[46]

2.1K 233 64
                                    

"Tolong katakan bahwa kamu tidak baik-baik saja. Jangan berpura-pura kuat seperti itu. Jangan berpura-pura bahwa kamu tidak terluka."

**

"Jadi susunan acara besar sekolah kita tahun ini adalah festival besar dan kemah akbar akhir tahun." jelas seorang siswa lelaki di depan kelas. Kiky. Sebagian besar teman-teman mengerubunginya bagai gula. Mendengar penjelasan Kiky dengan binar mata bahagia dan hati berseru tak sabar. Bayangkan! Festival besar sekolah yang dinanti-nantikan akan segera tiba.

Ah, tarian dan warna-warni semerbak gulali akan menghiasi setiap penjuru sekolah hingga sang mentari tenggelam dan meninggalkan kenangan akhir tahun yang begitu indah 'kan terpatri. "Sebelum festival besar akhir tahun, angkatan kita bakal nyelenggarain kemah akbar. Gue yakin lo-lo pada pasti udah nyiapin segala titik benge' buat kemah. Secara terhitung tiga hari lagi kita bakal jadi anak hutan." sambung Kiky lagi dengan senyum tengilnya yang mengundang cibiran.

"Yee sibuk lo pada senyum gue manis gini kek dalgona." Kiky pun membubarkan teman-teman di sekelilingnya dengan cara mengibas-ngibas tangan. Alhasil Kiky mendapat lemparan penghapus. Ada juga pukulan pada pantat. "Homo lo njir!" dengus Kiky ngeri' pada Pebrian, si tukang bobok dimana-mana. Pebrian terkekeh dengan pandangan nakal dan Kiky tak elak segera berlari menuju satu-satunya manusia di kelas ini yang acuh tak acuh mengenai pengumumannya barusan.

Eland.

"Elandddd! Ada homoooo!"

Kiky berlari dengan gerakan dramatis dan kedua tangan terbentang seolah ingin mencari perlindungan dengan cara memeluk sosok Eland. Eland yang tengah duduk santai sembari mendengar sebuah lagu pada headset-nya pun melirik Kiky datar dan segera berdiri dari posisinya tepat detik dimana Kiky mencapai tempat Eland.
Alhasil Kiky pun menabrak bangku Eland. Kali ini tidak lagi dengan mendramatisir.

Bruuk.

"Bangke lo Land."

"Homo kok takut homo."

"Eh ekor biawak, masih demen gitar spanyol gue." Ya, gitar spanyol alias cewek bohay. Kiky masih saja asik menjadi fuckboy hingga detik ini. "Ya, serah lo. Minggir." Eland menyikut Kiky dari bangkunya dan kembali duduk sambil merebahkan kepalanya di atas meja. Kiky mencibir tanpa suara. "Bangke."

"Gue denger."

Kiky terkekeh. Mampus, pikirnya. Namun tiba-tiba saja ia teringat seseorang. Seseorang yang ntah sejak kapan menghilang tanpa disadari. Kedua bola mata Kiky membulat mengingat sosok itu. Sosok yang kerap kali mengajaknya berkelahi dan menjelajahi berbagai bar dengan modal uang dan tampang.

Kiky lirik sosok Eland yang tak berkutik dari posisi rebahan kepalanya diatas meja. Tapi Kiky tahu, Eland tak tidur. Ia hanya lelah dan memejamkan mata. "Land." panggil Kiky was-was. "Hm?" Benar 'kan. Eland tetap bisa mendengar suara Kiky meski kedua mata elangnya terpejam. Mentari meninggi dibalik celah-celah jendela kelas.

"David... kemana?"

**

"Dira."

"Eh- Astaghfirullah!" Dira terlonjak kaget tatkala baru saja ia ingin berjalan menuju parkiran sekolah dan seseorang menyentuh bahu kanannya secara tiba-tiba. Dira menoleh dan semakin dibuat kaget dengan pemandangan wajah di depannya sekarang. Kedua bola mata hazel itu nampak berkabut.

Obsession of SafinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang