..
Xukun membawa Jungkook pergi jauh dari hutan itu. Sebenarnya Xukun mampu merasakan ketakutan Jungkook. Hal itu tentu saja sangat jelas, Jungkook memeluk erat leher Xukun, dan sepertinya pemuda itu masih terus menangis. Xukun menghentikan langkahnya. Ia kemudian menoleh ke belakang. Melihat sudah sejauh mana ia berlari membawa pemuda kepala batu ini di punggungnya.
"Hei Nak, turunlah." Xukun mengeluarkan suaranya yang terdengar dalam dan serak, ia meminta Jungkook turun dari punggungnya saat yakin bahwa mereka sudah jauh dari para penduduk itu.
Tanpa banyak bicara, Jungkook segera turun dari punggung singa berbulu pirang itu. Ia masih menundukkan kepalanya takut. Membayangkan berdiri di hadapan singa jantan yang besar tidak pernah terpikirkan sebelumnya oleh Jungkook. Ia kemudian mengusap air mata yang sejak tadi membasahi wajahnya.
"Dengarkan aku, bocah. Sikap kepala batumu itu membuatku benar-benar jengkel."
Jungkook mendongak saat mendengar suara familier itu. Suara itu sedikit berbeda dengan suara yang menyuruhnya turun tadi. Di hadapannya, Jungkook dapat melihat Cai Xukun berdiri sambil menatapnya tajam. Dia lebih menakutkan dibandingkan Taehyung—pikir Jungkook.
"Namamu Jungsoo. Benar?" Xukun kembali bertanya. Pria itu berjalan mendekati pohon besar di belakangnya. Ia kemudian duduk di akar pohon besar itu. Matanya masih tetap memperhatikan Jungkook yang masih berdiri diam.
Sementara itu, Jungkook terkejut saat mendengar pertanyaan Xukun. Matanya sedikit melebar. Ia takut jikalau kebohongannya terbongkar. Maka dengan ragu, Jungkook mengangguk.
"Dengar Jungsoo. Master sudah berjanji akan mengantarkanmu pulang. Aku tidak peduli sebenarnya, tapi kau hampir membuat Taehyung Master celaka." Suara Xukun sangat tidak ramah.
"Maaf," Jungkook menjawab pelan, kepalanya kembali menunduk memikirkan kejadian sebelumnya.
"Aku juga tidak bisa melawan perintah Master. Jadi, sampai kami mengantarkanmu pulang bersikaplah dengan pantas."
Benar. Apa yang Cai Xukun katakan memang benar. Ia sudah bersikap tidak sopan, dan Jungkook sadar itu. Ayahnya selalu mengajarkannya bersikap baik, namun apa yang terjadi beberapa hari terakhir ini tidak mencerminkan sikapnya sebagai seorang anak raja.
"Aku punya satu permintaan untukmu."
Jungkook mendongak saat ia kembali mendengar suara Xukun.
"Tunjukkan sikap yang baik pada Taehyung Master. Kami hanya menolongmu, kau tidak pantas bersikap kasar padanya. Dan lagi, di sini kau bukan siapa-siapa. Jadi berhenti membuatku jengkel."
Jungkook mengangguk. Bibirnya menipis, menahan tangisnya agar tidak kembali keluar. Jungkook memang sudah menyusahkan banyak orang selama ini. Paman Hyunjin yang rela dikejar para pengawal kerajaan, Jun yang rela mati untuknya saat dikejar orang-orang suruhan ibunya. Lalu sekarang Taehyung yang rela dikejar para penduduk desa demi menyelamatkannya. Jungkook tidak tahu harus membalas kebaikan mereka dengan apa. Selama ini dirinya hanyalah beban untuk orang-orang di sekitarnya, Jungkook sadar hal itu.
*****
"Huh?" orang di sebelah Taehyung tampak terkejut.
"Apa yang kau katakan?" ia kemudian menatap Taehyung bingung.
"Ah tidak. Bukan apa-apa." Taehyung menjawab cepat.
"Terima kasih sudah membantuku." Lanjut Taehyung.
Orang itu kembali tersenyum. Ia kemudian menganggukkan kepalanya.
"Maaf membuatmu takut. Sepertinya para penduduk desa mengejar Aquila." Orang itu kemudian menyentuh leher seekor burung elang besar yang berdiri di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wizard [Taekook] END ✓
ФанфикJeon Jungkook, anak matahari yang ditakdirkan menjadi bulan. Anak bungsu pemalu yang ditakdirkan hidup mandiri. Mencari sang matahari untuk menyempurnakan sinarnya, yang sebenarnya tanpa ia sadari sang matahari selalu berada disampingnya, melindungi...