Part 54

1.7K 228 55
                                    

Dan akhirnya, setelah pemikiran yang panjang. Jatuhlah di part ini. Dengan part terpanjang dari part yang lain di cerita ini karena lebih dari 2700 kata 😎
Selamat datang bagi pembaca baru, dan selamat membaca bagi pembaca setia 😽
Maaf kan jika ada yang kurang greget dan kurang marem di hati pembaca. Karena menurutku, seperti inilah jalan yang terbaik🙊

.
.

"Annyeong, Lee So Hee-ssi,"

So Hee terdiam begitu mendapati Ra In berdiri di depan apartemennya.

"Apa yang kau lakukan disini?"

"Yang kulakukan di sini? Tentu saja membahas banyak masalah denganmu," ucap Ra In dengan senyuman di wajahnya. "Kau tidak akan membiarkanku masuk?"

So Hee memutar matanya dan sedikit mundur membiarkan Ra In masuk. Dengan percaya diri, Ra In melangkah masuk dan segera duduk di sofa ruang tamu. So Hee pun ikut duduk tidak jauh dari Ra In memilih sibuk mengutak-atik ponselnya.

"Kau akan diam saja seperti itu sepanjang waktu? Cepat selesaikan urusanmu dan pergi dari sini," ucap So Hee karena merasa bosan dengan kehadiran Ra In yang sejak datang tidak mengatakan apapun lagi. Ra In yang sejak awal selalu memperhatikan ekspresi wajah So Hee hanya bisa tersenyum tipis.

"Ternyata benar,"

"Mwo?"

"Kau memang terlihat sangat bahagia tanpa beban,"

So Hee mengernyitkan sebelah matanya dengan ucapan Ra In.

"Aaa, aku tau apa yang kau bicarakan sekarang," ucap So Hee sumringah seperti baru saja mendapatkan sebuah hadiah. "Bagaimana? Apa hasilnya sudah seri? Apa akhirnya dia benar-benar hilang? Dia mati?" tanya So Hee menunjuk ke arah perut Ra In.

"Kau sebahagia itu?" tanya Ra In menahan rasa sakit di dalam hatinya ketika dengan tanpa rasa bersalahnya So Hee mengatakan kata 'mati' yang ditujukan untuk anaknya yang bahkan belum pernah sekalipun melihat dunia.

"Tentu saja, tidak perlu bertanya pun aku amat sangat bahagia. Kau sudah mengambil milikku, karena itu aku juga harus mengambil milikmu. Kita impas," ucap So Hee menyandarkan punggungnya. Ra In tertawa kecil.

"Benar, kita impas. Kuperhatikan kau memang jauh lebih bahagia. Terlebih lagi karena kedatangan kakak laki-lakimu bukan?" tanya Ra In sambil menelengkan kepalanya pada So Hee.

Senyum bahagia So Hee lenyap, ia terdiam menatap Ra In tak percaya. Tatapan marah mulai ditunjukkan So Hee. Jadi ini sebabnya kenapa tiba-tiba kakak laki-lakinya itu menemukannya? Semua ini karena ulah Jung Ra In.

"Jadi kau orangnya?" ucap So Hee dengan nada rendah ke arah Ra In yang tersenyum. "KAU YANG MEMBUAT LAKI-LAKI ITU DATANG KEMARI!! Beraninya kau!!"

Dukk

So Hee melempar marah ponselnya sampai mengenai pelipis Ra In. Ra In yang sedikit terkejut karena gerakan reflek So Hee yang melempar ponsel ke arahnya mencoba untuk menetralkan ekspresi wajahnya.

"Wae? Kau tidak seharusnya bersikap seperti ini karena kita membicarakan kakakmu," Ra In menyentuh pelipisnya yang tiba-tiba merasa perih, lagi-lagi Ra In hanya tertawa kecil karena mendapati bahwa pelipisnya terluka. "Kau berlebihan, So Hee-ya," lanjut Ra In membersihkan darah yang ada di jarinya.

"Biar aku ingat sesuatu, hmm, sebatang kara? Kau bilang pada suamiku kalau kau hidup sebatang kara?" Ra In tertawa geli. "Jangan begitu So Hee-ya, kau masih punya kakak kenapa harus mengatakan hal seperti itu,"

To Let You Go (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang