Mimpi Disiang bolong

441 32 0
                                    

Happy Reading!!!

***


"Motor lo kenapa?" Tanya seseorang dari balik punggung Rain.

"Udah tau kempes pake na-" jawaban Rain menggantung seraya dia berbalik badan dan melihat siapa yang bertanya barusan.

" Eh Kak Rey, anu ni kak kempes." Rain melanjutkan ucapan dengan bibir yang bergetar dan wajah yang merasa bersalah.

"Pulang bareng gue aja, lagian kalo lo suruh gue niup ban motor lo berat, gue nggak akan kuat."

Rasanya ingin teriak kegirangan tapi Rain mampu mengontrol dirinya yang mulai salah tingkah.

" Hmm nggak usah deh kak, saya bisa kok dorong motor sampe bengkel". Pura-pura menolak itulah senjata ampuh kebanyakan  cewek untuk mengetes seorang cowok.

"Arah kerumah lo mana ada sih bengkel. Ada paling sekitar 5 kiloan. Yakin mau dorong motor? Udah sama gue aja, biar ntar anak buah bengkel bokap gue yang ambil motor lo".  Jelas Rey dengan ekspresi datar andalannya, meskipun demikian Rain tetap jatuh hati pada cowok jangkung itu.

"hmm--" jawaban Rain menggantung diudara.

"Udah ayo naik, pake helm lo." seketika Rey memotong penolakan yang hendak terlontar dari mulut Rain.

***

Ditengah perjalanan pulang bersama Rey, Rain hanya bisa diam seribu basa tak berkutik bahkan tidak berani berdeham. Menyadari Rey yang sedari tadi diam membisu, Rain tidak berani melontarkan satu kata sedikitpun.

"Rumah lo sebelah mana?". Akhirnya Rey membuka bibirnya walau dengan pertanyaan biasa yang ditanyakan tukang ojek kepada penumpangnya.

"Lurus dikit belok kiri kak, ntar ada rumah nomor 8 disebelah kanan jalan. Pagar warna coklat, itu rumah gue." Jawab Rain sambil memajukan sedikit wajahnya agar Rey mendengar penjelasannya.

" Ini rumahlo? Ternyata lo anak orang kaya ya?" Tanya Rey sambil memperhatikan pagar megah rumah Rain.

"Mungkin." jawab Rain sambil mengangguk kecil.

"Makasih kak udah dianter sampe depan rumah." lanjut Rain sambil melepas helm dari kepalanya.

"iya. Yaudah gue mau cabut." jawab Rey sambil berpamitan. 

Belum sempat mengatakan hati-hati, Rey langsung memperlaju kendaraannya.

"yaelah, belum sempet gue bilang ati-ati udah main kabur gitu aja." Gumam Rain sambil memperhatikan punggung Rey yang semakin menjauh.

Rumah Rain terlihat sangat sepi. Tak ada satu mobil pun yang berleha-leha digarasi rumahnya. Itu menandakan bahwa rumah sedang kosong. Paling hanya ada bibi dan mba dirumah.

" Mobil nggak ada semua, berarti rumah kosong. Aman deh gue." Gumam Rain sambil memperhatikan garasi rumahnya yang terlihat kosong.

Rain langsung bergegas masuk kerumah dengan pintu yang tidak dikunci itu.

"Eh neng, udah pulang? Mau langsung makan neng? Kalo gitu Bibi siapin dulu yaa.." Sapa salah seorang ART yang bekerja dirumah Rain.

" Hmm iya bi, tapi Rain ganti baju dulu ya." jawab Rain sambil melontarkan senyum manisnya. Bibi hanya mengangguk dan membalas dengan senyuman.

Rain bergegas masuk ke kamarnya yang berada dilantai dua rumahnya.

"Aaaaaaaa gila ya, mimpi apa gue semalam bisa pulang dianterin sama kak Rey, udah ganteng wangi banget lagi." Rain senyum-senyum sendiri sambil mengganti baju seragamnya.

"Rasanya gue pengen pindah rumah yang jauh aja deh, biar bisa lama-lama dibonceng kak Rey." lanjutnya bahkan kali ini dengan muka yang makin memerah dan penuh kegirangan.

****

"Kenapa lo, gue perhatiin dari tadi keknya seneng banget?" Datang Kak Sunny  sambil memegang kedua pundak Rain yang sedang makan siang.

"Loh kak Sunny dirumah?" mobilnya kok nggak ada?" Jawab Rain dengan ekspresi terkejut dan kebingungan.

"Gue dari tadi dirumah de. Mobil dipake Mama. Gue juga liat lo tadi pulang dianterin cowok kan?" Jawab Kak Sunny dengan Raut wajah penuh ejekan.

Bibir Rain yang penuh dengan nasi mendadak bergetar. Rasanya tidak percaya bahwa sang kakak melihatnya saat pulang sekolah tadi. Pikirnya dirumah ini sedang sepi, orang-orang sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing termasuk sang kakak yang sedang menggeluti dunia modeling. 

" Apaan sih kak, orang cuma temen gue aja kok." Jawab Rain tanpa berani menatap mata sang kakak yang sekarang duduk tepat di samping kursi makannya.

" Temen atau Demen? Atau jangan-jangan udah jadian ya, iyakan? Ngaku aja deh lo" Kak sunny masih saja mengusik sang adik yang paling anti dengan namanya pacaran.

"Ihh kak Sunny, tadi tu ban motor aku kempes. Jadi mau nggak mau aku pulang bareng Kak Rey deh. Langsung pulang kok tadi , nggak mampir kemana-mana. Beneran deh kak aku nggak bohong." Jelas Rain dengan muka yang mulai memerah. 

" Hahaha. Yaudah deh iya gue percaya." Jawab Kak Sunny sambil berlalu pergi meninggalkan Rain yang masih membeku dimeja makan.

-

-

Terima kasih sudah membaca cerita Rain in the summer

Jangan lupa vote dan komen

23 juli 2019

RAIN IN THE SUMMERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang