Pukul 06.45 Rain sudah berada di dalam pagar sekolah. Berjalan menyusuri koridor kelas dengan tas ransel coklat di pundak. Menatap lantai putih yang sudah tak jernih lagi.
Keadaan sekolah belum ramai, hanya ada beberapa murid yang sudah berangkat.
"Rain!!" seru seseorang yang berjalan dari arah belakang Rain.
Rain menoleh dan mendapati yang memanggilnya adalah Tino.
"Apaan?" Tanya Rain datar.
"ke atas bareng dong." Jawab Tino sembari menyamakan posisinya dengan Rain.
Rain mengangguk kecil."Eh lo ntar jam istirahat sibuk nggak?" Tanya Tino.
"Sibuk makan doang sih. Kenapa?" Jawab Rain sekenanya.
"Gue mau minta tolong sama lo. Ajarin gue MTK dong. Gue dapat tugas dari bu Rosi gara-gara kemarin telat masuk kelasnya. Ajarin gue ya plisss.." Jelas Tino dengan ekspresi memelas.
"Hmm boleh." Sahut Rain dengan menggangguk dan tersenyum kecil.
***
"Nah jadi ini lo tinggal liat kubusnya. Nah disini kan di ketahui rusuknya 10 cm, berarti kalo P titik tengah itu setengahnya. Jadi jarak titip P ke ruas garis CG adalah Akar lima pangkat dua di tambah lima pangkat dua sama dengan, akar dua puluh lima di tambah dua puluh lima sama dengan, lima akar dua. Paham?" Rain dengan sabar menjelaskan kepada Tino tentang materi Geometri.
"Oiyaya ternyata kalo kita perhatiin dengan seksama gampang juga ya." Jawab Tino dengan menggangguk paham.
"Udah Bell tu, gue mau balik ke kelas dulu sebelum Pak Sardi masuk. Btw lain kali kalo bu Rosi ngejelasin diperhatikan dengan seksama ya Tino.... Masa gitu aja nggak bisa." Ucap Rain sambil menepuk punggung tangan Tino.
"Dari mana aja lo Rain? Untung ini pak Sardi belum masuk. Kalo sampe Pak Sardi masuk duluan, bisa-bisa lo nggak boleh ikut jam pelajarannya." Tukas Manda yang mulai penasaran.
"Ada deh... Kepo aja lo." Jawab Rain kemudian menjulurkan lidah ke arah Manda.
" Yee ni anak di bilangin juga. Sok sibuk banget sih lo." Kali ini Dodit berkomentar. Rain hanya terpekik kecil.
"Selamat Pagi" Sapa Pak Sardi ketika baru saja menapakan kaki pada lantai kelas XI-IPA 2.
"pagi..." jawab murid-murid serentak.
"Bapak absen dulu ya. Ada yang tidak masuk hari ini?"
"Miko sama Indri pak. Miko tanpa keterangan, kalo Indri sakit. Suratnya ada di meja pak." Jawab Radit selaku ketua kelas.
"Selain itu turun semua ya?" Respon Pak Sardi sembari menurunkan sedikit kacamata minusnya.
"Iyaa pak..." Lagi-lagi murid-murid menjawab dengan serentak.
"Eh Rain, kira-kira Miko kemana ya? Dua hari nggak turun parah amat tu bocah." Ujar Dodit dengan sedikit berbisik.
" Mana gue tau. Lu kira gue nyokapnya Miko." Jawab Rain lirih.
"Tau tu Dodit, emangnya Rain Baby Sitternya Miko gitu." Kali ini Manda ikut berkomentar.
Mereka bertiga tertawa sampai suaranya terdengar oleh Pak Sardi.
"Ada apa itu? Dodit, Raina, Amanda?" ucap Pak Sardi dari balik buku absen yang masih dalam pandangannya.
Mereka hanya diam dan tak berani berkutik sama sekali. Melipat tangan diatas meja dan menunduk.***
"Hai Rain!" Sapa Tino yang datang secara tiba-tiba dari balik susunan beberapa sepeda motor di parkiran.
Rain sepontan mengelus dada karena terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN IN THE SUMMER
Cerita Pendek"Aku layaknya hujan yang turun saat kau tengah menikmati hangatnya sinar mentari. Aku tau, saat itu kau benci diriku. Namun aku yakin, esok atau lusa saat peluh di dahimu mulai menetes, kau akan mencariku. Kau akan mencari diriku, sebagai hujan yang...