Part 7

2.6K 178 8
                                    

-Flashback-

"Siapa yang akan memimpin perusahaan setelah ini? Perusahaan sedang dalam masa puncak kejayaannya, bagaimana jika tiba-tiba mengalami kemunduran?"

"Ra In baru 17 tahun. Dia masih belum mengerti tentang mengurus perusahaan. Aku akan menggantikannya untuk mengurus perusahaan. Nanti saat usianya sudah pas untuk mengurus perusahaan, maka aku akan membiarkannya untuk mengurus perusahaan. Lagipula, keponakanku itu pasti masih terkejut dengan kematian kedua orang tuanya sekaligus,"

Beberapa orang yang berkumpul itu terlihat menganggukkan kepalanya setuju dengan usulan Tae Suk.

"Kalau begitu, kita akan rapatkan masalah ini. Kami permisi lebih dulu," ucap salah satu dari mereka. Tae Suk membungkukkan badan berterimakasih.

"Sajangnim, apa anda yakin dengan keputusan anda?" tanya Woo Jae yang sejak tadi setia berdiri di belakang atasannya itu.

"Tentu, Jade Industry adalah perusahaan yang besar. Akan menguntungkan bagiku jika bisa memilikinya, apalagi kekayaan kakakku yang amat melimpah, aku benar-benar bisa membeli apapun yang aku mau," jawab Tae Suk senang.

"Lalu nona Ra In?"

"Kenapa? Dia hanya anak kecil yang tidak tau apa-apa, kita bisa mengirimnya pergi jauh ke tempat yang terpencil. Yang terpenting, aku berhasil menyingkirkan orang-orang sok benar itu. Ayo kita masuk lagi,"

"Ne sajangnim,"

***

"Ra In-ah,"

Sentuhan lembut di bahu gadis yang baru berusia 17 itu membuatnya mendongakkan kepala menatap ke arah orang yang memanggilnya. Ra In mengenal dengan baik siapa yang memanggilnya, dia adalah Kim Ji Yeon. Wanita yang dulu diselamatkan oleh orang tuannya, seseorang yang sudah dianggap anak oleh orang tuanya, dan juga seseorang yang sudah ia anggap sebagai kakaknya.

Seolah tak ingin menanggapi panggilan lembut itu, Ra In kembali menyembunyikan wajahnya di antara kedua kakinya. Ra In yang terdiam sambil memeluk kedua kakinya itu hanya bisa larut dalam pemikirannya. Sedih? Tidak, seharusnya ia memang harus bersedih bahkan menangis mengingat kedua orang tuanya yang telah tiada. Tapi sejak kejadian itu Ra In tidak menangis sama sekali.

"Ra In-ah, makanlah dulu, kau butuh energi. Sudah berhari-hari kau hanya minum air dan tidak mau makan sama sekali,"

"Bawa keluar,"

"Aku akan membawanya keluar jika kau sudah menghabiskan makanannya Ra In-ah,"

"Aku tidak mau makan,"

"Kau harus makan,"

"Eonni jangan memaksaku!" teriak Ra In mengangkat kepalanya menatap Ji Yeon dengan penuh amarah. Bukannya merasa takut, Ji Yeon justru membalas tatapan Ra In.

"Benar tidak mau makan?" Ji Yeon memastikan ucapan Ra In. Ra In hanya menatap marah Ji Yeon.

"Kau harus makan!" ucap Ji Yeon tiba-tiba mengambil sesendok nasi dan meraih rahang Ra In. Ji Yeon berusaha menjejalkan nasi ke dalam mulut Ra In yang terkatup rapat. Berontaknya Ra In cukup membuat Ji Yeon kewalahan. Tapi Ji Yeon akhirnya berhasil membuat Ra In menelan nasi putih itu.

"Juihhhh,"

Melihat Ra In meludahkan makanannya membuat Ji Yeon geram. Ji Yeon membanting keras sendok yang ia bawa ke lantai.

To Let You Go (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang