VERSI LASKARA

524 33 3
                                        

Janji Pelangi update nihhh!

Lama banget ya gak update? Dua minggu ada? Apa lebih?

Maapin author, lagi riweuh banget gan:(

Tapi author ada kabar baik!

Hari ini JANJI PELANGI double update!

Happy Reading

Eits, Jejaknya jangan lupa ya

________________________

Suatu cerita yang sama akan terlihat berbeda ketika diceritakan melalui sudut pandang orang yang berbeda pula. Bahkan orang yang bersalah pun berhak memiliki cerita versi mereka sendiri. Tindakan mereka memang tidak bisa dibenarkan namun mereka memiliki kesempatan untuk menjelaskan.

________________________

Pagi ini Laskara sudah senyum-senyum tidak jelas. Dista sampai khawatir kalau saudara sepupunya itu sudah gila. Seperti saat ini, Laskara sedang memakai sepatunya seraya bersenandung kecil. Sesekali tersenyum secara tiba-tiba. Entah apa yang ada di otaknya itu.

"HEH TAYI," seloroh Dista sembari melempar kulit pisang sisa ia sarapan tadi.

Laskara hanya menatap tajam Dista seraya melempar kembali kulit pisang tersebut ke arah saudara sepupunya itu. Sedetik kemudian ia berdiri dari duduknya. Ia telah selesai dari kegiatannya memakai sepatu. Setelah itu ia pun mengambil kunci mobil yang sebelumnya telah ia siapkan di atas meja. Tanpa menghiraukan Dista yang dari tadi menatap kesal ke arahnya, Laskara pun beranjak keluar dari rumah megah tersebut.

Merasa diabaikan dan kesal kepada Laskara¸ Dista pun menyusul Laskara yang sudah keluar rumah terlebih dahulu.

"LASKARUNG! Lo mau ninggalin gueee?!" omel Dista yang mendapati Laskara sudah membuka pintu mobilnya, bersiap untuk masuk.

"Tumben bawa mobil," tutur Dista seraya memperhatikan mobil Lamborghini veneno merah milik Laskara yang terparkir sempurna di halaman rumahnya.

Laskara hanya menggedikkan bahunya acuh, kemudian ia memasuki mobil kesayangannya itu. Namun sebelum ia mendaratkan pantatnya dengan sempurna, Dista sudah menariknya dengan kasar.

"Heh cangcorang! Lo tuh ngeselin banget sih! Lo mau ninggalin gue? Lihat nih gue belom pakai sepatu! Pengertian dikit dong!" cerocos Dista kesal.

"Apa sih? Ganggu mulu. Mending diem, tunggu Angga entar jemput lo," cetus Laskara tak kalah kesalnya.

"Lah? Kok Angga? Dia kan baru sembuh," sela Dista yang sedikit terkejut Angga akan menjemputnya. Pasalnya cowok itu tidak memberi kabar apapun kepada dirinya. Hanya saja Dista tahu dari Laskara bahwa kemarin Angga sudah pulang dari rumah sakit.

"Bacot ah, gue cabut dulu," balas Laskara sembari memasuki mobilnya.

"Mau kemana lo?" tanya Dista penasaran.

"Mau jemput mantan. Biar cepet mau diajak rujuk," jawab Laskara sebelum benar-benar menutup pintu mobilnya sembari terkekeh pelan.

"LASKARA BUCINNNN!" teriak Dista karena Lamborghini veneno merah tersebut sudah melesat bersama pemiliknya.

Oke sekarang Dista menyesal semalaman telah memberikan wejangan panjang lebar kepada saudara sepupunya itu. Lihat saja sekarang cowok itu meninggalkannya seenak jidat seperti itu. Cowok itu meminta Angga menjemputnya pula! Dista kan tidak tahu harus bersikap bagaimana kepada Angga setelah kejadian di rumah sakit itu.

Semalam Laskara memang sedang galau berat. Dista saja sampai turun tangan memberi wejangan. Laskara galau harus melepas Pelangi atau terus memperjuangkannya. Maju terus mengejar atau mundur pelan-pelan. Ia memiliki alasan untuk keduanya. Kalau ia maju tentu saja alasannya karena sayang. Kalau ia mundur alasannya ya karena ia merasa terlalu brengsek, hmm merasa tidak pantas mungkin?

JANJI PELANGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang