Happy Reading!!
-
-
Di kafe itu, ada sepasang kekasih tengah sibuk memilih makanan. Apalagi Rain, ia terlihat sangat antusias. Mungkin karena dirinya merasa sangat lapar. Hingga ia menjatuhkan pilihannya pada salah satu menu makanan sehat.
"Kak, panggilin waitersnya dong" Ucap Rain dengan senyum riang.
Rey mengangguk mantap kemudian beralih memanggil salah satu pelayan kafe yang siaga di sana.
"Saya pesen salmon scrambled sama orange juice" Kata Rain kepada pelayan itu.
"Kalau saya, veggie burgers sama fruit tea" Ucap Rey.
"Baik Kak, ditunggu sebentar ya" Balas pelayan itu setelah mencatat pesanan Rey dan Rain.
"Biasanya kalo aku ajak ke tempat makan yang rata-rata menunya mengandung sayuran Feli pasti nolak, tapi kamu nggak. Bahkan kamu pilih salah satu menu sehat terfavorit di sini" Ucap Rey seraya tersenyum manis.
"Kayak kemarin tu, aku ngajak Feli makan gado-gado depan rumah sakit aja dia nolak" Lanjut Rey.
Lagi-lagi nama itu ia sebut. Mungkin karena akhir-akhir ini mereka sering bersama dengan alasan tidak jelas membuat Rey kembali teringat dengan kebiasaan mantan kekasihnya itu. Meskipun kali ini Rain yang mendapat poin plusnya, namun tetap saja ada perasaan aneh ketika Rey menyebutkan nama Feli.
"Aku suka makan sayur kok Kak, jadi nggak masalah kalo diajak ke tempat makan kayak gini" Balas Rain berusaha biasa saja.
"Bagus deh. Makan sayur itu penting, sama kayak kamu" Ucap Rey seraya mengacak lembut rambut Rain.
Rain hanya tersenyum tulus. Hingga keheningan kembali menyelimuti mereka berdua. Hanya ada dentingan piano dari salah seorang penyanyi kafe tersebut. Tak berapa lama pesanan mereka tiba, keheningan tadi seolah terpecah. Namun lagi-lagi bukan perbincangan yang memecahkannya, melainkan suara lentingan sendok dan piring yang saling beradu.
"Oh iya Rain" Rey membuka suara.
"Hmm? " Balas Rain, ia menghentikan sejenak aktivitas makannya.
"Tadi Feli bilang mau ke rumah sakit, nggak pa-pa ya? "
Deg. Seketika sendok di tangan Rain terjatuh. Membuat suara sedikit nyaring. Hingga akhirnya Rey peka dengan suasana saat ini. Ia berusaha bersikap senormal mungkin, kemudian berbicara dengan lembut dengan kekasihnya yang kini sudah memasang raut cemberut.
"Hmm, maaf ya. Dari tadi aku bahas dia terus. Aku lupa sama janji aku kemarin, jangan marah ya" Ucap Rey menenangkan, ia juga mengusap punggung tangan Rain dengan lembut.
"Lupa? Semudah itu ya Kak? " Balas Rain sinis.
"Maaf Rain. Aku cuma, cuma terlalu banyak mikirin kesehatan Papa"
"Oke, alasan yang masuk akal. Semoga Kak Rey nggak bohong"
"Ya udah kalo gitu kita lanjutin makaannya ya"
Rain tak menjawab, ia langsung fokus pada saru porsi makanan yang terlihat lebih menarik dibanding Rey. Jujur ia sangat kesal. Ia tidak suka jika terselip orang lain di tengah-tengah kebersamaan mereka.
***
Sesampainya di rumah sakit, Rey langsung menggenggam tangan gadis di sebelahnya itu. Rey mengerti bahwasanya Rain masih kesal dengan dirinya. Maka dari itu ia terus memperlakukan Rain seperti permaisurinya. Ia juga sudah melarang Feli untuk pergi ke rumah sakit hari ini, ia takut mood Rain akan semakin buruk saat melihat mantan pacarnya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN IN THE SUMMER
Conto"Aku layaknya hujan yang turun saat kau tengah menikmati hangatnya sinar mentari. Aku tau, saat itu kau benci diriku. Namun aku yakin, esok atau lusa saat peluh di dahimu mulai menetes, kau akan mencariku. Kau akan mencari diriku, sebagai hujan yang...