.
.
Jungkook membuka matanya perlahan. Ia kemudian menolehkan kepalanya. Ia terbangun di sebuah naungan yang terbuat dari dedaunan. Jungkook bangkit dan merenggangkan tubuhnya, mengusap wajahnya pelan dan merapikan rambutnya. Semalam mereka sepakat untuk menunda pembicaraan yang Taehyung singgung. Jadi, setelah makan malam mereka membuat naungan dari dedaunan untuk berlindung. Lagipula, semalam Taehyung terlihat tidak sehat. Dan mereka sepakat untuk membahas apapun pagi ini, memulihkan tenaga mereka adalah yang paling utama. Jungkook ingat ucapan Paman Hyukjae jika perjalanannya masih panjang. Jadi, Jungkook mencoba untuk bersabar dan mengikuti arus yang membawanya nanti. Mungkin perlahan-lahan Jungkook akan paham dengan semua situasi ini.
"Oh, kau sudah bangun?"
Jungkook menoleh saat suara Hoseok memasuki telinganya. Ia melihat pemuda itu tengah mengumpulkan kayu bakar dan berusaha menyalakan api. Jungkook kemudian mengedarkan pandangannya. Melihat sekeliling untuk mencari keberadaan Taehyung, namun hasilnya nihil. Taehyung tidak ada di sana.
"Kun dan Taehyung sedang menambah persediaan air. Kita akan melanjutkan perjalanan siang ini." Hoseok tersenyum saat melihat Jungkook yang terlihat bingung.
Jungkook kemudian bangkit. Ia membantu Hoseok mengumpulkan kayu bakar dan meletakkannya di perapian. Sedikit demi sedikit api mulai menyala, memberikan rasa hangat pada Jungkook yang baru beberapa hari tidur di alam terbuka. Pengalaman yang luar biasa sebenarnya. Mengingat bahwa Jungkook tidak pernah meninggalkan istana.
"Hoseok-ssi—--"
"Hyung." Hoseok memotong kalimat Jungkook begitu saja.
"Panggil saja Hyung." Lanjut Hoseok.
"Ah ya. Hyung, apa Roslyn masih jauh?" Jungkook mengulurkan tangannya ke depan. Mencoba lebih dekat dengan perapian untuk membuatnya lebih hangat.
"Hm, tidak terlalu jauh. Mungkin besok kita sudah sampai." Hoseok duduk di dekat perapian. Ia menatap api unggun yang di kelilingi tiga ekor burung dara yang dipanggang. Hoseok meringis saat daging burung itu mulai terbakar.
"Maaf telah membunuhmu." Gumam Hoseok.
"Huh?" Jungkook yang mendengar gumaman Hoseok segera menoleh.
"Ah, bukan apa-apa." Hoseok tersenyum menanggapi anak itu.
"Jungsoo, dari mana asalmu?" Hoseok bertanya sambil memperhatikan Jungkook.
"A-aku?" Jungkook menunjuk dirinya sendiri.
Hoseok mengangguk. Tatapannya terlihat sangat antusias untuk mendengar jawaban Jungkook. Sementara itu, Jungkook menundukkan kepalanya, ia mulai gugup. Jungkook kemudian menggigit bibir bawahnya dan memainkan jari-jarinya yang saling bertaut.
"A-aku..." Jungkook ragu untuk menyampaikannya.
"Sebenarnya aku..."
"Maaf membuat kalian menunggu."
Jungkook menghela nafas lega saat mendengar suara Taehyung. Ia kemudian menoleh dan mendapati Taehyung dan Xukun berjalan ke arah mereka.
"Sungainya lumayan jauh." Taehyung melanjutkan saat dirinya duduk diantara Hoseok dan Jungkook.
"Bukan masalah." Hoseok menjawab cepat.
"Tae-taehyung-ssi, kau...baik-baik saja?" Jungkook sedikit ragu saat bertanya. Mereka tidak bicara dari kemarin, dan melihat Taehyung yang terlihat kurang sehat semalam membuat Jungkook khawatir.
Taehyung sempat tertegun saat mendengar pertanyaan Jungkook. Suaranya masih selembut biasanya, hanya saja ada perasaan berbeda saat Taehyung mendengarnya kali ini. Taehyung menoleh ke arah Jungkook, menatap Jungkook lama kemudian tersenyum. Perlakuan yang tanpa disadari membuat jantung Jungkook berdetak semakin kencang dan wajahnya merona.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wizard [Taekook] END ✓
FanfictionJeon Jungkook, anak matahari yang ditakdirkan menjadi bulan. Anak bungsu pemalu yang ditakdirkan hidup mandiri. Mencari sang matahari untuk menyempurnakan sinarnya, yang sebenarnya tanpa ia sadari sang matahari selalu berada disampingnya, melindungi...