[64]

1.2K 175 53
                                    

"But... i'm bad."

**

David ditemukan tewas.

Tergantung diri dalam sebuah kelas.

Kedua bola matanya memutih ke atas.

Festival musim semi seketika berubah menjadi pertunjukan horor. Segerombolan polisi segera datang mengamankan keadaan. Teriakan serta tangisan tergema dimana-mana. Pasalnya untuk pertama kalinya hal semengerikan ini terjadi di sekolah tercinta mereka.

Dan lagi, tepat pada festival musim semi akhir tahun.

Tenda-tenda festival segera dirapikan. Balon warna-warni dibiarkan terbang mengangkasa seakan menyanyikan alunan lagu kematian. Terik matahari terasa janggal. Tak ada lagi senyum sumringah. Festival kali ini telah menjadi bencana.

Tepat di sudut ruangan, seorang gadis berhijab manis menghapus kasar air matanya, namun tetap saja mengalir. Benar. Safina. Oh Allah, mengapa David bisa gantung diri!? Rasanya tidak logis. Baru saja... baru saja sekitar dua jam yang lalu David membantu Safina mengangkat kotak konsumsi.

Lalu, kenapa tiba-tiba ditemukan gantung diri?

Safina merasa lututnya bergetar sedari tadi. Ia putar kuat memori, benang-benang kusut seakan berlarian kesana-kemari. David... ia bilang ada yang ingin ia beritahukan pada Safina, tapi ntah mengapa David nampak ragu sekaligus takut sehingga memutuskan mengurungkan niatnya....

Ada apa ini?

Dira masih setia berada di sisi Safina. Memeluk sahabat karibnya itu sedari tadi. Tumben sekali Dira tak bawel. Nampaknya ia juga sangat syok mendapati tragedi menakutkan ini. Safina mengatur napasnya. Dada Safina sesak, sangat sesak.

Hanya satu pertanyaan.

Mengapa... David bunuh diri?

Ah, tidak!

Ralat, dua pertanyaan.

Benarkah David bunuh diri atau... seseorang yang begitu cerdas menjebaknya sehingga nampak seolah bunuh diri?

**

"Na?"

"H- hah?" Safina tersentak.

Sentuhan Kak Salsa pada sebelah bahunya, membuat jantung Safina bak dicubit saja. "Ayo, pulang. Liat, langitnya mendung tuh." ajak Kak Salsa dengan pandangan sendu. Ia jelas tahu mengapa Safina sejak beberapa menit lalu berdiam seorang diri di depan salah satu jendela ruang Blue Writer.

Kematian David yang tak terduga.

Sungguh menjadi trauma hebat bagi sebagian orang yang menyaksikan tubuhnya tergantung lemas.

Termasuk, Safina sendiri.

"Em... anggota yang lainnya udah pada pulang Kak?" Kak Salsa mengangguk. Beberapa orang masih terlihat ramai di luar sana membereskan pernak-pernik festival. Sungguh disayangkan, festival musim semi yang ditunggu-tunggu bahkan harus dibubarkan sebelum dimulai.

Pasalnya, berita media akan meliputi kejadian ini. Sekolah berusaha tetap menjaga nama baik. Pastinya. Para polisi masih menyelidiki apa motif David bunuh diri. Lalu, kenapa melakukannya di lingkungan sekolah? Masih menjadi tanda tanya. Tak pernah terlintas sedikitpun di benak Safina,

Obsession of SafinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang