Redup

1K 56 3
                                    

Kilatan cahaya sebesar apapun itu pasti memiliki masa redupnya.


Laskara menggandeng erat tangan Pelangi. Melindungi tubuh mungil gadis itu dari desakan keramaian mall di akhir pekan seperti ini. Sesekali Pelangi tersenyum melihat bagaimana Laskara melindunginya posesif.

Hari ini Laskara memang berjanji kepada Pelangi untuk mengantarnya membeli sweater dan perlengkapan untuk berlibur lainnya.

Hari ini adalah minggu kedua libur semester. Seperti yang Laskara bilang sebelumnya, ia akan mengajak Pelangi berlibur bersama. Lusa mereka akan berangkat berlibur ke Lombok. Bukan hanya mereka, namun bersama Gibran, Angga, Dista, dan Lauren juga.

"La, beli sweater-nya couple-an ya?" ujar Laskara ketika sudah sampai di lantai dua, tempat segala macam pakaian berada.

"Apa sih, Kar? Alay tahu. Aku yang mau beli sweater. Kamu enggak usah ikut-ikutan," balas Pelangi.

"Kan biar romantis, sayang. Biar kelihatan couple goals gitu." Laskara menaik-turunkan alisnya.

"Najis, Kar," sahut Pelangi sambil memilih-milih sweater.

"Dih. Dulu aja kamu yang ngajakin, sekarang malah dinajisin." Laskara memasang wajah sok sedihnya.

"Kapan aku ngajakin couple-an baju?" Pelangi mengerutkan keningnya menatap Laskara.

"Duuh kamu lupa, sayang? Yang di Yogyakarta itu loh. Kamu enggak pernah pakai bajunya, ya? Kamu lupain? Apa jangan-jangan kamu buang?" ujar Laskara dramatis.

"Apa sih, Kar? Itu kan bukan aku yang minta couple-an," jawab Pelangi.

"Kamu yang minta," balas Laskara.

"Kamu," sahut Pelangi.

"Kamu."

"Kamu."

"Kamu."

Pelangi menghela napasnya. "Dah lah, Kar. Terserah. Ini enggak jadi belanja loh nanti."

Laskara menunjukkan cengirannya. Jika biasanya cowok yang mengalah terhadap ceweknya, namun mereka tidak. Jika soal bantah membantah dan sangkal menyangkal Laskara tidak ada tandingannya.

"Aku mau beli yang ini." Pelangi menunjukkan sweater berwarna pink dengan gambar panda di depannya.

"Jangan yang itu dong, sayang. Masa aku pakai sweater pinky-pinky gitu? Ada pandanya lagi tuh," protes Laskara.

"Siapa yang nyuruh kamu beli yang kembar sama aku?" balas Pelangi.

Laskara mencubit pipi Pelangi kemudian menunjukkan sweater putih dengan gambar matahari kecil di bagian dada kanannya.

"Bagus kan? Simple. Udah beli ini aja. Kembaran sama aku. Enggak ada penolakan. Harus nurut sama calon imam." Laskara menaik-turunkan alisnya.

Pelangi memutar bola matanya jengah. Namun sweater putih bergambar matahari di hadapannya itu tidak terlihat buruk.

JANJI PELANGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang