DALANG DARI SEMUANYA

144 14 0
                                    

Happy Reading dan selamat terkejut!!!  Hihi

Spesial part, karena aku UP lebih cepet dari biasanya.
Kali ini akan aku kasih tau dengan jelas, sejelas-jelasnya. Tapiiiiii, vote dulu^^

Semoga kalian bahagia^^

~

~

~

Suara gemuruh dari kelas Rain terdengar jelas hingga kelas sebelah. Hal ini tentu disebabkan oleh kesibukan mereka yang membersihkan dinding kelasnya menggunakan lap dan air seadanya.

Setelah sepeninggal Rain dan Rey tadi Dodit dan Manda langsung mengerahkan seluruh teman sekelasnya untuk membersihkan dinding sebelum Bu Rossi masuk ke kelas. Bisa berabe kalau Bu Rossi mengetahui kekacauan pagi ini. Bisa-bisa mereka menjadi bahan sarapan untuk Bu Rossi.

Meskipun masih sedikit syok, Rain tetap membantu teman-temannya. Termasuk Rey dan Dimas, mereka juga terlihat sibuk disana. Juga ada beberapa murid kelas sebelah yang ikut membantu mereka, termasuk Tino dan teman satu gengnya. Mereka saling membantu, ada yang mengelap dengan lap yang ia dapat dari beberapa penjual kantin, ada yang menggunakan sapu tangannya, bahkan beberapa siswi tampak harus merelakan tisu basah yang biasa mereka gunakan untuk membersihkan wajahnya.

Rain menatap ke dinding bagian belakang kelasnya, terdapat umpatan kasar yang sangat menganggu penglihatannya.

"Rain cewek brengsek"

"Rain cewek nggak tau diri"

"Rain jahat"

"Mati lo Rain!! "

"Gue benci Raina Oktaviana"

"Rain, manusia sampah"

"Dasar nggak punya otak"

"Babi lo Rain!! "

Rain membacanya lirih, bahkan hanya dirinya yang bisa mendengar.

Seseorang menatapnya dari kejauhan, kemudian mendekat ke arah Rain. Cowok itu mengusap bahu Rain pelan seraya tersenyum. Hanya beberapa detik, ia langsung pergi keluar kelas Rain dan mengajak teman satu gengnya juga. Siapa lagi kalau bukan Tino.

Tino masih peduli dengan Rain, bahkan sangat peduli. Cinta pandangan pertama dengan gadis itu memang susah untuk dihindari apalagi diakhiri.

"Huhh... Lumayanlah Rain, nggak terlalu keliatan" Ucap Dodit, "gimana kalo besok kita cat ulang aja kelasnya?? "

"Boleh tu Dit, dengan begitu guru-guru nggak ada yang curiga" Sahut Manda antusias.

"Gimana kalo pulang sekolah nanti? Kalo besok takutnya keburu ketahuan" Saran Rain.

"Boleh juga tu!! " Ucap Ayu.

"Yang lain gimana, setuju?? " Tanya Dodit lagi.

"Setuju!!" Sahut semuanya.

                                ***

Sesuai dengan rencana mereka tadi pagi, sepulang sekolah sebagian besar teman sekelas Rain memilih untuk tidak pulang. Mereka sepakat untuk membantu Rain untuk mengecat ulang dinding kelas mereka.

Rain bisa bernapas lega karena tadi Aldi tidak melakukan tindakan yang lebih kejam lagi di rooftop. Namun yang masih menjadi pertanyaan, kenapa Tino bisa berada disana berbarengan dengan surat yang dikirimkan Aldi. Rain belum bisa fokus sepenuhnya, pikirannya masih terpecah belah memikirkan beberapa hal.

RAIN IN THE SUMMERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang