Gimana ceritanya? Seru nggak? Atau makin nggak jelas? Semoga kalian terhibur ya-Author yang pengen jadi Rain.
***
Pagi sekali Rain sudah berada di sekolah. Duduk manis pada bangkunya dan menopang dagunya pada telapak tangan sambil tersenyum tak menentu. Keadaan kelas masih sangat sepi, hanya ada dirinya dan tas Monik yang orangnya entah ada dimana.
Namun tiba-tiba lamunannya buyar ketika ia mengingat perkataan Tante Intami kemarin, yang diajak kesini itu Feli.
"Berarti kak Feli itu mantannya kak Rey dong, mantan yang bikin Kak Rey trauma sama perempuan. Ya ampun... mana cantik banget lagi, mana bisa sih cewek sejenis gue ini bikin kak Rey move on gitu aja. " Gerutu Rain.
"Kak Feli sepupu Dodit, otomatis Dodit tau dong. Wah bener-bener tu Dodit. "
"Ngapa lu Rain, masih pagi udah monyong aja tu bibir." Tiba-tiba Dodit datang dengan santainya.
"Diem!! " Rain bangkit dari duduknya sambil menggubrak meja.
"Weitss... Santuy aja kali. Lo lagi pms ya. " Ucap Dodit sambil cengengesa.
"Kenapa lo nggak ngasih tau gue kalo Feli sepupu lo itu mantannya kak Rey. Kenapa!! " Rain yang terlihat sangat kesal langsung menarik dasi abu-abu Dodit.
"Eh iya-iya... Gue jelasin deh tapi lo jangan marah dulu ni.
Duduk-duduk." Ujar Dodit seraya melepaskan cengkraman tangan Rain pada dasinya.Rain terduduk kembali dengan wajah kesal.
"Jadi sebenernya... Gue udah tau soal masalah itu, Dan Feli ngelarang gue cerita sama siapa pun termasuk lo. Apa lagi setelah Feli tau kalo Rey deket sama lo, Feli makin ngelarang gue buat cerita sama lo. Feli takut lo jadi ngerasa nggak enak sama Feli. Gitu Rain, lo jangan marah ya sama gue. " Jelas Dodit.
"Ya ampun... Kak Feli baik banget ya ternyata. Berarti alasan Kak Rey gandeng gue di toko buku terus tu dia pura-pura ngajak gue pulang bareng didepan Kak Feli itu cuma buat bikin kak Feli jealous? Ya ampun... Emang gue aja yang terlalu berharap." Rain kembali murung.
***
Jam istirahat
Rain berada di kantin bersama Manda dan Dodit. Mereka kini tengah fokus pada makanan masing-masing. Dan Rain terlihat hanya mengaduk-aduk mangkok berisi bakso sampai dingin.
"Rain, lo nggak makan? Sini-sini buat gue aja, gue masih laper heheheh" Ucap Manda sambil cengengesan.
"Enak aja, gue makan kok. Ni makan ni. " Katanya kemudian menyuap sesendok bakso hingga memenuhi mulutnya.
Dari sisi pojok kantin terlihat Rey dan Dimas tengah menikmati soto ayamnya dengan lahap. Rey melihat ke sekeliling dan mendapati Rain tengah mengunyah tanpa semangat.
Rey berinisiatif untuk menghampiri Rain. Namun baru beberapa langkah Rain yang kini menoleh ke arahnya langsung beranjak dan pergi meninggal dua temannya.
Bukan hanya Rey yang bingung, namun Dodit dan Manda nampak sama bingungnya dengan Rey.
"Temen lo kenapa?" Tanya Rey kepada Manda.
"Lah, mana gue tau kak. Tadi pagi Rain emang keliatan bete gitu sih, pms kali." Jawab Manda seadanya.
"Lo kejar gih. " Ucap Dodit santai
Rey langsung berlari mengejar Rain. Tanpa pikir panjang Rey sudah tau dimana Rain berada, dimana lagi kalo bukan di rooftop.
Rey menaiki tangga dengan napas yang terengah-engah. Dan benar saja, Rain sudah duduk pada rooftop tanpa alas apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN IN THE SUMMER
Short Story"Aku layaknya hujan yang turun saat kau tengah menikmati hangatnya sinar mentari. Aku tau, saat itu kau benci diriku. Namun aku yakin, esok atau lusa saat peluh di dahimu mulai menetes, kau akan mencariku. Kau akan mencari diriku, sebagai hujan yang...