Part 17

2.2K 218 17
                                    

Ra In menghentikan mobilnya tidak jauh dari lereng gunung yang menjadi tempat tujuannya sekarang. Setelah ia bertemu Ji Yeon dan Hae Il tadi, Ra In langsung mengendarai mobilnya keluar dari ibu kota menuju ke Busan.

Sepanjang perjalanan, kepala Ra In dipenuhi oleh penjelasan Hae Il yang terus berulang dalam kepalanya sampai tak terasa ia sampai di sebuah villa di dekat lereng gunung. Ra In memarkirkan mobilnya di garasi dan melangkah keluar dari mobilnya.

"Agassi,"

Sepasang suami istri paruh baya menundukkan kepalanya saat melihat Ra In turun dari mobilnya. Ra In tersenyum dan membalas menundukkan kepalanya memberi hormat pada dua orang yang ia kenal sejak kecil dulu. Mereka seumuran dengan Hong Jibsa.

"Lee Sun Ah Ahjumma, Lee Jae Sin Ahjusshi, bagaimana kabar kalian?"

"Kami berdua baik-baik saja agassi, agassi bagaimana?"

"Baik tentu saja,"

"Agassi, maafkan kami berdua karena tidak datang ke acara pernikahan waktu itu,"

"Tidak apa-apa ahjusshi, cukup doakan kami saja. Itu sudah cukup," jawab Ra In dengan senyuman tulus.

"Silahkan masuk agassi, semua persiapan upacaranya sudah siap. Kami akan kembali ke paviliun. Kalau agassi butuh sesuatu, agassi bisa memberi tahu kami,"

"Terimakasih ahjumma, ahjusshi,"

Kedua orang itu segera pamit dan berlalu pergi menuju ke sebuah paviliun yang letaknya ada tidak jauh di belakang villa. Ra In melangkah ke dalam setelah mengganti high heels nya dengan alas kaki villa. Ini kali ketiganya dalam satu tahun ini Ra In kemari.

Ra In membuka salah satu ruangan yang merupakan tempat tidurnya selama ia berada di sini. Lihat, tidak ada yang berubah disini. Semua masih sama, hanya saja semuanya sangat bersih karena Lee ahjumma selalu membersihkannya.

Ya, Ra In selalu mengunjungi villa ini tiga kali dalam satu tahun di tiap tanggal dan bulan yang sama barang dua atau tiga hari sejak kematian kedua orang tuanya beberapa tahun yang lalu. Dan itu, tidak bisa diganggu gugat. Ra In akan menyerahkan segala sesuatu tentang perusahaan pada Ji Yeon tanpa terkecuali. Ra In melangkah mendekati ranjang dan merebahkan tubuhnya di sana. Ra In tiba-tiba tersenyum getir.

"Aku benar-benar terjerat padanya. Mendengarnya sendiri mengucapkan nama wanita itu benar-benar bisa membuat mood ku turun," Ra In membuka kedua matanya. "Baiklah, seperti apa seharusnya pertemuan antara seorang istri dan seorang wanita pengganggu itu berjalan dengan baik? Apa mendatanginya dengan satu ember air? Mendatanginya dengan satu ember uang? Emas? Berlian?"

Ra In menggumam kan keputusan final nya dengan memejamkan kedua matanya saat kembali teringat akan suaminya.

Ra In bangkit dari posisinya dan memilih untuk segera melepas mantelnya lalu melangkah masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Ia butuh air dingin untuk menjernihkan kepalanya.

***

"Ji Yeon-ah,"

"Ahjumma, dia harus diberikan beberapa pernyataan agar dia tau apa yang harus dilakukan,"

"Turunkan nada bicaramu Ji Yeon-ah,"

Ji Yeon menghela napas pasrah.

"Ahjumma, tidak apa-apa,"

Kyuhyun meyakinkan Hong jibsa. Kyuhyun melangkah mendekat ke meja makan saat Ji Yeon memberikan kode lewat tangannya. Kyuhyun duduk di sebrang Ji Yeon tenang.

To Let You Go (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang