Percayalah. Hanya bisa melihat dari kejauhan tanpa bisa berdekatan itu menyedihkan.
"Darimana aja sih lo, La?" tanya Lauren saat Pelangi baru saja sampai di kelasnya.
"Kantin," jawab Pelangi.
"Tumben lo pagi-pagi ke kantin."
"Suka-suka gue lah," jawab Pelangi sambil duduk di bangkunya.
"La, entar sore temenin gue ya?" tanya Lauren duduk menghadap Pelangi.
"Kemana?"
"Ck. Lo nggak tau? Entar sore kan tim basket kita tanding, La."
"Nggak tau," jawab Pelangi sambil mengeluarkan buku paketnya dari dalam tas.
"Lo tuh kudet banget sih. Hot news di sekolah nggak tau, most wanted di sekolah juga nggak tau. Bahkan seorang Laskara aja lo nggak tau kan?" ucap Lauren agak kesal.
"Gue tau," jawab Pelangi yang sudah fokus membaca buku paket Biologinya.
"Ya kalo lo nggak ada masalah sama dia juga lo nggak tau kan?"
"Nggak penting," jawab Pelangi masih fokus membaca.
"Temenin gue ya, La? Pasti banyak anak Wira Dharma yang nonton juga. Pertandingannya juga di sekolah kita sendiri kok," ujar Lauren.
"Males, Ren."
"Kok gitu sih? Temenin dong. Gue kan mau lihat pacar gue," ucap Lauren sambil senyum-senyum.
Seketika Pelangi menghentikan aktivitas membacanya. "Pacar?" tanya Pelangi mengerutkan keningnya. Lauren hanya mengangguk sambil tersenyum.
"Siapa?"
"Gibran," Jawa Lauren sambil tersenyum bangga.
Pelangi langsung kaget mendengar nama 'Gibran'. Cowok itu terlihat bukan cowok baik-baik. Bukankah cowok itu yang beberapa hari lalu menggoda Pelangi?
"Ren, Gibran bukan cowok baik," ujar Pelangi.
"Dia baik, La. Dia nggak seburuk yang orang lain tau," balas Lauren.
"Gibran playboy, Ren. Putusin dia."
"Enggak. Gue sayang dia, La. Lo nggak bisa seenaknya nyuruh gue putusin dia gitu aja. Hargain pilihan gue. Pokoknya entar sore lo harus ikut," ujar Lauren agak emosi.
Pelangi hanya menghela napas melihat sahabatnya itu. Begitulah Lauren, sangat keras kepala.
Terik matahari masih sangat menyengat. Mentari seakan enggan untuk pulang ke peraduannya. Rasa panas yang ditimbulkannya pun masih sangat terasa. Namun hal itu tidak mengurangi semangat para siswa yang sekarang sedang berkumpul di area lapangan basket outdoor SMA Wira Dharma.
Bukan hanya siswa Wira Dharma yang hadir hendak melihat pertandingan hari ini. Namun siswa Bakti Dharma, lawan tim basket SMA Wira Dharma hari ini juga banyak yang hadir.
Pelangi dan Lauren sedang duduk di pinggir lapangan untuk melihat pertandingan tersebut. Mereka duduk di bagian paling depan. Pelangi sebenarnya sangat malas. Tentu saja ia di sini hanya untuk memenuhi permintaan Lauren. Sedangkan Lauren sudah senyum-senyum sendiri memandangi Gibran yang sudah berada di lapangan karena pertandingan sudah dimulai.

KAMU SEDANG MEMBACA
JANJI PELANGI
Teen FictionPelangi Violetta, gadis manja yang harus berurusan dengan laki-laki kasar bernama Laskara Bintang Samudra. Pelangi berjanji akan selalu membawa kebahagiaan disetiap kehadirannya. Apakah janji itu mampu ditepatinya jika yang dihadapi adalah seorang L...