BUKA TOPENG!

773 45 15
                                        

Vote and commentnya jangan lupa okey? Biar aku makin semangat buat rajin-rajin update wkwk.

Update spesial malam lebaran ini haha

Happy Reading!

________________

Tidak semua orang berhasil memaafkan sekaligus mengikhlaskan rasa sakit yang diberikan oleh seseorang. Sebagian dari mereka memilih menyimpannya sebagai dendam. Menumpuk, memupuk, kemudian membalaskannya. Percayalah kamu yang pendendam tidak lebih baik dari mereka yang pernah menyakitimu.

________________

Pelangi sudah tidak tahu lagi apa yang akan terjadi pada dirinya. Seandainya ia mati hari ini, mungkin ia akan mengikhlaskannya. Mungkin memang ini jalannya. Namun bagaimana dengan Maminya? Bagaimana dengan Papinya? Lauren? Dan.... Laskara? Ia masih ingin bersama mereka untuk waktu yang lebih lama lagi.

"K-kak, g-gue mohon hentikan. S-sakit, kak. Enggak kayak gini caranya. Kalau gue meninggal apa itu akan merubah keadaan? Y-yang ada orang yang lo sayang akan benci sama lo Kak," tutur Pelangi dengan sisa-sisa tenaga yang dimilikinya berharap orang itu mengasihaninya dan membiarkannya hidup.

Cowok itu menghentikan kegiatannya menyatat tangan Pelangi. Menatap gadis itu dengan tatapan dinginnya, "Tau apa lo tentang orang yang gue sayang? Dia pasti akan bahagia kalau tau gue udah berhasil lenyapin lo, Pelangi.

"G-gue tau d-dia orang yang b-baik Kak. K-kalau dia tau lo b-bunuh gue karena dia, apa lo yakin mental dia akan b-baik-baik aja?" ujar Pelangi terbata karena napas pendeknya. Ia mati-matian menahan sakit yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Rasanya air mata pun tidak cukup untuk mengekspresikan bagaimana sakit dan ketakutannya dia.

Cowok itu diam. Menatap kosong tangan Pelangi yang berdarah begitu banyaknya karena dirinya.

"T-thanks udah pernah memperlakukan g-gue dengan baik, Kak," ucap Pelangi yang kemudian ia tumbang saat itu juga. Pertahanannya runtuh, ia sudah tidak kuat menahan semuanya. Perlahan ia pun kehilangan kesadarannya.

Tangan cowok itu gemetar ketika melihat Pelangi yang telah memjamkan matanya. Ia mencengkeram kuat pisau lipat yang penuh dengan darah itu. Hal itu membuat tangannya sendiri terluka. Namun rasa perih yang ada pada telapak tangannya tidak sebanding dengan rasa aneh yang menjalar dihatinya. Tidak! Seharusnya ia bahagia ketika Pelangi sekarat seperti ini. Atau seharusnya ia membunuhnya saat itu juga. Ia sudah bersusah payah menculik gadis itu. Namun hatinya tidak peduli, hatinya tetap merasa nyeri. Kabut dendam itu seakan hilang saat ia melihat wajah teduh Pelangi yang pucat seperti mayat.

Mungkinkah ia merasa bersalah?

Thanks udah pernah memperlakukan gue dengan baik, Kak. Kalimat terakhir yang diucapkan Pelangi pada dirinya terus menggema di telinga.

BRAKKK!!!!

Tiba-tiba ada seseorang yang mendobrak ruangan gelap tersebut. Sontak cowok itu langsung membalikkan badannya menghadap pintu.

"BANGSAT LO ANJING!" umpat Laskara setelah mendobrak pintu dan hal yang pertama kali ia lihat adalah Pelangi yang tergeletak tak sadarkan diri dengan kaki diikat dan darah yang ada dimana-mana.

Satu detik kemudian Laskara langsung melayangkan tonjokkannya tepat pada rahang cowok tersebut. Jangan tanyakan bagaimana perasaan Laskara saat ini. Ia benar-benar sangat emosi. Ia lebih dari marah. Ia berjanji akan membuat cowok itu menderita selamannya. Bahkan dengan senang hati ia kan mengirim cowok itu ke neraka hari ini juga. Dengan kedua tangannya sendiri. Ia tidak akan segan-segan.

"MATI LO HARI INI KENDRA!!!" ucapnya seraya menendang dada Kendra hingga terpental ke pojok ruangan.

Okey sampai sini sudah cukup jelas kan siapa pelakunya?

JANJI PELANGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang