Part I

5.2K 206 11
                                    

"Oppa,"

Lamunan Kyuhyun buyar seketika saat ia merasakan sentuhan di tangannya kanannya. Kyuhyun memfokuskan pandangan ke arah wanita yang tengah terbaring di ranjang rumah sakit menatap sendu ke arahnya itu dengan sebuah senyuman sambil mengusap kepala wanita itu lembut.

"Hmmm? Apa kau butuh sesuatu?" tanya Kyuhyun menjawabi panggilan wanita di depannya.

"Oppa, apa ada sesuatu yang mengusikmu? Aku memanggilmu berkali-kali tapi kau tidak mendengar suaraku,"

"Kau memanggilku berkali-kali? Benarkah? Kenapa aku tidak mendengarnya? Panggil aku sekali lagi maka aku akan mendengarkan mu," pinta Kyuhyun sambil mengarahkan telinga kanannya mendekat ke arah wanita itu. Tau jika kekasihnya tengah bercanda, wanita itu mulai tersenyum dan memukul pelan bahu Kyuhyun.

"Sudah lupakan," jawab wanita itu mendorong bahu Kyuhyun agar kembali duduk tegak. "Bagaimana pekerjaan oppa hari ini?" lanjut wanita itu bertanya.

"Baik, semuanya baik-baik saja,"

Raut kesedihan terpancar di wajah wanita itu saat melihat Kyuhyun menjawab pertanyaannya dengan mudah.

"Oppa kau bohong. Aku tau oppa sangat lelah karena bekerja seharian untuk membiayai rumah sakit, mianhae oppa, aku sudah menjadi beban berat untukmu," tanpa terasa, air mata wanita itu menetes.

"Sssttt, So Hee-ya, jangan bicara seperti itu," Kyuhyun mengusap air mata wanita yang ia panggil So Hee itu dengan lembut. Dengan senyum yang ia tunjukkan, Kyuhyun meraih tangan So Hee dan menggenggamnya erat.

"Jangan bicara seperti itu lagi hmm? Aku baik-baik saja, buktinya aku ada di depanmu saat ini tanpa kurang satu apapun bukan? Dan lagi, kau harus ingat ini. Kau bukanlah beban untukku, jadi berhentilah mengatakan bahwa kau hanyalah beban untukku. Mengerti? Jadi berhentilah mengatakan hal seperti itu atau kau akan membuatku merasa sedih,"

"Oppa," So Hee kembali menitikkan air matanya. Sungguh, ia merasa beruntung karena memiliki seseorang yang selalu setia berada di sisinya. Ia sangat bersyukur karena Tuhan memberikannya seorang laki-laki yang amat sangat baik untuknya.

***

"Morning,"

Ra In yang hampir tiba di lantai bawah rumahnya langsung menoleh ke arah meja makan saat sebuah suara menyapa telinganya, senyumnya mengembang senang begitu ia melihat siapa orang yang sedang menata beberapa makanan di atas meja.

"Eonni, kapan kau sampai?" tanya Ra In tanpa basa-basi.

"Hmm, 30 menit yang lalu,"

"Benarkah? Kenapa aku tidak mendengar suara mobilmu?"

"Jika dilihat dari penampilanmu aku yakin kau baru bangun sekitar 10 menit yang lalu," ucap Ji Yeon mengomentari penampilan Ra In yang masih mengenakan piama tidur dengan rambut yang masih acak-acakan. Sementara Ra In hanya mengendikkan bahu tidak menyangkal ataupun membenarkan perkataan Ji Yeon.

"Dimana Hong jibsa?" tanya Ra In saat tidak mendapati pelayannya berada di sana.

"Jibsa-nim harus mengajari beberapa orang yang baru datang untuk bekerja hari ini," Ra In hanya mengangguk-anggukkan kepalanya sambil menarik kursi dan duduk di sana. Ia meletakkan sebuah map coklat di dekatnya. Ji Yeon mengerutkan keningnya saat melihat map coklat yang cukup menarik perhatiannya.

"Pukul 11 akan ada pertemuan penting untuk membahas pembangunan-"

"Eonni ini masih pagi!" protes Ra In menutup kedua telinganya.

To Let You Go (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang