24

4.1K 467 23
                                    

.

.

Pagi-pagi sekali, Ratu Joohyun beserta pengawalnya sudah meninggalkan penginapan. Memacu kuda mereka dengan kecepatan penuh. Tujuan mereka saat ini adalah wilayah bagian selatan Kerajaan Koimori. Tempatnya di wilayah terluar ibukota, hampir dekat perbatasan. Dalam perjalanannya, Ratu Joohyun tak menghilangkan senyum di wajahnya. Ia terlihat sangat senang saat semua rencananya hampir berjalan dengan sempurna. Tinggal mendatangi Park Sejin dan semuanya selesai.

"Yang Mulia, kediaman Jendral Park Sejin ada di depan kita." Suara Kai menyahut saat melihat gerbang berwarna hitam berdiri dengan kokoh beberapa meter di hadapan mereka.

"Katakan padanya bahwa aku berkunjung." Ratu Joohyun memelankan laju kudanya.

Wanita itu membiarkan Kai mendahuluinya dan menghampiri pintu gerbang yang masih tertutup. Melaporkan kedatangan mereka pada penjaga yang berdiri di sana. Tak berapa lama, Ratu Joohyun tiba di depan pintu gerbang yang mulai terbuka. Dirinya di sambut tiga orang pria muda berpakaian sama dan membungkuk dalam.

"Tuan Park menunggu Anda di ruangannya, Yang Mulia." Salah satu dari tiga pria muda itu bicara tanpa sedikitpun mengubah posisinya. Ia masih tetap membungkuk di hadapan Ratu Joohyun.

"Biarkan aku menemuinya." Ratu Joohyun turun dari kuda dan segera melangkah menuju rumah mewah di hadapannya.

"Wah, Mentri Kang. Aku tidak mengira kita akan bertemu di sini." Ratu Joohyun menghentikan langkahnya saat melihat seorang pria muda di depannya.

"Yang Mulia." Pria muda itu kemudian membungkuk saat menyadari siapa yang berdiri di depannya.

Untuk sesaat, Ratu Joohyun dan pria muda di depannya sama-sama terkejut. Mereka bahkan sempat terdiam sebelum saling menyapa dan tersenyum ramah. Hanya sekedar basa-basi sebenarnya. Dari awal hubungan Ratu Joohyun dan Mentri Kang yang juga merupakan Panglima tinggi istana memang tidak pernah baik.

"Kau memiliki urusan penting dengan Jendral Park?" Ratu Joohyun maju selangkah, ia membetulkan letak rompi Mentri Kang yang sedikit miring.

"Hanya kunjungan biasa sebagai junior pada seniornya. Tidak ada yang khusus, Yang Mulia." Mentri Kang mundur selangkah.

"Jika tidak ada yang ingin Anda bicarakan lagi, saya permisi." Tanpa menunggu respon dari Ratu Joohyun, Mentri Kang diikuti dua orang pengawalnya segera berlalu.

Ratu Joohyun tersenyum saat melihat Mentri Kang yang berjalan semakin menjauh.

"Anda ingin kami melakukan sesuatu?" Kai mendekat dan berbisik di telinga Ratu Joohyun.

"Tidak perlu. Satu kucing liar ada di rumahku tidak masalah. Ia akan berpura-pura menjadi kucing jinak agar aku tidak mengusirnya keluar." Ratu Joohyun mengangkat sebelah alisnya.

"Dia bahkan tidak akan berani macam-macam jika tahu bahwa rumah itu dihuni oleh harimau dan singa." Ratu Joohyun kemudian tertawa pelan dan kembali melanjutkan langkahnya.

Ratu Joohyun berjalan menyusuri koridor di samping taman. Ada satu pohon bunga sakura di sana, bahkan bunganya bermekaran dengan begitu cantik. Ratu Joohyun menghentikan langkahnya. Bermaksud memperhatikan lebih lama bunga tersebut.

"Bunga ini memang istimewa, Yang Mulia." Suara berat dari arah samping membuat Ratu Joohyun menoleh.

"Bunganya selalu mekar sepanjang tahun, mungkin karena pohonnya di tanam dari tanah istimewa di lembah Awn." Lanjut suara itu.

"Bunga ini berasal dari Lembah Awn?" Ratu Joohyun mengerutkan dahinya.

"Benar Yang Mulia. Bunga ini di bawa oleh Ayah saya dari reruntuhan desa kecil di Lembah Awn."

The Wizard [Taekook] END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang