra pada sang putra. Sekolah yang mulai ramai menjadikan mereka pusat perhatian.
"Dave habis beli makan buat Keysha. Dia belum makan," ucap Dave sambil menunjukkan kantung plastik berisi sebungkus nasi goreng.
"Kamu ganti baju dulu, Key," ucap Tante Dyra sambil menyodorkan seragam ganti untuk Keysha. Jangan tanyakan bagaimana Tante Dyra bisa mendapatkan seragam untuk Keysha, hal itu dikarenakan di rumah Tante Dyra banyak stok seragam sekolah untuk tahun ajaran yang akan datang.
"Tapi Keysha malu," cicit Keysha.
"Kamu ganti di mobil aja. Kacanya nggak tembus pandang kok. Ganti di bangku jok aja biar nyaman," ucap Tante Dyra.
"Iya Tan," lirih Keysha. Ia segera menutup pintu mobil Dave, kemudian berpindah menuju jok tengah untuk ganti pakaian.
"Mama khawatir banget sama Keysha," ucap Tante Dyra. Wajahnya menyiratkan kekhawatiran pada Keysha.
"Sebenernya Dave udah bujuk Keysha buat pulang aja. Tapi Dia nggak mau, mungkin karena hari ini latihan ujian," ucap Dave.
"Jangan paksa kalau nggak mau. Kalau habis makan perut Keysha masih sakit banget baru paksa pulang," ucap Tante Dyra.
"Iya Ma," ucap Dave.
Pintu mobil terbuka, menampilkan Keysha yang telah berganti pakaian. "Ini baju kotornya gimana, Tan," tanyanya.
"Nanti tante bawa pulang," ucap Tante Dyra.
"Maaf Dave, mobil Lo kotor," ucap Keysha lirih. Wajahnya tertunduk menyesal.
"Nggak papa kok," balas Dave.
"Nanti mama bawa mobil kamu pulang. Kamu bawa mobil mama aja," ucap Tante Dyra.
"Iya ma," balas Dave.
"Makasih Tan, maaf juga udah ngerepotin tante," ucap Keysha.
"Nggak papa. Tante nggak masalah kok," balas Tante Dyra seraya tersenyum.
"Tante pulang dulu. Kamu cepetan makan, biar perutnya mendingan," ucap Tante Dyra. Keysha hanya mengangguk.
"Ini kunci mobil mama. Kunci mobil kamu ada di dalam kan?" ucap Tante Dyra. Ia menyodorkan kunci mobil miliknya pada sang putra.
"Iya Ma."
"Mama pulang dulu," ucap Tante Dyra. Selanjutnya wanita empat puluh tahunan itu menuju mobil Dave.
"Makan di taman aja ya, masih ada waktu tiga puluh menit," ucap Dave. Keysha mengangguk setuju.
Tubuh Keysha mematung saat Dave merangkul pingganggnya dengan erat. Keysha hanya pasrah saat Dave memantunya berjalan menuju taman.
________________________________________
Kebiasaan update tengah malem. Tapi nggak papa lah ya, daripada nggak update kan. Jangan lupa votenya yaaa
Purwodadi, 8 Mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYSHA ✔
Teen Fiction[B e l u m R e v i s i] Judul awal : I'm [not] Alone Amazing cover by @jeyndstory__ Disarankan follow sebelum membaca⚠️ Sequel My Sweet Boyfriend Entah mengapa nasib baik tak memihak pada Keysha. Satu per satu orang tersayangnya pergi meninggalkann...