t h i r t y o n e

1K 47 6
                                    

Vote...

Author POV

"Lo ke kelas duluan nggak papa, Key? Gue mau ke toilet dulu," ucap Dave.

"Nggak papa kok," ucap Keysha.

"Beneran? Gue takut kal--"

"Nanti kalau ada apa-apa gue langsung telpon Lo," potong Keysha.

"Ya udah. Gue ke toilet dulu," ucap Dave. Setelahnya Dave berjalan dengan ritme cepat ke arah toilet.

Sedangkan Keysha berjalan berlawanan arah dengan Dave, meninggalkan pelataran parkir Starlight.

Keysha berjalan dengan tenang, tak peduli dengan perkataan buruk siswa-siswi tentang dirinya. Ia sangat yakin, suatu saat nanti jika dirinya terbukti tidak bersalah, pasti semuanya akan malu saat bertatap muka dengannya.

Sampai pada akhirnya Keysha sampai di kelas, semua tampak sibuk dengan kegiatan masing-masing. Tak peduli dengan kehadiran Keysha di tengah-tengah mereka.

"Lo sengaja kan, Key?" Baru saja ia duduk di bangkunya, Irene sudah datang ke tempatnya dan berbicara dengan nada sinis. Serentak seluruh penghuni menatap ke arah Keysha dan Irene.

"Maksudnya?" tanya Keysha. Dahinya mengernyit pertanda bingung dengan ucapan Irene.

"Lo sengaja bilang ke Pak Devan tentang narkoba itu kan? Tega banget Lo fitnah Reynan," ulang Irene. Keysha semakin bingung dengan ucapan Irene.

"Fitnah gimana? Gue nggak bilang apapun sama Pak Devan. Dia sendiri yang usut kasus ini," ucap Keysha.

"Gue nggak percaya. Lo pasti sengaja bilang sama Pak Devan kalau Reynan adalah pelakunya. Jahat banget jadi orang, Lo ngedeketin Dave biar cari perhatian sama Pak Devan kan?" ucap Irene.

"Gue nggak tahu siapa pelaku dibalik ini semua. Kalau emang Reynan salah dan itu udah terbukti sama CCTV, ya udah terima aja," balas Keysha. Tatapannya kian menajam, apalagi mendengar perkataan Irene yang tidaklah benar sama sekali.

"Gue percaya kalau Reynan bukan pelakunya! Dia difitnah! Reynan cuma mau masukin HP Lo yang jatuh ke dalam tas. Tapi dengan kejamnya Lo fitnah Reynan kalau narkoba itu sengaja dimasukin ke tas Lo."

"Gue nggak tahu apa-apa. Kalau pun Pak Devan bilang kalau Rey pelakunya gue percaya, karena selama ini Dia secara terang-terangan nggak suka sama gue," balas Keysha.

"Gara-gara Lo fitnah Reynan, keluarganya percaya kalau Reynan pelakunya. Dia frustasi, sampai-sampai Dia kecelakaan. Dan saat ini Reynan koma." Mata Irene berkaca-kaca kala mengingat kondisi kekasihnya yang tak baik-baik saja.

"Dengan begitu Lo nyalahin gue? Kenapa sih Lo selalu berpikiran buruk tentang gue? Bisa aja kan kalau Reynan bener-bener ngelakuin itu, tapi Dia nggak bilang sama Lo. Dan akhirnya Dia ngarang cerita biar Lo percaya sama Dia," balas Keysha.

PLAK!

"GUE NGGAK SUKA LO BICARA BURUK TENTANG REYNAN! REYNAN ITU BAIK, NGGAK KAYAK LO YANG BAIKNYA BOHONGAN!" ucap Irene.

Tak ada yang berniat untuk menghentikan perdebatan mereka. Mereka menganggap perdebatan Keysha dan Irene adalah suatu tontonan yang mengasikkan.

"Cukup! Kenapa Lo selalu cari masalah sama Keysha? Udah berkali-kali Lo berbuat buruk sama Keysha. Sekali lagi Lo apa-apain Keysha, gue yang bakal maju. Nggak peduli Lo cewek sekalipun," ucap Dave. Tatapannya menajam, ia begitu marah saat Alfa mengirim pesan jika Irene membuat keributan dengan Keysha. Alhasil Dave langsung bergerak cepat menuju kelas.

Irene tertawa hambar, "Ternyata Lo udah terpengaruh sama si pembawa sial ini. Gue cuma ngingetin, hati-hati bisa jadi giliran Lo yang bakal dapet kesialan."

"Kalau pun Keysha pembawa sial, gue yang jadi pembawa keberuntungan," ucap Dave yang diakhiri senyuman miring.

"Ada apa ini? Kalian nggak dengar bel masuk sudah berbunyi?" Seketika penghuni XII IPA 1 kelimpungan mencari tempat duduk mereka.

*****

"Awh, pelan-pelan Dave," ringis Keysha. Saat ini mereka berada di UKS untuk mengobati bekas tamparan Irene.

"Ini udah pelan, Key," ucap Dave. Ia masih fokus mengobati pipi Keysha dengan mengoleskan salep agar tamparan Irene tidak berbekas.

"Selesai!" ucap Dave. Ia berdecak kagum dengan hasil karyanya.

"Lebay banget, cuma ngolesin salep semua orang bisa," cibir Keysha.

"Bodo amat. Gue laper, kantin yuk," ajak Dave.

"Bentar lagi istirahat selesai," ucap Keysha sambil melirik ke arah jam dinding yang tergantung di salah satu sisi UKS.

"Nggak papa. Kayaknya habis istirahat bakal jam kosong, guru-guru pada rapat buat bahas pemadatan menuju UN," ucap Dave. Tanpa menunggu balasan Keysha, Dave menarik tangan Keysha dengan lembut, membawanya menuju kantin sekolah.

"Tahu dari sia-- lupa gue kalau Pak Devan bokap Lo," ucap Keysha. Reflek ia menepuk dahinya.

"Sebenarnya hari ini gue mau ajak Lo buat bongkar HPnya Keyra lagi, tapi gue disuruh oma buat main ke rumahnya," ucap Dave sambil duduk di salah bangku kantin.

"Kapan-kapan aja. Gue nggak berani bongkar sendirian, nggak ada nyali," ucap Keysha.

"Mbak! Saya mau mie ayam satu es teh satu. Lo apa Key?" ucap Dave saat melihat penjaga kantin tengah mengumpulkan piring kotor di sebrang meja mereka.

"Soto sama es jeruk," ucap Keysha.

"Ditunggu ya," ucap wanita yang disebut 'mbak' itu.

"Besok udah mulai pemadatan, Key. Kita pulang bakalan sore, jadi nggak mungkin Lo ke rumah gue kan? Takut pulangnya kemaleman. Kita punya waktu kosong cuma Minggu, Sabtu gue harus cek kafe," ucap Dave.

"Ya udah Minggu aja. Tapi, bukannya Minggu buat COD?" ucap Keysha.

"Mungkin nggak bakalan lama. Kita tunggu aja nanti, semoga ada waktu luang," ucap Dave.

"Gue ngerasa ada aja halangan buat ngungkap kasus Keyra," ucap Keysha. Nada bicaranya terdengar lesu.

"Itu skenario Tuhan, mau gimana juga Lo ngelak nggak bakal bisa," ucap Dave.

"Iya sih. Btw, Reynan beneran koma?" tanya Keysha.

"Kayaknya sih iya, gue nggak ngelihat Dia sama sekali," ucap Dave.

Obrolan mereka terhenti karena pesanan mereka telah datang. Dave segera membayar makanan mereka. Selanjutnya mereka menyantap makanan dengan diselingi obrolan.

________________________________________

Jangan bosen-bosen dapat notif dari aku. Emang sengaja update seminggu dua kali biar kalian ada hiburan. Supaya kalian tetap betah #dirumahaja.


Purwodadi, 17 April 2020

KEYSHA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang