Happy Reading!!
~
~
Rain merebahkan dirinya pada ranjang kamarnya. Menatap nanar ke arah ponsel yang sejak tadi ia genggam. Sikapnya kepada Rain tidak pernah berubah, hanya saja ia jarang mengirimkan Rain pesan seperti dulu. Jarang meneleponnya sebelum tidur. Bahkan Rey sering tiba-tiba menghilang saat di sekolah.
Ponsel Rain bergetar. Membuatnya otomatis tersadar akan lamunannya yang masam. Dengan cepat ia melirik ke arah ponsel yang ia genggam.
Kak Rey 💕 is calling....
Mata Rain membuka sempurna. Yang ia tunggu akhirnya tiba, dengan cepat Rain menekan ikon berwarna hijau kemudian menempelkan ponsel itu ke telinganya.
"Hallo Kak?? "
"Aku seneng banget Rain, operasi Papa aku berjalan lancar"
"Operasi? Sejak kapan? Kok Kak Rey nggak bilang sama aku" Protes Rain.
Bukannya ia tidak merasa bahagia mendengar kabar ini, hanya saja ia terkejut. Rey belum memberitahunya sama sekali tentang ini.
"Iya Papa operasi dari tadi siang, dan sekarang udah selesai. Maaf aku lupa kasih tau kamu"
"Lupa?? Semudah itu Kak Rey lupa ngasih tau aku"
"Maaf Rain, semua ini terlalu dadakan. Dan alasan aku kenapa pulang duluan karena ini"
"Ya udah kalau gitu, aku nyusul Kak Rey sekarang. Wa alamatnya ke aku"
Ucap Rain yang langsung memutuskan panggilannya.Tak berapa lama Rain yang tadi memilih untuk memesan ojek online tiba di salah satu rumah sakit tempat Papa Rey di operasi. Tanpa pikir panjang Rain langsung bertanya di mana ruangan Papa Rey ke meja resepsionis.
Setelah memastikan informasi yang ia dapatkan itu benar adanya, Rain bergegas mencari ruangan itu seorang diri. Dengan satu kantong plastik berwarna putih berisikan satu porsi nasi dan air mineral Rain berjalan dengan teliti. Melihat ke sisi kanan dan kirinya. Hingga dirinya tiba di sebuah ruangan yang dari tadi ia cari.
Sebuah kejutan. Ada Rey dan Feli yang tampak asik bercanda sambil menikmati makanan mereka masing-masing. Sesekali Feli tampak memukul lengan Rey sambil terus tertawa geli. Rain tau, dirinya tentu tidak akan baik-baik saja melihat semua ini. Namun ia berusaha mengesampingkan egonya, dan memilih untuk tetap mendatangi Rey.
"Ehmm"
Rey dan Feli menoleh dan memutuskan untuk menyudahi makan malam mereka. Raut wajah Feli berubah, sepertinyaia tidak nyaman dengan kehadiran Rain yang mendadak saat ini. Begitu juga dengan Rey, mungkin ia tak menduga bahwa Rain akan datang secepat ini.
"Hmm Rain? Kamu beneran datang? " Tanya Rey mengakihkan pembicaraan.
"Seperti yang udah Kak Rey liat. Aku datang, berharap bisa jadi penawar rasa lelah kamu. Tapi ternyata ada yang lebih cepet" Sahut Rain dengan sekilas senyum licik.
"Hmm tadi kita nggak sengaja ketemu, terus cari makan bareng" Jelas Rey.
"Oh iya? Siapa yang sakit Kak? " Tanya Rain kepada Feli.
"Hmm... Oke, oke gue jujur. Gue sengaja kesini buat nemenin Rey, dan dia bilang dia belum makan, jadi gue beliin makan" Jelas Feli jujur, ia tidak bisa berbohong dalam keadaan seperti ini.
"Makasih udah jujur" Rain tersenyum.
"Rain ini semua nggak--"
"Udah Kak, aku nggak pa-pa kok. Ini aku bawain makanan, siapa tau nanti Kak Rey laper lagi" Ucap Rain seraya menyodorkan kantong plastik yang ia bawa.

KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN IN THE SUMMER
Short Story"Aku layaknya hujan yang turun saat kau tengah menikmati hangatnya sinar mentari. Aku tau, saat itu kau benci diriku. Namun aku yakin, esok atau lusa saat peluh di dahimu mulai menetes, kau akan mencariku. Kau akan mencari diriku, sebagai hujan yang...