Pelangi Violetta, gadis manja yang harus berurusan dengan laki-laki kasar bernama Laskara Bintang Samudra. Pelangi berjanji akan selalu membawa kebahagiaan disetiap kehadirannya. Apakah janji itu mampu ditepatinya jika yang dihadapi adalah seorang L...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mau bilang apa sama Pelangi?☺
____________________
Maksudku benar. Mungkin caraku yang salah.
____________________
Asha sedang diam menunggu seseorang. Jarinya mengetuk-ngetuk pelan meja tempat ia menunggu. Mungkin untuk mengalihkan rasa bosan.
Tak lama kemudian seseorang datang dengan senyum tipisnya. Laki-laki itu terlihat berantakan. Rambutnya kusut berantakan, matanya menyorotkan rasa lelah yang dapat Asha lihat dengan jelas. Setelah cowok itu duduk di depannya, Asha baru tahu kalau telapak tangannya juga terluka. Bukankah seharusnya luka itu diperban? Namun tampaknya laki-laki itu memilih membiarkan lukanya terbuka.
"Kamu datang," ucapnya lembut.
Asha hanya diam sambil menatap nanar laki-laki di hadapannya itu. Ia marah dan kecewa. Namun melihat bagaimana berantakannya cowok itu membuatnya yakin bahwa ini juga tidak mudah untuknya. Asha tahu, Kendra pasti juga tidak baik-baik saja.
"Bisa kamu jelaskan Dra?" tanya Asha dengan menatap kecewa laki-laki di depannya itu.
Asha marah. Biar bagaimanapun tindakan Kendra tidak bisa dibenarkan. Namun ia akan memberikan kesempatan untuk Kendra menjelaskan berdasarkan sudut pandang dirinya.
Kendra masih diam. Ia semakin menundukkan kepalanya. Ia menatap sendu luka yang berada di telapak tangannya. Sedetik kemudian ia menggenggam kuat luka tersebut. Ia mengepalkan tangannya, mencengkeram kuat luka itu seakan mengalihkan rasa sakit yang berasal dari arah lainnya.
"Dra?" lirih Asha memanggil nama Kendra.
Perlahan Kendra mengangkat kepalanya. Menatap Asha dengan mata sendunya. Kendra senang Asha mau datang untuk menemuinya. Namun dari dalam hatinya, ia merasa tidak pantas untuk muncul di hadapan gadis tersebut. Benar kata Pelangi, Asha baik. Kendra malu kepada dirinya sendiri. Bagaimana bisa ia berpikiran bahwa Asha akan bahagia ketika ia melukai Pelangi? Apakah dendam memang begitu kuatnya?
Tiba-tiba saja perkataan Pelangi kemarin kembali menggema di telinganya, Gue tau dia orang yang baik, Kak. Kalau dia tau lo bunuh gue karena dia, apa lo yakin mental dia akan baik-baik aja?
"Dra?" panggil Asha yang menyadarkan Kendra dari lamunannya.
"Apa benar kamu ngelakuin semua ini karena aku?" tanya Asha dengan tatapan yang menelisik. Berharap bahwa apa yang kemarin dibilang Laskara tidaklah benar.
Kendra mengalilhkan tatapannya. Tidak cukup berani menatap mata Asha lebih lama. Karena ia tahu, apa saja yang akan ia katakana nantinya akan mengecewakan gadis itu.