Happy Reading!!!
~
~
~Rain mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum akhirnya menjerit histeris.
"Gavin!!!!! " Teriak Rain seraya berdiri kemudian meletakkan cup es krim miliknya.
"Rain!! " Balas cowok yang bernama Gavin itu seraya memeluk Rain tak kalah histeris.
Mereka saling berpelukan selama beberapa detik sambil jingkrak-jingkrak kegirangan. Tak peduli ada banyak pasang mata yang melihat kelakuan mereka yang terbilang norak. Intinya mereka hanya meluapkan rasa rindunya satu sama lain.
"Lo apa kabar??" Tanya Rain setelah melerai pelukannya.
"Gue baik Rain, lo sendiri apa kabar? Udah move on dari Arkha? " Balas Gavin dengan pertanyaan.
"Gue baik, nggak usah ngomongin Arkha deh. Gue sekarang udah punya pacar" Sahut Rain.
"Oh iya?? Bagus dong!! Akhirnya tetangga gue bisa move on" Ucap Gavin seraya menjitak dahi Rain dengan gemas.
"Nyebelin lu" Cibir Rain.
"Btw gimana Belanda? Betah? " Lanjut Rain.
"Kalo nggak betah mana mungkin gue sekolah di sana" Sahut Gavin dengan nada mengejek.
Rain mengangguk paham.
"Ceweknya gimana? " Rain kembali duduk.Gavin ikut duduk disebelah Rain.
"Kalo soal body jangan ditanyalah" Ucap Gavin dengan sorot mata menggoda."Yee dasar mesum!! " Cibir Rain.
"Btw lo kesini sendiri?? " Tanya Gavin.
"Nggak, gue bareng Mama, ada Kak Sunny juga" Sahut Rain seraya tersenyum.
"Mana Tante Lita? Kak Sunny juga mana? " Ucap Gavin seraya celingukan.
"Mereka lagi di atas" jawab Rain datar.
Rain mengajak Gavin untuk berjalan menuju lantai dua dengan tujuan mencari Mama serta Kakaknya. Sepanjang perjalanan mereka asik bercerita satu sama lain. Satu tahun setengah tidak bertemu tampaknya membuat mereka memendam kerinduan yang begitu mendalam.
Gavin yang melanjutkan studynya di Belanda karena mengikuti kedua orang tuanya mau tidak mau harus berpisah dengan sahabatnya yang tinggak di Jakarta. Seperti Rain dan Reza, mereka adalah teman sepermainan Gavin di kompleks.
Rumah mereka yang berdekatan membuat mereka sering bertemu dan bermain bersama. Gavin juga akrab dengan Manda dan Dodit karena mereka bersekolah di tempat yang sama.
***
Rey, sedang duduk di sebuah restoran mewah di pusat kota Jakarta. Jari telunjuknya tak berhentu bergerak, seakan tak sabar menunggu sesuatu. Dengan perasaan sedikit gelisah Rey terus memandang ke arah jam tangannya, sesekali ia melirik ke pintu masuk. Menunggu kurang lebih 30 menit, akhirnya orang itu datang juga. Seorang wanita dewasa dengan kisaran usia 38 tahun sedang berjalan lunglai ke arahnya.Rey tersenyum canggung ke arah wanita itu, wanita yang kini duduk dihadapannya dengan wajah tak kalah tegang. Wanita itu tak mau bergeming, masih terdiam menatap wajah datar Rey dengan tatapan sendu.
"Apa kabar kamu Rey? Sudah lama sekali Tante nggak ketemu kamu" Wanita itu adalah Mila, Tante Rey.
"Baik Tante. Jadi apa tujuan Tante ngajak saya ketemu disini? " Rey geram, dirinya tak suka basa-basi.
"Ini soal Papa kamu" Ucap Mila dengan wajah memucat.
"Kenapa dia? Apakah Tante ingin memberitahu bahwa dia akan segera menikah?? " Rey terlihat mulai naik pitam mendengar kata Papa.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN IN THE SUMMER
Historia Corta"Aku layaknya hujan yang turun saat kau tengah menikmati hangatnya sinar mentari. Aku tau, saat itu kau benci diriku. Namun aku yakin, esok atau lusa saat peluh di dahimu mulai menetes, kau akan mencariku. Kau akan mencari diriku, sebagai hujan yang...