Siapa Asha?

929 61 1
                                    

Tolong jaga dia. Buat dia tertawa. Buat dia bahagia. Pastikan dia baik-baik saja di setiap harinya. Jangan buat dia kecewa.-Pelangi Violetta.

Pelangi meringkuk dalam kamarnya. Memeluk sweater matahari milik Laskara yang masih ada pada dirinya. Air mata turut membasahi pipinya. Sekuat tenaga ia menahan jeritan yang ingin ia keluarkan dari bibirnya.

Hatinya sesak. Sangat amat sesak. Cinta pertamanya melukainya dengan sempurna.

Secepat Laskara meyakinkan Pelangi akan perasaannya secepat itu juga Laskara menghancurkan kepercayaan itu sendiri.

Notifikasi pesan WA mengalihkan fokusnya. Pelangi membuka notifikasi tersebut. Dari nomor yang tidak dikenal.

+628168XXXXXXX:
La? Gue pengen ngomong sesuatu sama lo. Pliss kali ini jangan nolak. Gue cuman pengen ketemu sama lo. Dan satu lagi, buka blokiran nomor lama gue dong.
_Kendra_

Pelangi mengerutkan keningnya.

"Kak Ken? Ngapain?" gumamnya sendiri. Sedetik kemudian ia mengedikkan bahunya. Tak ingin ambil pusing.

Merasa pesannya diabaikan, Kendra menghubungi Pelangi via telepon.

Pelangi mengangkat telepon tersebut dengan ragu.

"Halo, La," sapa Kendra di seberang sana.

"Halo, Kak. Ada apa?" tanya Pelangi to the point.

"Ketemu yuk, La," jawab Kendra.

"Buat apa ya, Kak?"

"Bentar aja, La. Pliss. Jangan takut. Gue enggak akan macem-macem. Gue enggak sejahat yang Laskara bilang ke lo," ujar Kendra di seberang.

"Gue lagi enggak mood kemana-mana, Kak," balas Pelangi datar.

"Makanya itu, siapa tahu entar mood lo jadi lebih baik. Bentar aja kok, La."

Pelangi tampak berpikir sebentar.

"Hmm yaudah. Ketemu dimana?"

"Taman deket rumah lo aja, gapapa?" tanya Kendra.

"Ya, gapapa."

"Sekarang ya, La. 15 menit lagi gue otw."

"Ya," balas Pelangi singkat.

Tidak butuh waktu lama. Pelangi tidak butuh dandan. Hanya mencuci muka agar sedikit tidak terlihat habis menangis dan memakai outfit krem kesukaannya serta memakai sepatu sneakers putih pada sepasang kakinya sudah cukup. Gadis itu sudah terlihat menarik. Cantik dengan gaya naturalnya.

Pelangi keluar dari kamarnya, meminta izin kepada Maminya.

"Mau kemana, La?" tanya Rani.

"Ke taman sebentar, Mi," jawab Pelangi.

"Sama siapa? Laskara?" tanya Rani.

Rani memang belum tahu akan retaknya atau bahkan hancurnya hubungan Pelangi dan Laskara. Yang Rani tahu Pelangi dan Laskara memang sedang dekat. Bahkan Maminya Pelangi itu tidak tahu kalau Pelangi dan Laskara sempat berpacaran.

Pelangi mengerjapkan matanya beberapa kali. "Hmm bukan kok, Mi. Bukan sama Laskara. Sama teman aja."

"Padahal Mami mau ngajak kamu ke rumah temen lama Mami loh, La. Dia sekarang tetanggaan sama kita. Dia baru pindah dari Singapura," jelas Rani.

"Oh ya? Kapan-kapan deh Pelangi main ke sana. Nggak enak kalau Pelangi batalin janji sama temen Pelangi, Mi," ujar Pelangi sambil tersenyum.

Luar biasa. Senyum Pelangi sekan menyembunyikan semua lukanya. Bahkan Maminya sendri tidak menyadari kalau putrinya itu habis menangis. Mungkin Rani mengira Pelangi hanya kurang tidur saja.

JANJI PELANGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang