[14]

6.4K 673 69
                                        

"Dan kamu melukaiku, dengan racun manis."

**

"Menurut kalian, cinta itu apa?"

Detik itu juga, seantero ruang aula megah itu penuh bising bagai dengungan lebah. Lelaki yang tengah memasang senyum menawan tersebut berdiri di atas panggung dengan gaya sederhananya yang mempesona.

"Baiklah, wanita berhijab hijau disana." Diantara sekian banyak unjuk tangan, motivator lelaki tersebut tertarik untuk memilih wanita bergaya anggun di pojok kiri panggung.

"Assalamu'alaikkumwarahmatullah, saya Salsa Assegaf dari SMA Garuda Jaya. Eum... menurut saya, cinta itu, adalah hubungan mesra dengan-Nya. A true love from everything." Jawaban singkat yang berhasil membuat gemuruh tepuk tangan saling bersahutan.

"Wow, wow. Jawaban manis yang sederhana," komentar lelaki berjas hitam tersebut dengan senyum menawannya. Lagi. Kemudian wanita bernama Salsa itupun dipersilahkan duduk kembali.

"So, gimana sih arti cinta yang sebenarnya? Apa sekedar ucapan aku cinta kamu?"

"Nooo!" jawab para audiens serempak.

"Apa sekedar chat kamu udah makan belum?" Jawaban yang sama terulang kembali. Motivator lelaki tampan tersebut tertawa kecil.

"Ketika dua insan saling mencintai, maka dunia seakan miliknya. Sering dengar istilah seperti itu? Benar. Faktanya, be like that. Tapi, jika sudah putus? Dunia seakan hancur. Ntah dari kedua belah pihak atau sebelah pihak saja. Nih, saya salah atau bener, nih?" Suara tawa mengekori di akhir kalimat disusul anggukan setuju.

"Seperti yang dikatakan mbak manis berkerudung hijau tadi, bahwa cinta yang sebenarnya adalah, hubungan mesra dengan pemilik sang semesta. Kamu bukan milik si dia. Tapi, kamu adalah milik Dia. Dia yang Maha Romantis dan Setia. Begitu pula sebaliknya. Dia, orang yang kamu cintai, bukan milik kamu. Melainkan milik Allah, cintamu dan cinta si dia yang sebenarnya. So, believe it deh, ketika Allah kamu libatkan, yang namanya sakit hati atau kecewa, gak bakal ada. Kalaupun ada... sakitnya bentar doang, kek digigit semut merah."

"Atau disini... malah ada yang belum pernah ngerasain digigit semut merah?" sambung motivator tersebut. Sebagian audiens tergelak pelan.

"Cinta bisa menjadi apa, itu tergantung pribadi masing-masing. Cinta bisa membunuh tapi juga bisa, sebaliknya. Bisa menjadi kekuatan. Kekuatan terbesar. And the last, your love is yourself." Kali ini, gagap gempita gemuruh tepuk tangan lebih riuh terdengar. Menjadi iringan penutup.

Motivator tersebut, membungkukkan setengah badan dan mengucap salam. Auranya begitu hangat dan menyejukkan setiap pasang mata.

Ialah, Muhammad Alfad Denandra.

Motivator muda secerah mentari.

**

"Aku sayang kamu, Safina."

Tubuh Safina terasa bergetar di bawah tatapan intens David. Apalagi ketika Safina mendengar pernyataan memiliki itu. Ia, seakan menaiki roller coaster pada ketinggian tertinggi. Begitu pusing dan, menakutkan. Sebelum David menarik lengan Safina menjauhi Eland, ia berkata dengan seringaian, "berani nyiksa cewe? Cupu lo."

Dan Eland tak berekspesi apa-apa. Namun sebelum membalikkan badan, ia mendesis dingin, "nggak nyiksa. Sekedar kasih pelajaran. Lo bakal tau rasanya, kalo orang yang paling lo sayangi, malah berubah menjadi orang yang paling lo benci."

Kedua telapak tangan David mengepal seketika. Emosinya bagai meroket dan bibirnya terkatup tipis. Eland pergi. Dan David menahan mati-matian dirinya untuk tidak mengejar Eland dan membogem mentah lelaki yang baru saja membicarakan, soal ibunya itu.

Ibunya yang berprofesi sebagai pelacur. David tertunduk. Tak sadar, keringat di pelipisnya mulai bercucuran. Ia memang menyayangi Eland sebagai sahabatnya tapi untuk kali ini, David sungguh tidak rela berbagi.

**

Safina menggeleng pelan. Safina berusaha meneguhkan keberanian dan niatnya. Ditatapnya balik kedua bola mata hazel itu dengan sorot memohon dan, sedih. Safina tahu mungkin kalimat yang akan ia ucapkan bisa menyakiti tapi, ini semua, harus diakhiri.

Safina punya kehidupan sendiri.

Safina memiliki kriteria lelaki tersendiri.

Dan sungguh, Safina tidak mengerti mengapa David begitu berbeda hari ini. Berubah, drastis. Seratus delapan puluh derajat. Jadi, mana sosok David yang sebenarnya? Hingga, kedua bibir merah pucat Safina terbuka dan berucap.

"Aku, menyukai lelaki lain."

Dan David, terhempas begitu kuat. Begitu dalam. Remuk, dalam hitungan detik. Lalu, David tertawa menyedihkan. Dan bola mata hazelnya, berkilat mengerikan.







TBC

Obsession of SafinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang