•Bukan Harapan•

172 12 0
                                    


Happy Reading teman-teman!!

               Rain In The Summer

Bukan harapan yang ku berikan, namun kebaikan ku yang sudah kamu salah artikan.

Rain tak bisa membohongi perasaannya sekarang. Hatinya tentu saja merasa lega, pikirannya tak lagi kacau. Rain tak berkedip memandang setiap sudut wajah cowok yang kini duduk disebelahnya.

"Kenapa sih ngeliatinnya gitu
banget? " ucap Rey yang secara tiba-tiba menoleh ke arah Rain.

"Hmm nggak papa. Aku cuma ngerasa lega sama pengakuan Kak Rey tadi." Rain tersenyum.

"Seneng ya, begitu tau bukan gue yang ngelakuin itu semua." Rey mengangkat sebelah alisnya.

Rain mengangguk dengan wajah tersipu malu.

"Tapi gue belum lega kalau belum tau siapa orang dibalik akun IG Aldi-Aldi itu. Kita harus cari tau." Lanjut Rey.

"Tapi gimana caranya? Udah deh kak nggak usah." Rain berpikir sejenak.

"Kita pikirin besok, pokoknya gue mau lo bantuin gue." Tukas Rey.

Rain hanya malengangguk setuju.

                               •••

Rain berjalan pada koridor sekolah yang nampak ramai. Ia enggan melepas senyum diwajahnya pagi ini. Bahkan ketika sudah sampai dikelas Rain tetap senyum-senyum tak jelas.

"Kenapa lo Rain? Pagi-pagi begini senyam-senyum nggak jelas." Tanya Manda keheranan.

"Kesambet lu ya? " Tukas Dodit.

"Gue lagi bahagia aja... " Sahut Rain yang masih tersenyum.

"Kak Rey? " Selidik Manda.

Rain mengangguk mantap tanpa melepas senyumannya.

"Dih, kemarin kabur-kaburan kalo ada Kak Rey. Sekarang senyum-senyum karena dia juga."

"Jadi gini.... "

Rain menceritakan hal yang dialaminya beberapa hari yang lalu kepada Manda dan Dodit.

"Oh... Pantesan aja lo ngambek gitu." Ucap Dodit.

"Jadi ada orang yang mau bikin lo benci sama Kak Rey? " Tanya Manda memastikan.

"Iya.. " Jawab Rain datar.

"Terua Tino gimana? Beberapa hari ini gue lihat lo itu sering main bareng Tino. Ke kantin bareng juga, bahkan waktu lo nggak masuk dijam pelajaran terakhir beberapa hari yang lalu, Tino nganterin lo ke kelas kan? " Ucap Manda dengan jiwa kekepoannya.

"Tino baik, gue suka sama ketulusan dan kepeduliaannya. Setiap gue lagi sedih selalu ada Tino disamping gue,gue juga nggak tau kenapa." Sahut Rain.

Manda dan Dodit mengangguk paham.

"Tapi gue sama Tino cuma sebatas teman, teman baik nggak lebih. Karena nggak ada tempat buat Tino dihati gue." Rain tersenyum.

Tiba-tiba Manda mengisyaratkan Rain untuk menoleh kearah pintu kelasnya. Dan benar saja, disana sudah ada Tino yang berdiri dengan rahang tegang dan tatapan mata yang tajam. Seperti bukan Tino.

"Tino? " Ucap Rain kaget.

Tino berjalan memasuki ruang kelas Rain dengan membawa sebatang coklat ditangan.

"ini dari gue, teman baik lo. " Ucap Tino kemudian pergi meninggalkan Rain.

Rain membisu, mulutnya seakan kaku dan jari jemarinya seperi membeku. Ia memejamkan matanya seraya membekap mulutnya sendiri.

RAIN IN THE SUMMERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang