Hari ini adalah hari rabu, hari yang Rain kurang suka karena pada hari ini semua mata pelajaran susah berkumpul. Selain itu, seluruh guru mapel tentu pasti masuk kelasnya tanpa terkecuali.Rain menopangkan dagunya pada lipatan tangan yang berada di atas meja sambil menekuk wajah. "Rain, anak ekskul musik disuruh kumpul diruang ekskul sekarang. Tadi gue di suruh sama bu Rissa buat manggil lo." Ucap salah seorang teman sekelas Rain. "Oh iyaya makasih ya." Jawab Rain sambil bangkit dari tempat duduknya.
"untung aja di panggil jadi gue bisa bebas dari pelajaran fisika, ya walaupun cuma beberapa menit tapi lumayan lah. " Gumam Raim dalam hati.
Ruang Ekstrakurikuler
Semua murid SMA satu Bangsa yang mengikuti ekskul musik sudah berkumpul di ruangan. Tak terkecuali Rey dan Dimas yang tengah asik memegang gitar dan sesekali memetiknya.
"Hallo Rain. " Sapa Meta salah seorang teman SMP Rain. "Eh Meta, lo ikut ekskul musik juga?" Tanya Rain antusias. "Iyaa ni. Kemarin waktu kelas 10 gue ragu mau gabung. Sekarang gue udah yakin buat gabung ekskul." Sahut Meta.
"Iyaa gue juga ragu mau gabung, tapi sekarang udah yakin sih. Eh itu Bu Rissa. " Suara Rain mengudara seraya menunjuk bu Rissa yang memasuki ruangan.
"Selamat pagi anak-anak" Sapa Bu Rissa sebagai salam pembuka yang dijawab serentak oleh anak-anak ekskul musik.
"Hari ini ibu mau memberikan sedikit pengumuman mengenai Ekskul musik. Yang pertama, Ekskul musik akan dilaksanakan pada hari rabu setelah jam pelajaran selesai dan hari jumat ketika jam ekskul dimulai. Jadi ibu nggak mau sampe ada yang nanya-nanya sama ibu lagi nanti. Paham?" Jelas Bu Rissa."Yang kedua, di bulan depan akan ada dua perlombaan menyanyi. Pertama perlombaan yang di adakan SMA kartini dalam rangka HUT sekolah dan kedua lomba menyanyi sebagai event musiman salah satu lebel musik ternama. Untuk lomba pertama itu kategorinya solo dan duet, tapi ibu akan mengirimkan untuk lomba solonya saja. Lomba kedua sama, tapi ibu memilih untuk mengirimkan untuk kategori duet. Paham?? " Tanya Bu Rissa setelah menyelesaikan penjelasan.
"Paham bu" lagi-lagi dijawab serentak.
"Bu, siapa aja yang akan mengikuti lomba? " Tanya salah seorang siswa.
"Untuk itu... Ibu sudah punya calon sendiri. Jadi nanti tinggal diasah sedikit." Jawab Bu Rissa tenang.***
Duduk bersandar pada ranjang tempat tidur ditemani dengan novel dipangkuan dan segelas jus jeruk diatas meja kecil yang berdiri tepat di sebelah kanan ranjang. Rain nampak begitu menikmati momen langka ini, biasanya dia selalu kena semprot oma -omelan- yang tidak menyukai hobi cucunya ini.
Oma sedang kembali ke Yogyakarta karena ada beberapa hal yang perlu diselesaikan disana. Kak Sunny sedang menikmati liburan dadakan bersama kekasih hatinya, sedangkan Mama dan Papa sedang menonton siaran tv di ruang keluarga.
Dering ponsel memecah fokus Rain, membawa tangan kirinya meraih ponsel yang tergeletak disebelah tempat ia duduk. Terlihat ada panggilan masuk dari nomor tak di kenal.
📲📲📲
"Hallo? " Sapa Rain dari balik layar ponsel."Hallo Rain. ini gue Rey, Kakak kelas lo. Gue cuma mau bilang sama lo, besok gue mau ngomong sama lo dikantin. Jam istirahat kedua ya..."
Rain terdiam sekaligus terkejut.
"Hallo Rain... Lo masih disitu kan? "
"Eh iya kak. I-Iya besok gue tunggu ya di kantin, eh maksudnya besok gu-gue bakal ke kantin." Jawab Rain terbata-bata.
"Oke. Ya udah gue matiin ya."
"oke kak. "
"Eh Rain tunggu, hmm save nomor gue ya. " Ucap Rey yang langsung memutus teleponnya.
"Oh my god...... Sumpah demi apa kak rey nelpon gue... Ya ampun mo meninggal rasanya." Ucap Rain sambil jingkrak-jingkrak kegirangan.
"Oke tarik napas... Buang... Huhh huhh gue nggak lagi mimpi kan ya ampun. Eh btw kak Rey dapet nomor gue dari siapa ya? Bodo amat deh yang jelas gue seneng banget. " Lanjutnya yang enggan melepas senyuman.
***
"Tumben amat lo bawa bekal Rain?" Tanya Manda sedikit kepo, pasalnya sahabatnya yang satu ini paling jarang membawa bekal. Tak seperti dirinya yang setiap hari selalu membawa kotak makan berwarna pink kesayangannya itu.
"hehe iya ni, tadi pagi Mama masak nasi goreng pake sosis ayam. Terus gitu ya baunya tu enaakkk banget, dari gue ngiler ni ya terus kebayang teru sampe sekolah ya gue bawa aja. Kebetulan Mama nawarin hehehe." Jawab Rain sambil menunjukan deretan gigi putihnya.
Dan dibalas anggukan oleh Manda.
Mereka berdua menikmati bekal masing-masing sedangkan dodit memilih untuk makan dikantin bersama Diki."Alhamdulillah... Kenyang banget deh gue. Jam istirahat masih 15 menit lagi ya? mayan lama lah buat gue nurunin semua makanan gue" Ucap Manda seraya mengemas kotak bekal dan memasukkannya kembali ke dalam laci kemudian melihat jam yang tengah asik berdetak.
"Hah jam istirahat? Ya ampun... " Rain terkejut kemudian berlari secepat mungkin menuju kantin.
Rain melihat kesemua sudut kantin. Meneliti setiap bangku yang tersusun disana. Namun percuma, dan Rain harus mendapat rasa kecewa karena orang yang di carinya tidak ada.
Pasti kak Rey udah pergi.
"Sorry... " Gumam Rain sambil berbalik dan berniat untuk kembali ke kelas.
"Pasti kak Rey bakal mikir kalo gue itu cewe yang ga bisa nepatin janji, suka telat dan ga pernah ontime. Huhhh" Rain menarik napas panjang.
"Ya ampun... Bisa sebodoh itu ya gue. Bisa-bisanya gue lupa sama kak Rey. Aduh Rain bisa nggak sih pelupanya di pending dulu." Katanya yang tak berhenti memaki dirinya sendiri sepanjang jalan.
Disisi yang berbeda, terjadi pecakapan yang cukup serius antara Rey dan Bu Rissa.
"Hah kenapa kamu memilih Meli? Rey Meli kurang bisa dalam hal membagi suara. Kamu ingat kompetisi tahunn lalu? Dimana Meli dan Dimas ibu pilih menjadi partner bernyanyi, alhasil apa? Meli bernyanyi seolah-olah dia sedang konser sendirian." Reaksi Bu Rissa ketika mendengar jawaban dari Rey.
"Iya bu, tapi sa-" Ucapan Rey menggantung.
"Tidak ada tapi-tapi. Sekarang juga kamu cari Rain, kamu bujuk dia setelah dia mau langsung temui ibu di sini." Jawab Bu Rissa tegas.
"Ta-tapi bu.. "
"Udah nggak ada tapi-tapi sana pergi dan cari Raina." Usir Bu Rissa yang kelihatan mulai naik pitam.
🔰🔰
"Dimana lagi tu cewek." Gumam Rey yang tampak terburu-buru.
Rey berjalan menyisuri koridor kelas 11 yang tampak ramai. Banyak sekali siswi yang memanggil namanya dengan genit dan beberapa terlihat berbisik.
Rey berhenti di depan kelas Rain. Mencari kesetiap sudut ruang kelas dan mendapati orang yang dicari tengah menyembunyikan wajahnya di atas lipatan lengan.
Rey segera mendekati Rain, belum sempat Rey memanggil gadis itu namun Rain sudah sadar akan kehadirannya.
"Kak Rey?" Ucap Rain yang sedikit terkejut. "Ikut gue sekarang." Tanpa basa basi Rey langsung menarik lengan Rain dan membawanya berjalan menjauh dari kelas Rain.
Ya ampun udah lama banget ga Publis😢. Jan lupa vote dan komen please. 😆😆
Mau tau Rey ngapain? Baca trs sampe part selanjutnya. 😉😉
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN IN THE SUMMER
Короткий рассказ"Aku layaknya hujan yang turun saat kau tengah menikmati hangatnya sinar mentari. Aku tau, saat itu kau benci diriku. Namun aku yakin, esok atau lusa saat peluh di dahimu mulai menetes, kau akan mencariku. Kau akan mencari diriku, sebagai hujan yang...