Keputusan

169 14 1
                                    

Happy Reading and thank you

Happy Reading and thank you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Septino Wijaya a.k.a Tino yg selalu sayang Rain 😁😁

Cuma sekadar mengingatkan ya sama siapa visualnya siapa. Kali aja temen-temen banyak yang lupa. Yang baca prolog pasti tau sih 😂😂

-

-

-

Kesal. Rain memasuki kelas dengan menghentak-hentakan kakinya ke lantai. Wajahnya ditekuk. Kedua tangannya bertengger di pinggang. Bahkan Rain tak menghiraukan Ayu yang menyapanya dari depan pintu.

"Buset, lo kenapa Rain? " Tanya Dodit heran.

"Perasaan tadi ada yang lagi kasmaran" komentar Manda.

"Kasmaran apaan" Decak Rain sebal.

"Kenapa sih Rain? Muka lo kucel amat udah kayak kanebo abis dipake" Cibir Dodit yang langsung mendapat tatapan tajam dari Rain.

"Ihh pokoknya gue kesel... Kesel banget!! "

Dodit dan Manda seketika diam saja. Membiarkan Rain meluapkan emosinya dengan meremas-remas roknya hingga kusut. Mereka tau pasti ada yang terjadi antara dirinya dan Rey. Dan itu pasti. Mereka sengaja mendiamkan Rain untuk waktu yang cukup lama.

Sudah lima belas menit Rain diam. Posisinya beralih, sekarang ia tampak membenamkan wajahnya di balik tumpukan kedua tangan.

***

"Rain!! Kak Rey sama Tino berantem" Teriak Miko dari ambang pintu.

Ucapan Miko  tidak hanya membuat Rain menoleh, tapi seluruh isi kelas. Seketika kelas sepi karena penghuninya berlarian menuju tempat terjadinya perkara. Mereka berbondong-bondong melihat apa yang sedang terjasi. Apapun yang menyangkut soal Rey, pasti heboh.

Di sana, ternyata Rey dan Tino sudah lebih dulu dikerumuni oleh siswa-siswi lain yang kelasnya lebih dekat dari TKP. Hal itu membuat Rain sedikit kesusahan untuk menyelinap masuk ke dalamnya. Untung saja ada Reza dan Ilham yang dengan pekanya langsung memberikan jalan masuk untuk Rain.

Belum saja Rain berteriak seperti kala itu. Teriakan Bu Rosi sudah lebih dulu mengintrupsi. Membuat semua yang ada di sana terdiam. Kerumunan itu terbuka, menampakkan sosok galak Bu Rosi yang tengah berjalan mendekat.

"Lagi-lagi kalian ini!! Bubar sekarang juga, sebelum Pak Abdul melihat" Ucap Bu Rosi yang sepertinya enggan memperpanjang masalah.

RAIN IN THE SUMMERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang