Part 43

1.5K 192 25
                                    

Oh Tae Suk yang baru datang dengan dua tangan terborgol langsung duduk di depan putra semata wayangnya. Dipisahkan oleh sebuah dinding kaca tidak membuat keduanya lantas seperti berjauhan. Tae Suk memandangi putranya dengan seksama.

"Setelah satu tahun lamanya kau baru datang kemari untuk menjenguk ayahmu yang ada di penjara Oh Suk Jin? Betapa berbakti nya dirimu sebagai seorang anak," ucap Tae Suk dengan senyuman tipis di wajahnya.

"Justru seharusnya aku menjadi anak yang lebih berbakti lagi dengan tidak datang kemari abeoji. Apa boleh buat aku harus menjadi anak yang berbakti saja hari ini," Tae Suk tersenyum miring.

"Aku dengar kau baru kembali dari Prancis, usahamu berkembang pesat sekarang,"

"Sampai kapan abeoji mengirim orang untuk mengawasi ku?" tanya Suk Jin menatap ayahnya.

"Wae? Apa mereka mengganggumu?"

"Hhh, apa aku tidak salah dengar? Benarkah abeoji bertanya apa mereka menggangguku? Apa abeoji akan diam saja jika setiap saat di perhatikan beberapa orang yang terlihat mencurigakan?"

Ucapan Suk Jin membuat Tae Suk mengulum senyumnya. Lihat, Suk Jin benar-benar anaknya bukan? Suk Jin mengambil sebuah amplop dan mengeluarkan tiga lembar foto yang memperlihatkan Woo Jae yang bertemu dengan So Hee. Suk Jin meletakkan foto itu menghadap ke arah Tae Suk.

"Apa ini? Woo Jae benar-benar memiliki alasan untuk tetap setia meskipun abeoji berada di dalam penjara? Apa yang abeoji inginkan So Hee? Memintanya untuk melakukan sesuatu?"

"Ternyata kau sangat penasaran dengan apa yang ayahmu kerjakan di dalam sini hmm. Biar aku pikirkan, kenapa Woo Jae bertemu dengannya? Ah, mungkinkah Woo Jae sedang mendekati So Hee? Bisa jadi bukan?"

"Abeoji jebal,tidak bisakah abeoji menghentikan semua ini? Apapun yang sedang abeoji lakukan saat ini jika dengan Woo Jae itu selalu tidak pernah baik. Berhentilah melakukan hal seperti ini. Apa berada di sini selama setahun lebih sama sekali tidak membuat abeoji merenungkan semua kesalahan yang sudah abeoji lakukan? Apa abeoji masih belum puas membuat Ra In menderita?"

"Aku tidak mengerti apa yang kau katakan, memangnya aku dan Woo Jae melakukan apa? Apa kau tidak melihat bahwa ayahmu berada di tempat seperti ini? Apa yang bisa ayahmu lakukan jika terkurung di tempat seperti ini? Kenapa kau suka sekali menuduh ayahmu yang bukan-bukan,"

"Abeoji," gumam Suk Jin tak percaya melihat ayahnya yang benar-benar tidak menunjukkan penyesalannya selama ini meskipun berada di dalam penjara. Tae Suk tersenyum menatap Suk Jin.

"Dengarkan aku Oh Suk Jin. Kau harus tumbuh menjadi anak yang hebat, perluas area usahamu. Kalau perlu, minta Ra In untuk membiayai perusahaan yang sedang kau bangun. Dia sayang padamu bukan? Maka seharusnya dia akan membantumu sampai puncak yang tertinggi, kau harus bisa mendirikan perusahaan yang lebih dari yang Ra In punya saat ini,"

Suk Jin sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi, sudah cukup. Rasanya, ia sudah tidak mengenali pria yang menjadi ayahnya selama ini. Yang Suk Jin lihat hanya seorang pria yang sudah berumur yang masih memikirkan tahta dan harta. Suk Jin berdiri dari duduknya dan menatap ayahnya dengan tatapan terluka. Sedangkan yang ditatap Suk Jin hanya menatap Suk Jin dengan tatapan biasa dan menyandarkan punggungnya di sandaran kursi.

"Tidak akan aku biarkan abeoji melukai Ra In lagi, apapun caranya,"

Suk Jin bergegas meninggalkan ruangan itu dengan perasaan sedih dan marah menjadi satu karena sifat ayahnya yang tidak berubah sama sekali, Suk Jin juga merasa kesal dengan dirinya sendiri karena terlalu lemah menjadi seorang laki-laki yang tidak bisa melindungi saudaranya. Setelah memasuki mobilnya, Suk Jin memilih untuk menyandarkan punggungnya terlebih dulu dan memejamkan kedua matanya.

To Let You Go (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang