Part 38

1.5K 175 18
                                    

Ini hari minggu, beberapa pelayan yang tengah bekerja menundukkan kepalanya ketika Kyuhyun berjalan melewati mereka. Dengan napas yang terdengar sedikit lelah, Kyuhyun melangkah ke arah dapur dengan keringat di dahinya langsung mengambil sebotol air putih dari dalam kulkas dan meminumnya hampir setengah botol.

Hong jibsa yang baru memasuki dapur langsung tersenyum begitu mendapati Kyuhyun berada di sana dengan celana training hitam lengkap dengan kaos tanpa lengan dan sebuah earphone yang sudah berada di kedua bahunya.

"Oh, ahjumma, selamat pagi," sapa Kyuhyun begitu ia menyadari keberadaan Hong jibsa.

"Pagi Kyuhyun-ah, menikmati minggu pagi dengan baik?"

"Ne," jawab Kyuhyun dengan senyuman lebarnya lalu meletakkan botol minumannya kembali ke dalam kulkas. "Kalau begitu, aku harus kembali ke kamar," pamit Kyuhyun yang disetujui dengan anggukan oleh Hong jibsa.

Kyuhyun melangkah keluar dari dapur dan segera melangkah ke kamarnya. Ra In yang masih terbungkus selimut di atas ranjang menjadi pemandangan pertama Kyuhyun begitu ia masuk dan menutup pintu kamarnya. Tak ingin mengganggu, Kyuhyun beralih ke ruang wardrobe untuk mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih santai.

Saat Kyuhyun hendak keluar, kedua matanya berhenti di sebuah kotak persegi di dalam lemari milik Ra In. Terdorong rasa penasaran sejak dulu karena selama ini ia tak pernah melihat Ra In mengeluarkan kotak tersebut, langkah kakinya dengan mantap mendekat dan meraih kotak persegi itu. Tanpa berpikir panjang, Kyuhyun langsung membuka kotak itu dan mematung.

"Ini," gumamnya pelan ketika melihat isi kotak persegi yang ada di tangannya.

-Flashback-

"Karena itulah, aku minta maaf Kyuhyun-ah, aku harus melakukan ini. Aku tidak punya pilihan lain," ucap seorang pria berusia lima tahun lebih tua darinya dengan tatapan bersalah. Meskipun berat, Kyuhyun mencoba untuk tersenyum.

"Aku mengerti bos. Terimakasih atas kepercayaan anda selama ini padaku, semoga semuanya lekas membaik," jawab Kyuhyun dengan menunjukkan senyumannya.

"Ambil ini," pria itu mengeluarkan sebuah amplop putih dari saku celemek nya. "Biar bagaimanapun, kau adalah satu-satunya orang yang bekerja di tempat ini dan membantuku selama ini, gaji terakhirmu, sekaligus bonus mu yang aku kumpulkan selama ini,"

Kyuhyun menerima amplop berisi uang itu dengan tatapan tak percaya. Ia mendongakkan kepalanya menatap pria paruh baya didepannya yang tengah tersenyum tulus.

"Berjanjilah kau akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi dari pada menjadi seorang pelayan dan kurir makanan di sini,"

"Terimakasih," ucap Kyuhyun lirih masih tak percaya dengan banyaknya uang yang diberikan atasannya itu. Kyuhyun menundukkan kepalanya sebelum akhirnya melangkah pergi.

Kyuhyun melangkah gontai, ia juga beberapa kali terlihat menghela napas lelah. Bagaimana sekarang? Mencari pekerjaan sangat sulit. Terlebih jika dirinya saja tidak tamat dari bangku sekolah menengah atas. Hembusan napas Kyuhyun terlihat mengepul di udara mengingat suhu malam hari di Seoul.

Tanpa sengaja, pandangan mata Kyuhyun berhenti pada seorang gadis yang duduk di pinggir trotoar dan menyembunyikan wajahnya di kedua lututnya. Suara tangisan gadis itu bahkan terdengar sampai di tempatnya berdiri meskipun jaraknya cukup jauh. Melihat gadis itu menjadi pusat perhatian banyak orang, Kyuhyun yang tidak tega langsung melangkah mendekati gadis yang bahkan masih memakai piyama tidur. Kyuhyun segera melepaskan jaketnya dan menyampirkan jaketnya menutupi belakang kepala dan punggung gadis itu.

To Let You Go (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang