Soobin sedang berdiri di teras rumahnya sambil menunggu jemputan, iya calon suaminya itu akan menjemputnya.
Padahal enaknya Soobin mau naik mobil aja, biar bisa tiduran disana.
Tapi kata mamanya, calon suaminya itu sering pakai motor yaudah sih, gak bisa maksain juga.
Lalu Soobin mendengar suara motor, Soobin akhirnya berjalan ke gerbang lalu membukanya dan melihat calonnya itu sedang membuka helmnya lalu merapikan rambutnya masih dengan duduk di motor besarnya, padahal gak ada gunanya juga rapiin rambut karena bakal pakai helm lagi.
"Sudah lama nunggu? Maaf motor gue tadi tiba-tiba gak mau hidup," ucap Yeonjun sambil menatap kearah Soobin yang mengangguk-angguk ngerti padahal dalam hati Soobin sudah mendumel.
Alah alasan, pasti tadi habis nganterin pacar yang entah ke berapa, batin Soobin sambil menatap Yeonjun yang memberikan helm ke Soobin.
Soobin segera duduk di motor dengan berpegangan bahu Yeonjun.
Untung aja nih orang gak ngomong, pegangan aja gue mau ngebut, batin Soobin sambil menatap kearah jalanan karena motor Yeonjun sudah mulai berjalan.
"Kakak tadi alasan aja kan? Aslinya pasti habis nganter cewek," ucap Soobin tiba-tiba tanpa sadar membuat Yeonjun cuma menatap Soobin dari kaca spion dengan bingung.
Soobin yang sadar dengan ucapannya langsung menoleh kearah lain asal jangan ketemu sama mata Yeonjun.
"Gue bingung sama ucapan lo tadi, tapi gue jujur ya, emang gue belum terlalu nyaman sama perjodohan ini, tapi bukan berarti gue main-main sama hal seperti ini," jawab Yeonjun sambil menoleh kearah Soobin yang sedang menatap kearah lain.
"Lagian, gue emang pernah pacaran dan itu pas smp, setelah itu gak pernah lagi, karena kata orang tua gue, buat apa pacaran lama-lama kalo nanti bakal dijodohin," lanjut Yeonjun sambil menjalankan motornya lagi setelah melihat lampu sudah berubah menjadi warna hijau.
Soobin cuma bisa mendengar ucapan Yeonjun dan dia sadar dengan ucapan Yeonjun tadi, orang tuanya juga mengucapkan hal yang sama.
"Ah iya, gue jadi ragu, apa mungkin lo yang ada pacar?" tanya Yeonjun membuat Soobin menggeleng.
"Gak, gue gak pernah pacaran, kata orang tua gue juga buat apa pacaran kalau ujung-ujungnya dijodohin, motto orang tua kita sama," jawab Soobin sambil menoleh kearah kaca dan melihat Yeonjun yang mengangguk.
Setelah itu mereka diam karena bingung mau bicara apa lagi.
"Ah, karena sebentar lagi gue jadi suami lo, lo bisa pegang semua akun sosmed gue," ucap Yeonjun tiba-tiba membuat Soobin kaget, kok bisa semudah itu?
Mereka sudah sampai di kampus lebih jelasnya sih di depan gedung fakultas tempat Soobin belajar.
"Ah gak perlu, kita semua butuh privasikan?" tolak Soobin sambil menggeleng, padahal aslinya dia mau aja, karena dia masih penasaran apakah foto di instagram milik Yeonjun hanya segitu atau diarsipkan.
Yeonjun menggeleng lalu menepuk pelan bahu Soobin, "Kita emang butuh privasi, tapi setelah kita menikah nanti gak ada yang butuh dirahasia-rahasiakan, jadi gapapa pegang aja akun gue, kalo lo gak mau beri akun lo ke gue gapapa."
Soobin akhirnya mengangguk pasrah dan menurut sajalah dengan ucapan calon suaminya itu.
"Nanti pulang jam berapa?" tanya Yeonjun sambil memperhatikan Soobin yang sedang melihat sesuatu di handphonenya.
Soobin reflek menggeleng tidak tahu.
"Kakak ada kelas hari ini?" tanya Soobin tiba-tiba membuat Yeonjun menggeleng, dia kosong hari ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mate -yeonbin✔
FanfictionSoobin tau kalau keluarganya akan menjodohkan dirinya, tapi gak secepat ini. Yeonjun top! Soobin bott! ps : Marriage life, very fluffy moment, boys love. #1 in Yeonbin || 220320 #1 in Soobin || 151219 #1 in Yeonjun || 160520 #1 in Hueningkai || 1311...