Jadi Siapa?

207 23 0
                                    


Malam ini Rain duduk pada boncengan motor yang dikendarai Rey. Rasa yang tak karuan kembali hadir menelusuri relung hatinya.

Berkali-kali dia berusaha membuang segenap perasaannya, namun hasilnya sama. Rain tetap saja mencintai pria dingin yang sedang mencair untuk beberapa saat ini.

Waktu menunjukkan pukul 20.30 , Rey menghentikan sepeda motornya diarea parkir salah satu taman kota.

"Mau ngapain?" Tanya Rain kebingungan.

"Duduk aja, ngabisin malem disini. Sama lo." Jawab Rey santai.

Seketika Rain membulatkan matanya. Ia berusaha dengan susah payah menelan air salivanya hanya karena ucapan Rey.

"Kenapa?  Nggak usah gugup gitu
kali." Ucap Rey yang kemudian berjalan menghampiri bangku kosong yang ada disana.

Rain mengekori Rey dengan perasaan tak karuan. Hal sepele saja bisa membuat pipinya memerah seketika.

"Sini duduk." Ucap Rey seraya menepuk-nepuk bangku panjang yang sekarang sudah ia duduki.

Rain mendudukkan dirinya dengan ragu, ia takut detak jantungnya akan didengar oleh Rey. Seketika tangan Rey merangkul penuh bahunya sehingga membuat Rain benar-benar berada dalam dekapan Rey.

"Gugup ya?"  Goda Rey.

"Hmm nggak kok kak, apaan sih." Sahut Rain sambil berusaha melepaskan tangan Rey dari bahunya.
"Kok dilepas?" Tanya Rey dengan sebelah alisnya terangkat.

"Hmm nggak enak diliat orang kak. " Rain tersenyum canggung.

Mereka berada ditaman itu sudah sekitar 45 menit. Dengan ruang obrolan hampa yang selalu mendominasi malam mereka.

"Balik yok." Ajak Rey seraya bangkit dari duduknya.

"Pulang? " Tanya Rain datar.

"Iya pulanglah, mau kemana lagi." Rey berjalan menuju parkiran motor.

"Jangan lupa pegangan."

"Gimana kak? "

"pegangan." Sahut Rey seraya meraih kedua tangan Rain dan merekatkannya pada pinggang miliknya.

***

Happy weekend

Tulis Rain pada instastorynya dengan background bunga matahari ketika baru saja terbangun dari tidurnya.

Rain tak henti-hentinya tersenyum jika mengingat hal semalam. walaupun hal yang dilakukan Rey sangat sederhana, namun bagi Rain itu adalah sesuatu yang istimewa.

"Rain...  Rain... Bangun." Seru seorang perempuan cukup umur yang tak lain adalah kakaknya, Sunny.

Rain berjalan dengan malas menuju pintu kamarnya yang masih tertutup.

"Hmm" Ucap Rain seraya membukakan pintu untuk Sunny.

"Buruan mandi gih, kita ke car free day hari ini. Papa, Mama, sama Oma juga ikut. Mereka lagi sarapan sekarang." Ajak  Sunny antusias.

"Mager kak... Weekend itu harusnya ngabisin waktu dirumah. " Sahut Rain yang nampak masih mengantuk.

"Gue nggak mau denger alasan apapun. Ayolah dek.... Mumpung semuanya nggak sibuk. Kapan lagi coba kita QTime kaya gini? " Ucap Sunny berusaha meyakinkan Rain.

"Iya deh iya... Gue mandi dulu." Jawab Rain pasrah.

"Oke. Jangan lama-lama ya nona. " Sunny mencubit pipi adiknya dengan gemas.

Rain bergegas mandi kemudian bersiap-siap dengan pakaian olahraga andalannya. Tak lupa Earphone dan sejumlah uang ia masukkan pada saku celananya.

RAIN IN THE SUMMERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang