Happy Reading kalian!!!
(Now playing : cintaku hilang-Devano Danendra)
Hari ini, masih hari yang sama. Dimana Rain harus menjaga jarak dengan Rey, ini sudah hari ke-3 dan Rey belum juga menemui dirinya atau setidaknya berniat untuk meminta maaf atas ucapannya.
Rain dibuat semakin murung dan dilema. Hatinya ingin sekali bertanya langsung kepada Rey, namun otaknya selalu mengingatkan perihal harga dirinya. Rain sangat kesal hari ini, ia menghentak-hentakkan kakinya ke lantai yang ia pijak sekarang.
Dengan ransel yang masih berada setia dipunggungnya Rain berjalan menuju kelasnya. Ia berinisiatif untuk membuka lokernya terlebih dahulu, karena hari ini adalah jadwal si pengagum rahasianya.
Walaupun kemarin si penulis surat itu sudah mengucapkan sampai berjumpa lagi, tapi hati Rain mengatakan bahwa ada sesuatu di dalam lokernya.
Rain membuka lokernya dengan hati-hati, berharap tak ada sesuatu didalamnya. Ia terkejut saat mendapati sebuah buket bunga yang hampir memenuhi ruang lokernya sekarang.
Ia mendengus pelan kemudian mengambil buket bunga itu. Rain membolak-balik buket bunganya berharap ada petunjuk disana. Namun ia tak menemukan apapun disana, hanya sebuah note yang bertuliskan maaf .
"Maaf? " Tanya Rain pada dirinya sendiri.
"Dari Kak Rey? " Lanjut Rain kemudian buru-buru mengunci lokernya kembali.
Rain masih berdiri didepan lokernya, ia sengaja menunggu Rey datang. Dari pada harus menemui pria itu didalam kelas ataupun dikantin, lebih baik ia menunggunya disini.
"Kak Rey. " Ucap Rain dengan ragu saat Rey lewat dihadapannya.
Rey memundurkan beberapa langkahnya.
"Kenapa? ""Bunganya cantik, tapi gue nggak suka notenya." Ucap Rain ketus.
"Bung-bunga? Gue nggak--" Ucapan Rey terpotong karena Rain buru-buru menjawabnya.
"Caranya kurang ikhlas!!" Tukas Rain penuh penekanan.
"Minta maaf langsungkan bisa? Jelasin dulu semuanya. Biar jelas!! " Lanjut Rain semakin nyaring.
"Gue nggak ngerti maksud lo apa? " Sahut Rey tanpa rasa bersalah.
Rain melempar buket bunga yang sedari tadi berada digenggamannya.
Dengan reflek Rey menangkap buket bunga itu kemudian membolak-balikkan buket bunganya.Rey menghela kasar.
"Salah orang!! Gue nggak mungkin ngelakuin cara murahan kayak gini buat minta maaf sama cewek!! ""Mending gue nggak minta maaf sama sekali dari pada pake cara rendahan kayak gini!! Sok romantis!! " Lanjut Rey seraya menjatuhkan buket bunga itu dengan sengaja kemudian pergi meninggalkan Rain yang masih mematung.
Apa ini? Sebuah cairan bening menetes dari kelopak mata Rain. Ia menangis, lagi dan lagi karena ucapan Rey. Memalukan sekali dirinya saat ini, Ia sudah menjadikan Rey tersangka tanpa bukti apapun.
Rain mengatur napasnya kembali kemudian menghapus air matanya secara cepat. Ia memungut kembali buket bunganya kemudian bergegas menuju kelasnya.
***
"Kurang ajar banget si Rey!! " Ucap Dodit sambil menggebrak meja dihadapannya.
"Nggak usah lebay kali Dit, tumpah semuakan kuah bakso gue. " Cibir Rain.
"Yee sorry.... Gue emosi ni emosi!! Masa cewek secantik lo lagi-lagi disakitin sama cowok yang bentukannya kayak Rey!! " Ucap Dodit dengan angkuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN IN THE SUMMER
Short Story"Aku layaknya hujan yang turun saat kau tengah menikmati hangatnya sinar mentari. Aku tau, saat itu kau benci diriku. Namun aku yakin, esok atau lusa saat peluh di dahimu mulai menetes, kau akan mencariku. Kau akan mencari diriku, sebagai hujan yang...