[34]

4K 424 73
                                    

Kau harus tahu, bahwa cinta itu bukan memaksa. Bukan pula menggenggam. Cukup menuntun.

**

Obsesi adalah keinginan (hasrat nafsu) akan sesuatu disertai usaha keras bahkan terkesan memaksa untuk mencapai keinginannya itu.

"Hmm...." Seseorang tengah meng-searching di google mengenai pengertian obsesi. Kedua mata elangnya tampak jatuh pada layar beberapa detik sambil memikirkan sesuatu. Lalu, ia matikan android tersebut dan berjalan menuju kelas dalam langkah tenangnya. Sehabis dari tempat bernama perpustakaan.

"Eland!"

Langkah kakinya terhenti. Ia menoleh dan mendapati sosok David yang menyusul keberadaan dirinya, berhias raut wajah hampa. Bibir Eland berkedut. Ada angin apa sosok itu menegur dirinya setelah sekian lama?

"Gimana kabar lo?" David bertanya dan bola mata hazelnya bersorotkan perasaan kacau.

"Seperti yang lo liat. Sama aja." balas Eland datar dan tenang. David mengacak frustasi rambutnya sesaat. "Ok. Gue minta maaf." Sebelah alis Eland terangkat. "Buat?" David mendengus cepat, "semuanya." Eland mengangguk singkat. "Gue juga." Senyum kecil menghiasi wajah muram David. Tanpa sangka, David memeluk Eland dengan cepat. "Homo njir." David tertawa mendengarnya dan melepas pelukan.

"Gue kangen lo. Bosen sama Kiky mulu. So, mau ke bar?"

Seringaian David terangkat. Eland salah. David masih David yang dulu. Keberadaan Safina hanya sekedar kedok belaka. Eland nampak berpikir dan menatap David ragu, "gak janji. Lo tau kesehatan gue belum fit." Bohong. Eland, hanya tidak mau. David mendesah kecewa tapi kemudian memaklumi dan merangkul Eland memasuki kelas mereka bersama.

"Cie, squidward ama plankton akur," goda Kiky ketika melihat keduanya datang dan menduduki bangku masing-masing. Eland diam saja sambil memasang headset putihnya. Sedang David meletakkan kepalanya asal ke atas meja, memandang Kiky dan Eland bergantian. "Malam ini... lo dua datang ya." Kiky menoleh cepat pada David, "ngapain?" David mengkode Kiky untuk mencabut sebelah headset Eland yang terpasang.

Eland mendengus tatkala Kiky berdiri di sampingnya dan berteriak "Let's kill this love! Aye aye!" Sambil mencabut kedua headset Eland dan ngacir menjauh. Takut dipenyek Eland habis-habisan. Eland memandang David dan Kiky bergantian. "Kenapa dah?" David tersenyum kacau. "Malam ini datang ke rumah gue."

"Ngapain?"

"Gue tunangan."

"Ok." Eland tahu. Hari ini akan segera datang. Eland kembali memasang headsetnya dan memejamkan mata. Berusaha tertidur di atas meja. "Wagela. Jadian betulan lo ama Celia? Safina apa kabar woi bangsat!" Kalimat terakhir Kiky keluarkan amat pelan. Tak ada jawaban dari David. Hening. Hanya ada hiruk pikuk keramaian dalam kelas.

David lebih memilih memejamkan mata dan mengacangi Kiky. "Sialan. Kompak gitu ya mereka dua. Gud." Kiky kesal sendiri jadinya.

**

Suasana kafe itu syahdu, adem, dan leluasa. Tak terlalu banyak orang di dalamnya. Di sebuah meja dekat jendela, kursi merah maroon-nya telah dihuni oleh sepasang insan. Gisa Dan Alfad. Gisa memandang Alfad lama sebelum mengeluarkan sebuah suara yang tertahan sedari tadi.

Obsession of SafinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang