(Ost. Hujan-Utopia)
****
Rabu, 12 juni 2019
Dear Diary
Hari ini lagi-lagi aku dimarahin sama oma. Sebenernya itu udah jadi hal biasa buat aku, bahkan udah jadi makanan sehari-hari buat aku. Mau tau kenapa oma selalu marah sma aku. Jadi 17 tahun yg lalu, waktu mama Lita hamil, Oma pengen banget punya cucu laki-laki. Tapi ternyata waktu Mama melahirkan, anak mama lagi-lagi perempuan. Dan setelah melahirkan aku, Mama tidak bisa mempunyai anak lagi karna rahim mama bermasalah. Oma marah banget waktu itu. Maka Dari itu oma benci banget sama aku, karena kelahiranku ini ga diharapkan sama oma. Oma cuma bisa berharap dapet cucu laki-laki dari keturunan Papa, karena oma cuma punya satu anak. Dan Oma sering menghubung-hubungkan nama Rain yang berarti hujan dengan musibah. Yaa seperti aku ini pembawa sial, akuni sebagai hujan yang mengganggu hangatnya sinar matahari. Ditambah lagi nama kak Sunny yang berarti cahaya matahari itu bertolak belakangan sma namaku. Yaa begitulah Oma. Udahan dulu ya curhatnya .Love,
RainRain menutup kembali buku diary berwarna biru muda kesayangannya. Didalam buku itu ada banyak rahasia tentang kehidupannya, tak terkecuali soal perasaannya. Rain berpikir bahwa hanya buku itu yang mampu mengerti dirinya.
Rasanya bosan setiap hari selalu diomelin Oma Sul. Apabila Rain melakukan sedikit kesalahan Omanya itu langsung membandingkannya dengan sang kakak. Kak Sunny ini memang cantik dan pandai memoles wajahnya. Ditambah lagi dia memiliki bakat model yang sudah tertanam sejak kecil. Sementara Rain, dia lebih suka bergaul dengan buku diary dan buku pelajaran yang sangat tebal. Dia lebih memilih untuk berdiam diri dikamar ketika memiliki waktu luang, Rain pergi hangout hanya ketika benar-benar bosan dan dipaksa kedua sahabatnya. Dia tak hobi berdandan, berpenampilan apa adanya dan tidak diada-adain adalah prinsipnya dalam berpenampilan.
Tok tok tok
Suara pintu kamar terdengar diketuk. Rain langsung seketika menoleh dan membereskan buku diary miliknya.
Tok tok tok
Pintu kamar Rain kembali diketuk lebih keras dari sebelumnya. Bahkan diselingi dengan suara lembut Mama dari balik pintu.
"Masuk aja ma, nggak Rain kunci kok." jawab Rain sambil membereskan baju sekolah yang masih berhambur ditempat tidurnya.
Mama membuka pelan pintu kamarnya.
"Rain, kamu marah ya sama Oma. Maafin O-" ucapan Mama langsung dipotong oleh Rain.
" iyaa ma, udah Rain maafin kok. Lagian salah Rain juga, bukannya langsung pulang malah beli es blend dulu. Wajar aja Oma marah." Rain mendengkus sedikit kesal dengan wajah yang sengaja ditundukkan.
"Rain, sayang... Kamu nggak boleh terus menerus nyalahin diri kamu sendiri. Mama yakin Oma itu nggak sepenuhnya marah sama kamu." Jawab Mama sambil mengusap lembut kepala putri bungsunya itu.
"Maa.. Ini emang fix kesalahan akukan Ma. Dimata Oma, Rain itu selalu salah. Apapun alasan Rain, tetep aja aku tu salah. Lagian kenapa sih Mama itu kasi nama aku Rain. Bertolak belakang banget gitu sama nama kak Sunny yang artinya cahaya matahari." Rain mendengkus lagi bahkan bibirnya mulai melancip.
"Rain... Bukan tanpa alasan Mama kasi nama kamu Rain, yang berarti hujan. Hujan itu rahmat, rejeki dari Allah. "
"Dan mama mau kamu itu jadi hujan yang membawa rejeki untuk orang lain, jadi hujan yang sangat ditunggu dimusim panas. Kamu bayangin aja ni, kalo lagi musim panas terus semua mengalami kekeringan, kira-kira hujan bakalan jadi hal yang penting nggak waktu itu. Kira-kira hujan dibutuhkan nggak?" Jelas Mama sambil memeluk kedua pundak Rain.
Bibir Rain yang semula manyun kini melengkung menjadi senyuman.
" Makasih ya Ma, Mama selalu bisa bikin Rain tenang." sahut Rain dengan senyuman.
"Nah gitu dong. Anak Mama yang ini nggak boleh sedih, harus selalu senyum dan--" ucapa mama menggantung seraya Rain menjawab
"Membawa kebaikan bagi orang
lain."Rain dan Mama saling berpelukan. Hingga akhirnya Mama meninggalkan Rain dan turun kembali kebawah.
****
Hari sudah malam.
Rintikan hujan disertai gemuruh suara guntur mulai terdengar. Rain bergegas membuka sedikit gorden kamarnya untuk mengintip air-air itu jatuh ke bumi. Rain sangat menyukai hujan, karena baginya hujan adalah teman yang memiliki nasib sama seperti dirinya. Sudah beberapa hari kota Jakarta tidak diguyur hujan, hingga pada malam ini hujan datang dengan sendirinya."Akhirnya hujan juga, rasanya tenang banget kalo liat hujan begini." gumam Rain sambil menatap kearah luar jendelanya.
Jam sudah menunjukkan pukul 21.25 itu artinya Rain harus bergegas tidur agar besok tidak bangun kesiangan lagi. Ditambah SMA Satu Bangsa selalu memberi sanksi kepada siswanya yang terlambat. Bahkan Manda pernah disuruh pulang kerumah karena terlambat. Beruntung Rain selalu datang sebelum bell sekolah berbunyi.
" Mending aku tidur deh daripada besok kesiangan lagi." guman Rain seraya menutup kembali gorden yang semula terbuka sedikit.
Makasih yang udah baca, jangan lupa vote dan comment 🌻🌻
25 juli 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN IN THE SUMMER
Historia Corta"Aku layaknya hujan yang turun saat kau tengah menikmati hangatnya sinar mentari. Aku tau, saat itu kau benci diriku. Namun aku yakin, esok atau lusa saat peluh di dahimu mulai menetes, kau akan mencariku. Kau akan mencari diriku, sebagai hujan yang...