Salah satu

79 11 1
                                    

Happy Reading 💕

Stay safe temen-temen!!  Jan lupa pakai masker kalau keluar rumah yah!! Tino patut kita contoh tuh ❤

***

Dari jendela ruang tengah, Dodit bisa melihat Feli yang baru saja turun dari sebuah taksi. Sesegera mungkin ia berdiri kemudian menginterupsi seluruh teman-temannya.

Mendengar interupsi dari Dodit, mereka semua berdiri. Ada yang memegang kue, bunga, dan balon berwarna-warni.

"Rain lo ngapain sih? Kenapa lama banget" Gumam Manda pelan. Ia mulai merasa khawatir dengan sahabatnya.

Pintu rumah Dodit terbuka lebar membuat mereka semakin antusias. Hingga Feli menapakan kakinya di ruangan yang dipenuhi balon-balon itu.

"SURPRISE!!!! " Teriak mereka dengan semangat.

Feli yang terkejut kontan meletakkan barang belanjaannya ke lantai. Kedua tangannya beralih menutup mulutnya akibat terkejut. Feli berjalan mendekat diiringi dengan lagu selamat ulang tahun yang dinyanyikan teman-temannya.

"Cepet tiup lilinnya Fel!! " Titah Dodit karena ia yang membawa kuenya.

Lilin ditiup oleh Feli. Hembusan angin dari mulutnya berhasil memadamkan dua lilin yang ditancapkan diatas kue tart.

Kini atensi Feli beralih kepada cowok di sebelah kanan Dodit. Ada Rey dengan buket bunga mawar berbagai warna yang berukuran besar. Feli menatap buket bunga itu dengan mata berbinar. Ia menatap buket bunganya, kemudian Rey secara bergantian.

Feli menghembuskan napasnya panjang. Ada satu perasaan yang membuatnya lega sekaligus bahagia. Tanpa pikir panjang ia langsung memeluk cowok jangkung dihadapannya itu.

"Makasih Rey" Bisik Feli tanpa melepas pelukannya.

Semua terkejut. Antara kesalahpahaman atau memang ini yang mereka lihat.

"Bagus"

Satu suara serak membuat mereka tersadar dan menoleh ke sumber suara. Begitu pula dengan Feli yang langsung melepas pelukannya.

"Rain gue--"

"Selamat ulang tahun, Feli" Ucap Rain yang langsung pergi meninggalkan rumah Dodit.

Selaku tuan rumah sekaligus dalang dari diadakannya kejutan ini, Dodit tentu merasa bersalah. Ia berusaha mengejar Rain hingga ke depan pintu.
"Rain!! " Teriak Dodit.

Sepertinya keadaan sedang berpihak kepada Rain. Karena diwaktu yang bersamaan ada Tino yang baru saja akan membelokkan kendaraannya ke pekarangan rumah Dodit.

"Aaahhh!!! " Teriak Dodit frustrasi.

Ia buru-buru kembali ke dalam rumah. Kali ini ia marah. Sangat marah. Satu orang yang pasti akan jadi pelampiasan amarahnya.

"Rey!!! Kenapa lo gak kejar Rain??" Ucapnya dengan lantang.

Satu senyum kecil melintas di bibir Rey.

"Nggak perlu. Kalo gue kejar dia, dia bakal tetap pergi kok" Kata Rey yang tetap tenang.

Bugggg

RAIN IN THE SUMMERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang