8. Serangan Jantung

7.1K 705 59
                                    

VAL-POV

Tubuh ini rasanya membeku. Baru kali ini aura itu sangat buruk bagiku. Mungkin inilah alasan semua orang takut padanya.

Iblis ini memang cocok menjadi ketua mafia atau seorang pembunuh bayaran. Aura hitamnya luar biasa menyeramkan.

Ini adalah hal pertama yang benar-benar aku tahu dengan mata kepalaku sendiri, seperti ucapan semua murid bahwa iblis jahanam itu memang sangat menakutkan.

"Katakan, apa yang sudah kau lakukan kepadaku?!"

Aku bergidik ngeri mendengar bariton dinginnya yang sumpah seperti diguyur balok es dikepalaku. Angker dan sangar.

"Jawab!"

Astaga, rasanya jantungku mau copot demi mendengar bentakkan mautnya yang berada tepat didepan wajahku.

Ah, sial!
Ayolah, bukannya dia yang membuatku menderita?
Dan aku?
Bukannya aku hanya pasrah ketika dia mengintimidasiku, menyerangku bahkan bertindak asusila padaku.

Dan dia bilang apa tadi?
Aku melakukan sesuatu padanya?
Sepertinya otak setan iblis ini terbentur sesuatu hingga gesreknya kebanyakan.

"Aaaa....." Aku kembali diam, mulutku tak mampu menguraikan kata.

Rasanya lidah ini keluh demi melihat matanya yang begitu tajam seakan hendak mengunyahku utuh-utuh.

Tanganku terasa dingin, gemetar ketakutan. Berakhir aku menunduk namun sial ia menarik daguku, membuatku kembali menatapnya.

"Ayo katakan!" Geramnya.

Sumpah, aku benar-benar tidak tahu telah melakukan kesalahan apa padanya sampai membuat dia begitu marah dan geram padaku.

Jangankan mengumpat didepannya, mengabaikan atensinya saja seorang Vallian Brata ini tak berani. Lalu bagaimana bisa aku berani melakukan sesuatu yang membuat seorang Iblis murka?

"Aku....." Kutarik napas dalam-dalam. Mencoba memberanikan diri untuk menjawab, tak ingin membuatnya semakin marah.

"Aku tidak melakukan apa-apa padamu." Jawabku akhirnya dengan suara bergetar hebat.

"Kau yakin?" Intimidasinya. Demi apapun aku segera mengangguk penuh keyakinan.

Ya tuhan,
Rasanya hidupku hampir berakhir tanpa aku tahu apa penyebabnya. Ini jauh dari sebuah kenormalan.

Aku takut luar biasa, namun itu tak sampai membuatku pingsan. Artinya aku masih memiliki segelintir keberanian untuk bertahan.

Aku bernapas lega saat ia menghela napas panjang, menyatukan keningnya dengan keningku dengan tangan kanan memegang belakang kepalaku.

Wajah itu berangsur kalem, dan tatapan itupun perlahan melembut. Artinya aku akan selamat dari kemurkaannya.

"Kau membuatku gila." Gumamnya.

Aku hanya mengerutkan kening. Tak paham dengan ucapannya. Karena aku sendiri sangat sadar jika aku tak melakukan apapun padanya apa lagi sampai membuatnya menjadi gila.

Sepertinya kepala mbahnya setan ini emang habis kebentur sesuatu. Yang ada itu malah dia yang bikin aku jadi gila karena sikap semena-menanya.

"Aku menginginkanmu." Bisiknya ditelingaku.

Seketika itu juga bulu kudukku merinding. Aku hampir saja gagal paham apa maksudnya namun sikapnya langsung membuatku pintar dadakan.

Bagaimana tidak, begundal sinting itu menggigit telingaku sensual. Dan lihatlah, bulu kudukku langsung berdiri karena ulahnya.

The Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang