Antara bimbang dan perjanjian

42 3 0
                                    

Happy Reading!!

-

-

Dodit memandang sepupunya itu dengan perasaan khawatir. Tak biasanya Feli pingsan seperti sekarang ini, padahal saat berangkat sekolah Feli terlihat sangat sehat.

"Udahlah Rey, lo nggak perlu sampe segininya" Ucap Dodit yang akhirnya buka suara.

"Berdiri lo, biar gua yang duduk disitu. Kalo sampe Rain liat apa yang lo lakuin sekarang, dia pasti sakit hati banget"

Rey mengalihkan pandangannya kepada Dodit, menghela napasnya kemudian ia melepas genggamannya pada jari-jemari Feli. Ia berdiri dan membiarkan Dodit duduk menggantikan dirinya.

Apa yang dibicarakan Dodit itu ada benarnya. Kalau Rain melihat apa yang dia lakukan sekarang tentu itu akan menyakiti hatinya. Apalagi dia dan Rain baru saja berbaikan, tidak mungkin mereka bertengkar lagi karena kejadian ini.

"Gua gamau ya lo sampe nyakitin Rain lagi. Udah cukup dia sakit hati selama ini karena kalian. Rain itu tulus sama lo, dia udah berkali-kali ngorbanin hatinya demi mempertahankan hubungannya sama lo" Ucap Dodit dengan raut wajah serius.

Tidak seperti biasanya, kali ini Dodit terlihat lebih serius dengan semua perkataannya kepada Rey. Meskipun Feli adalah sepupunya, namun ia tidak bisa membenarkan perbuatan Feli.

"Iya, gua juga lagi berusaha buat jauhin Feli. Gua udah janji sama Rain untuk nggak membawa Feli dalam kehidupan gue lagi" Jawab Rey.

***

Dimas menatap heran ke arah Rey yang sedang melamun sedari tadi. Bisa dia tebak pasti ada hal yang menganggu pikiran sahabatnya itu.

"Mikirin apa sih? Rain? atau malah Feli?" Ucap Dimas yang sudah tak tahan melihat Rey melamun.

"Dua duanya. Gue bingung sebenernya perasaan gue ini buat siapa. Kalo lagi sama Rain gua kepikiran Feli, kalo lagi sama Feli gua kepikiran Rain" Eluh Rey seraya membenarkan posisi duduknya.

"Lo itu harus ngobrol lagi sama hati lo, pahamin apa yang sebenernya hati lo mau. Lo harus tegas, siapa yang lo suka, dan siapa yang bener-bener lo butuhin"

"Kalo gua bilang gue sayangnya sama Rain, tapi gua butuhnya Feli gimana?"

Mendengar jawaban Rey Dimas berdiri dengan raut wajah tak percaya.

"Gini deh, lo suka Rain tapi butuhnya Feli 'kan? Berarti lo tinggalin aja Rain, gampangkan"

"Kok ninggalin Rain, udah jelas gua sayangnya sama dia. Masa gue ninggalin orang yang gua sayang?" Tanya Rey tak kalah bingung.

"Yakan lo butuhnya Feli, sayang mah nggak harus memiliki. Jadi, lo tinggalin Rain, kejar tu Feli. Orang yang paling lo butuhin!! "

Rey merasa terpojok dengan jawaban yang dilontarkan Dimas. Ia merasa kehabisan kata untuk menyangkal.

"Tapi gue sayang sama Rain, gue nggak bisa ngelepasin dia begitu aja. Apalagi sekarang gue sama dia baru aja memulai semuanya kembali. Gue juga udah janji sama dia buat jauhin Feli"

Dimas menghela napasnya panjang. Emosinya mulai memuncak saat menghadapi sahabatnya ini. Dimas sebagai sahabat Rey pun tidak membenarkan perbuatan sahabatnya itu. Baru kali ini Rey menjadi sangat labil dengan perasaannya sendiri.

RAIN IN THE SUMMERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang