Happy Reading!!!
Maafin author yang terlambat up ya!!
***
Di salah satu taman kota Jakarta yang tak jauh dari SMA Satu Bangsa, duduk seorang cowok berhoodie putih. Dia adalah Rey, yang sedang menunggu kekasihnya tiba. Tak lama setelah penantiannya, datang seorang siswi memakai cardigan hitam berjalan menghampirinya.
"Aku pikir kamu nggak bakal dateng" Ucap Rey dengan senyum hangat.
"Katanya harus dateng, penting" Sahut Rain sinis.
"Ya udah, duduk dulu sini" Rey menepuk-nepuk bangku panjang yang ia duduki.
"Udah buruan deh mau ngomong apa!! Aku nggak punya banyak waktu" Decak Rain sebal.
Rey membuang napasnya. Ia berusaha untuk tidak ikut-ikutan terbawa emosi. Ia tidak ingin membuat keadaan jadi lebih panas lagi. Lagi pula niatnya mengajak Rain bertemu di tempat ini baik.
"Duduk dulu Rain...." Ucap Rey lembut.
Rain luluh, hingga memutuskan untuk duduk di sebelah Rey. Namun lagi-lagi Rain menciptakan jarak yang cukup jauh di antara mereka.
"Udahh cepet mau ngomong apa" Rajuk Rain.
"Kenapa jauh-jauh sih... " Ucap Rey seraya merangkul bahu Rain hingga tidak ada jarak diantara mereka.
Rain tersipu malu, ia berusaha untuk tidak tersenyum. Namun selalu gagal, Rey memang paling bisa jika soal goda menggoda seperti ini.
"Ihh... Kak Rey nyebelin tau nggak!! " Ucap Rain dengan tangan yang bergerak mencubit perut Rey.
"Nah gitu dong, senyum. Dari tadi cemberut mulu" Jeda Rey, "aku ngajak kamu kesini itu mau minta maaf"
Rain tampak berpikir sebentar sebelum akhirnya membalas ucapan Rey dengan pertanyaan.
"Minta maaf buat apa? "
"Buat kesalahan aku selama beberapa hari ini. Aku udah cuekin kamu, aku yang terlalu sering sama Feli" Jelas Rey.
"Bagus deh kalo sadar" Ucap Rain, "terus soal masalah sama Tino belum mau cerita? "
Rey menggeleng pelan kemudian tersenyum hangat kepada kekasihnya itu. Meskipun kini wajah Rain kembali ditekuk.
"Rain--"
"Sekarang bukan waktu yang tepat?? Iyakan?? " Jawab Rain sendiri.
"Nah itu kamu tau, jangan marah lagi ya. Aku janji, aku akan menceritakan semuanya"
Rain mengangguk samar.
"Tapi... Jangan deket-deket sama Kak Feli!! ""Iya. Kamu juga jangan deket-deket sama Tino" Ucap Rey yang kemudian memberi kecupan singkat di jidat Rain.
Akhirnya setelah beberapa hari mereka tidak saling menyapa, hari ini dua sejoli itu kembali akur. Meskipun masih terbesit rasa penasaran dalam benak Rain, setidaknya hari ini ia bisa sedikit tenang.
***
"Pulang Pa, Tino kangen banget sama Papa" Ucap Tino dari sambungan teleponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN IN THE SUMMER
Short Story"Aku layaknya hujan yang turun saat kau tengah menikmati hangatnya sinar mentari. Aku tau, saat itu kau benci diriku. Namun aku yakin, esok atau lusa saat peluh di dahimu mulai menetes, kau akan mencariku. Kau akan mencari diriku, sebagai hujan yang...