13

4.2K 512 12
                                    

.

.

"Taehyung?" Hoseok memanggil Taehyung sambil menyentuh bahunya.

Taehyung tersentak. Ia kemudian menoleh dan melihat Hoseok yang menatapnya khawatir.

"Taehyung, ada apa?" Hoseok mengerutkan dahinya saat Taehyung tidak merespon.

"Master, kau baik-baik saja?" Xukun terlihat panik.

Pemuda pirang itu menyentuh bahu Taehyung dan meneliti setiap tubuhnya dengan tatapan khawatir. Taehyung terlihat aneh sejak meninggalkan wilayah Azure tadi. Pandangannya kosong dan wajahnya sedikit pucat.

"Master?" Xukun menatap wajah Taehyung saat ia tidak mendapat balasan apapun.

Taehyung mengedipkan matanya pelan. Ia kemudian mengedarkan pandangannya. Langit mulai berubah menjadi oranye. Sebentar lagi hari berubah menjadi gelap. Taehyung menatap Xukun dan Hoseok bergantian.

"Sebaiknya kita bermalam di sini. Kita belum istirahat sejak meninggalkan Lembah Azure." Taehyung tersenyum tipis, senyum yang sedikit dipaksakan.

"Baiklah." Xukun dan Hoseok kompak menjawab dan menganggukkan kepala mereka.

"Master, aku akan mencari kayu bakar." Xukun kemudian menatap Hoseok yang berdiri tak jauh darinya.

"Mm, aku dan Jungsoo akan mencari bahan makanan." Hoseok mengangguk dan menatap Jungkook yang sejak tadi menunduk. Anak itu berdiri agak jauh dari mereka.

"Ayo," Hoseok kemudian menarik tangan Jungkook untuk mengikuti dirinya.

"Master, kau tunggu di sini. Aku akan segera kembali." Xukun hampir saja meninggalkan Taehyung andai saja tangannya tidak ditahan sang Master.

"Aku ikut denganmu."

"Tidak Master," Xukun melepaskan tangan Taehyung dari pergelangan tangannya.

"Kau tunggu di sini, aku janji akan segera kembali. Lihatlah kondisimu. Wajahmu pucat sekali. Lebih baik kau beristirahat." Xukun mengangguk sekali sebelum dirinya meninggalkan Taehyung sendirian.

Taehyung menatap punggung Xukun yang semakin menjauh. Tatapan matanya sedikit meredup. Ia kemudian menatap langit senja di atas kepalanya dan menghembuskan nafas perlahan. Sejak meninggalkan wilayah Azure, Taehyung sama sekali tidak bertegur sapa dengan Jungkook. Ia bahkan tidak mampu menatap anak itu setelah insiden saling melumat di dekat air terjun tadi. Taehyung sempat berpikir, mungkin saja Jungkook membencinya karena insiden itu. Menciumnya secara paksa yang pastinya membuat Jungkook terkejut. Ditambah lagi dengan tak ada penjelasan sedikitpun mengenai hal itu pada Jungkook membuat dirinya terlihat sangat buruk. Bisa saja Jungkook berpikir bahwa Taehyung adalah lelaki mesum dan tak berperasaan. Tapi, mereka berdua menikmatinya bukan? Jungkook sempat membalas ciumannya 'kan? Atau hanya Taehyung yang menikmatinya? Taehyung mengacak rambutnya frustasi, ia heran dengan dirinya sendiri. Bagaimana mungkin ia bisa hilang kendali seperti itu saat berada di hadapan Jungkook? Tapi, Taehyung tak dapat menyangkal apalagi menolak pesona Jungkook begitu saja. Bahkan Jungkook itu sangat penuh godaan. Mata bulat yang jernih itu mengerjap lucu di hadapan Taehyung, pipi berisi yang merona, dan bibir berwarna merah jambu yang penuh. Taehyung lelaki normal, mana mungkin ia mampu menolak godaan paling indah seperti itu. Apalagi gejolak gairahnya semakin memanas jika Jungkook berada di dekatnya, terutama setelah insiden saling menghisap dan ingin mendominasi tadi. Meskipun faktanya Jungkook adalah seorang anak laki-laki, tapi pemuda itu terasa berbeda. Wajahnya cenderung lebih cantik dibandingkan anak lelaki pada umumnya. Dan yang terpenting, Jungkook itu manis, apalagi jika tengah tersenyum menampilkan gigi kelincinya itu. Sialan, dengan mengingatnya saja membuat kepala Taehyung berdenyut.

The Wizard [Taekook] END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang