VAL__POV
Udara itu sejuk, mengisi segar pada setiap sendi. Mengusik senang untuk berbaur dalam kebersamaan. Hanya saja jarak ini menjadi penghalang.
Mata tajam itu terpejam.
Menikmati sapuan angin dengan tiduran di gazebo taman sekolah. Bersedekap dada dengan kaki kanan bertumpu pada lantai."Elu yakin nggak mau nyamperin?" Bisik Kuza.
Aku menggeleng.
Membiarkan ia menikmati kesendiriannya. Membangun dunianya bersama sepi namun merambatkan kehangatan."Kami bisa bersama kapan saja." Ucapku, melangkah meninggalkan gazebo taman, urung menghabiskan istirahat di sana.
"Bilang aja kalo elu pengen bebas." Cibir Kuza.
Aku cengengesan.
Emang bener sih, kapan lagi donk aku bisa menikmati waktuku sendiri tanpa keberadaannya yang menempel bak perangko.Biasanya kan di mana ada Vallian Brata di sana pasti ada Kuza. Nah sekarang, malah di mana ada Vallian Brata di sana pasti ada mata setan yang menatap bak predator.
"Tuh kan, busuk emang otak elu!" Gelengnya.
"Elu sahabat gua apa anak buah kak Bumi?!" Koreksiku, memastikan Kuza kembali pada hati nuraninya.
"Ya sahabat elu. Tapi kan pacar elu itu iblis. Mana bisa gua bohong, anjir!" Omelnya.
Aku menggeleng, merangkul Kuza sembari menggiringnya menuju pintu gerbang sekolah. Mengajak Kuza beli makan di kantin sekolah tetangga.
"Elu nekat amat sih?" Protesnya saat kami telah berdiri di depan gerbang sekolah. Menunggu lampu hijau berganti merah.
"Gua penasaran ma makanannya di sana. Kata temen-temen soto babatnya enak." Jawabku.
"Iya kan elu bisa nitip aja. Lu lupa apa gimana pacar elu kalo ngamuk?" Ocehnya.
Kami menyebrang jalan, Kuza berhenti mengomel. Hanya wajah putus asanya yang terpasang menyebalkan. Bikin hati ini ikutan nggak tenang.
"Tenang aja, gua uda tahu caranya buat mawangin iblis yang lagi ngamuk." Seloroh gua.
"Aduh!" Aku mengadu kesakitan, kepala ini mendapat jitakan sayang dari Kuza.
"Sejak kapan elu jadi seneng nyari perkara, hah?!" Deliknya.
"Ya sejak gua punya pacar iblislah." Jawabku sekenanya.
Kuza menghela napas.
Mulutnya tertutup rapat, sepertinya lelah beradu mulut denganku. Ia mengangkat kedua tangannya menyerah.Dan aku tersenyum penuh kemenangan, menarik tangan ini untuk berjalan sedikit lebih cepat. Meski nanti setelah istirahat jam kosong, tetap saja ada tugas.
Jadi kami tidak boleh terlalu bersantai, dan semoga saja pak satpam tidak kembali ke pos jaganya sampai lima belas menit kedepan. Bisa kena damprat kami berdua.
Kantin ramai, aku menjulurkan leher untuk mengikuti antrian panjang di food court kantin. Menunggu dengan sabar di bagian penjual soto babat.
"Eh, ternyata mewah juga ya nih sekolah. Kantinnya aja mirip kayak di sekolah Aaron." Bisik Kuza.
"Hem. Wajar aja nih sekolah terkenal. Nggak kalah ma sekolah kita." Angguk ku setuju.
Kami mengantri selama lima menit dan untungnya masih kebagian soto babatnya. Dan sekarang duduk di kursi pojokan dengan seragam yang berbeda.
"Berasa jadi maling gua." Ucap Kuza lirih.
"Abaikan saja. Kita di sini cuma mau makan bukan nyari ribut." Jelasku.
"Iya juga sih. Tapi anak di sini tuh musuh bebuyutan pacar elu." Bisiknya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad Boy
Roman pour AdolescentsWARNING! [DISINI KALIAN BAKAL SAKAU DENGAN LAGU-LAGU WESTLIFE] Bagaimana rasanya saat berurusan dengan manusia terburuk disekolah? Dunia seperti berhenti berputar bahkan mungkin hidupmu terancam tak akan pernah tahu apa itu bahagia ketika manusia pa...